Kenali dan Waspadai, Ada 5 Jenis Pelecehan Seksual di Ruang Publik
Merdeka.com - Pelecehan bisa terjadi kepada siapa saja dan di mana saja, termasuk di tempat umum atau lingkungan kantor. Masalahnya tak sedikit orang yang tidak memahami batasan antara perlakuan tidak menyenangkan dan pelecehan. Pengalaman tidak menyenangkan seperti digoda dengan siulan dari seberang jalan oleh orang tak dikenal pun ternyata juga termasuk pelecehan.
Alima jenis yang dijabarkan oleh Anindya Restuviani, Co-Director Hollaback! Jakarta, ruang yang memfasilitasi ruang aman bagi para korban dan mengedukasi masyarakat soal kekerasan dan pelehan seksual di ruang publik. Berikut ini penjelasannya.
1. Pelecehan Fisik
-
Apa bentuk pelecehan yang dilakukan pelaku? Dia mengatakan korban sempat takut untuk mengaku hingga akhirnya pihak keluarga membawa korban ke fasilitas kesehatan untuk melakukan pengecekan.'Yang bersangkutan menyampaikan takut. Setelah itu keluarga korban mengecek ke rumah sakit dan ternyata betul korban hamil, dan diakui oleh korban bahwa ia mengalami kekerasan seksual oleh pamannya sendiri,' kata dia, seperti dilansir dari Antara.
-
Kapan pelecehan seksual terjadi? 'Korban penyandang disabilitas sudah dewasa, keluarga mengecek korban ke rumah sakit dan ternyata betul hamil,' kata Tri di Cimahi, Selasa (3/9).
-
Apa bentuk kekerasan seksualnya? 'Keluarga korban direlokasi, namun untuk mempersiapkan tersebut korban masih tinggal dengan pamannya. Pada kesempatan itu pamannya tersebut itu melakukan kekerasan seksual kepada yang bersangkutan itu sebanyak 4 kali. Sehingga mengakibatkan korban hamil dan saat ini korban sudah melahirkan,' kata Kapolres Cimahi, AKBP Tri Suhartanto melanjutkan.
-
Bagaimana pelaku melakukan pelecehan terhadap korban? 'Pamannya melakukan kekerasan seksual kepada yang bersangkutan itu sebanyak empat kali kali sehingga korban hamil dan sudah melahirkan,' kata Tri.
-
Siapa yang perlu waspadai penyakit menular seksual? Berbagai jenis penyakit infeksi menular seksual (IMS) dapat mengintai para remaja, seperti gonore, klamidia, dan sifilis, termasuk infeksi virus HIV.
-
Apa saja jenis penyakit menular seksual? Berbagai jenis penyakit infeksi menular seksual (IMS) dapat mengintai para remaja, seperti gonore, klamidia, dan sifilis, termasuk infeksi virus HIV.
"Pertama fisik, kita pasti tahu bentuknya seperti apa yaitu memegang, meraba," kata Anindya Restuviani saat ditemui di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, baru-baru ini.
Menyentuh seseorang di bagian tubuh manapun tanpa persetujuan, apalagi jika menyebabkan orang yang bersangkutan merasa tidak nyaman merupakan bentuk pelecehan yang sering tidak disadari.
Beberapa orang mungkin menganggap memegang pergelangan tangan, meremas pundak, atau mengelus lengan adalah hal yang wajar. Namun perlakuan seperti ini harus dilakukan dengan persetujuan si pemilik tangan, pundak, atau lengan.
2. Pelecehan Verbal
"Kedua seperti siul atau catcalling," lanjut Vivi, begitu dia biasa disapa.
Vivi memberi contoh situasi di kantor atau teman-teman yang suka bercanda berbau seksual, tetapi membuat seseorang tidak nyaman. Namun, terkadang seseorang tidak tahu jika itu termasuk pelecehan seksual.
3. Pelecehan Mental
"Ketiga mental, salah satunya eksibisionis, ada juga yang melihat dari atas sampai bawah kesannya 'menelanjangi'. Itu tidak verbal atau fisik tapi membuat mental seperti 'ditelanjangi'" tambahnya.
Walaupun tak ada sentuhan fisik atau kata-kata tak pantas yang terlontar, memandangi seseorang dengan cara yang membuatnya tidak nyaman juga termasuk pelecehan.
4. Pelecehan atau Kekerasan secara Ekonomi
Jenis keempat adalah kekerasan secara ekonomi. Jika di ruang publik, Vivi mencontohkan ada bos yang melakukan pelecehan seksual pada bawahnnya.
"Karena bawahan tidak berani melakukan sesuatu atau diancam, kalau tidak mau nanti dipecat," ungkap Vivi.
Adanya kekerasan seksual di ruang publik, dikatakan Vivi, akhirnya dapat membuat perempuan pergi bekerja dengan rasa was-was.
"Secara tidak langsung membatasi ekonomi dan mobilitas mereka bekerja," paparnya.
5. Pelecehan di Dunia Maya
Sementara yang terakhir adalah kekerasan seksual di ranah digital atau online. Kata kuncinya adalah unwanted atau tidak diinginkan.
"Saat kita tidak nyaman dengan perilaku orang lain, itu sebetulnya sudah masuk dalam melecehkan, meski tak harus secara seksual," jelas Vivi.
Langkah Suportif untuk Menyikapi: Jangan Salahkan Korban
Pelecehan dan kekerasan seksual di ruang publik memang dapat menimpa siapa saja dan di mana saja. Hal yang dapat dilakukan untuk membantu korban adalah mendengarkan cerita tanpa adanya penghakiman.
"Kalau misalnya teman-teman tidak berani untuk melawan, ya tidak usah dan tidak apa-apa karena bukan tanggung jawab dan kesalahan korban," jelas Vivi.
Bentuk self-care pun dikatakan Vivi dapat bermacam-macam. Adalah kembali meyakinkan jika itu bukan kesalahan korban. "Bisa di-assess dulu perasaan habis mengalami perasaan seperti apa, kaget, malu, sedih, marah, campur aduk," tambahnya.
Laki-Laki pun Bisa menjadi Korban Pelecehan
Kekerasan seksual dialami oleh 80 persen perempuan dan 20 persen laki-laki.
"Tapi kalau kita lihat dari angka, pelaku 90 persen tetap laki-laki. Jadi, 20 persen laki-laki bisa jadi korban pelecehan oleh laki-laki juga," jelasnya.
"Edukasinya adalah perlakuan melecehkan tidak boleh dilakukan, baik pada laki-laki dan perempuan," kata Vivi.
Reporter: Putu ElmiraSumber: Liputan6.com
(mdk/tsr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pelecehan seksual belakangan menjadi perbincangan masyarakat Indonesia. Perempuan menjadi korban utama pelecehan seksual yang marak terjadi.
Baca SelengkapnyaPendidikan seks terhadap perlu disampaikan dengan bahasa yang mudah dipahami oleh anak
Baca SelengkapnyaBeragam jenis bullying bisa menjadi ancaman bagi anak.
Baca SelengkapnyaMotif pelaku karena penasaran setelah beberapa kali melihat video porno dari media sosial.
Baca SelengkapnyaBerikan pemahaman pada anak pentingnya menjaga tubuh mereka agar terhindar dari pelecehan seksual
Baca SelengkapnyaIkatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) membagikan tujuh kiat bagi orang tua dalam rangka mencegah terjadinya kekerasan seksual pada anak di lingkungan sekitarnya.
Baca SelengkapnyaKasus kekerasan seksual di Indonesia hingga saat ini masih marak di lingkungan masyarakat maupun lingkungan pendidikan
Baca SelengkapnyaSebuah video memperlihatkan seorang perempuan yang dilecehkan di KRL melawan pelakunya, ia sampai berani menantang pelaku.
Baca SelengkapnyaPengajaran pendidikan seksual pada anak memerlukan pemahaman yang tepat dan menyeluruh dari orangtua.
Baca SelengkapnyaKAI Commuter berkomitmen untuk menindak tegas dan tidak mentolerir pelaku tindak kriminal dan tindak asusila.
Baca SelengkapnyaSaat ini para pelaku sudah ditahan di Polres Metro Jakarta Utara.
Baca SelengkapnyaBystander effect atau efek pengamat merupakan fenomena sosial yang jamak terjadi di sekitar.
Baca Selengkapnya