Keluarga ini memutuskan untuk hidup tanpa teknologi!
Merdeka.com - Saat ini banyak orang yang tidak bisa hidup tanpa smartphone. Smartphone menjadi benda wajib yang harus dibawa ke mana saja. Tapi yang dilakukan sebuah keluarga di Kanada ini patut diacung jempol. Mereka memutuskan hidup tanpa teknologi demi terwujudnya kehidupan sosial yang seimbang seperti zaman dulu.
Kehadiran smartphone canggih memang merampas kehidupan sosial banyak orang. Hal ini yang dipikirkan oleh Blair McMillan. Tahun lalu dia meminta anaknya yang berusia lima tahun untuk bermain di luar saat musim panas daripada menghabiskan waktu di rumah untuk bermain video game dan iPad.
Kemudian dia berpikir tentang masa kecilnya dulu di mana ponsel canggih, komputer dan internet belum hadir. Ia masih bisa bersosialisasi dengan masyarakat sekitar. Saat masih kecil, Blair justru serin menghabiskan banyak waktu untuk bermain di luarBerbeda dengan pemuda sekarang yang kecanduan teknologi dan lebih suka diam di rumah.
-
Dimana keluarga ini tinggal? Rumah yang ia tempati merupakan warisan orang tuanya. Jalan berliku harus dilalui untuk sampai di rumah Kasimin. Perjalanan kemudian harus dilanjutkan dengan berjalan kaki menuruni tebing.
-
Siapa yang bisa membantu anak lepas dari kecanduan gadget? Jika kamu merasa kesulitan untuk mengawasi anak membantunya lepas dari kecanduan gadget, jasa pengasuh profesional bisa menjadi solusi yang tepat.
-
Bagaimana orang tua bisa membatasi penggunaan gadget pada anak? 'Buat kesepakatan dengan anak-anak berapa jam pakai gadget dalam sehari, kalau bisa tidak lebih dari tiga jam sehari,' katanya.
-
Mengapa orang khawatir soal smartphone? Selama bertahun-tahun, masyarakat khawatir bahwa gelombang radio yang dipancarkan oleh smartphone—jenis radiasi non-ionisasi—dapat memicu kanker otak.
-
Bagaimana adiksi smartphone mempengaruhi hubungan sosial? Yenny menekankan bahwa adiksi terhadap gawai tidak hanya memengaruhi aktivitas harian seseorang, tetapi juga dapat berdampak pada hubungan sosial dan keuangan.
-
Apa yang membuat seseorang merasa cemas saat tidak ada akses gadget? Sindrom ini membuat seseorang merasa cemas secara berlebihan ketika tidak memiliki akses ke gadget mereka.
Akhirnya Blair memutuskan untuk menyerahkan semua gadgetnya dan kembali pada kehidupan di tahun 1986. Ia dan keluarga hidup tanpa ponsel, tablet, komputer, internet , bahkan televisi modern. Mereka menjalani kehidupan sosial dengan berinteraksi secara langsung. Mereka mengunjungi tetangga daripada mengobrol di Facebook, mengirim surat lewat tulisan daripada email. Selain itu Blair juga memakai peta dibanding GPS, seperti dilansir Odditycentral (4/9).
Pada awalnya hal tersebut tentu sulit dilakukan. Tapi lama kelamaan mereka bisa menyesuaikan kehidupan barunya. "Hal paling aneh tanpa ponsel adalah bahwa saya merasakan saku saya bergetar dan ingin segera mengeceknya," kata pria 26 tahun itu. Tapi yang paling penting adalah, ia makin dekat dengan keluarganya untuk berinteraksi.
Untuk mengahayati kehidupan di tahun 80-an, Blair juga memakai busana khas 80-an. Hal ini malah menjadikan Blair sebagai pusat perhatian. Tak sedikit masyarakat yang memuji keputusan Blair. Dia sendiri tidak benci teknologi, melainkan hanya ingin merasakan esensi kehidupan yang sesungguhnya.
(mdk/vic)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Setiap hari, sang istri mengasuh anaknya sambil bersabar menunggu suami pulang berburu ke hutan untuk makan sore ini.
Baca SelengkapnyaPotret rumah sederhana milik seorang pria di pinggiran hutan.
Baca SelengkapnyaTidak memiliki lahan untuk bertani, keluarga Anis memberanikan diri untuk transmigrasi ke Kalimantan Utara.
Baca SelengkapnyaSebuah keluarga yang memiliki dua bocah perempuan terpaksa harus tinggal di kampung mati tengah hutan dan setiap hari makan nasi pakai garam.
Baca SelengkapnyaBerada di ujung Tasikmalaya, daerah tersebut nampak dikelilingi hutan belantara.
Baca SelengkapnyaTidak ada yang tahu alasan Grace sama sekali tidak berinteraksi dengan lingkungan.
Baca SelengkapnyaMeski hidup sederhana dengan keterbatasan yang ada, namunia merasa sangat nyaman menikmati hari-hari tuanya.
Baca SelengkapnyaPenolakan terhadap konsep childfree sering kali berkaitan dengan norma-norma agama, sementara dukungan terhadapnya lebih didasarkan pada pertimbangan ekonomi.
Baca SelengkapnyaMereka tak ikut-ikutan bergaya 'selebriti' meski sang anak terkenal dan tajir.
Baca SelengkapnyaDi era modern saat ini ternyata di Indonesia masih ada salah satu kawasan yang tidak dialiri listrik.
Baca SelengkapnyaSaat musim hujan tiba, kampung itu benar-benar terisolir karena jalan ke sana terhalang aliran air sungai yang deras
Baca SelengkapnyaPerjuangan dan pengorbanannya ini tak hanya menyentuh hati banyak orang, tetapi juga menuai simpati luas dari warganet.
Baca Selengkapnya