Keseluruhan katedral bawah tanah ini diukir dari batu garam
Merdeka.com - Catedral de Sal de Zipaquira adalah sebuah gereja Katolik Roma yang berada di Kolombia. Terletak di dekat kota Zipaquira, katedral ini menampilkan arsitektur yang unik karena berada di bawah tanah. Gereja ini dibangun dengan memahat lapisan batu garam purba.
Katedral yang terletak 200 meter di bawah permukaan tanah ini merupakan bukti kesabaran dan kegigihan para pendirinya, yaitu para penambang garam Zipaquira. Dilaporkan Atlas Obscura, pembangunan gereja ini dimulai pada tahun 1930-an oleh para penambang yang bermaksud membuat sebuah tempat peribadatan kecil tempat mereka bisa memanjatkan doa memohon keselamatan dalam pekerjaan. Pasalnya tugas mereka sebagai penambang garam di kedalaman bumi memang sangat berisiko. Sebagian dari arsitektur katedral telah dipahat terlebih dahulu oleh orang-orang Muisca yang sempat mendiami wilayah Zipaquira berabad-abad lalu.
Pada tahun 1954 proyek pembangunan lebih lanjut dilakukan. Kali ini katedral dibuat lebih luas dan megah hingga menjadi katedral yang dipersembahkan bagi santo pelindung para penambang.
-
Dimana gereja abad pertengahan itu ditemukan? Pada pertengahan Februari lalu, para arkeolog di Venesia, Italia, menemukan gereja abad pertengahan yang telah lama hilang di Piazza San Marco.
-
Dimana gereja tersebut ditemukan? Para ahli arkeologi dari Westphalia-Lippe Regional Association (LWL) menemukan bekas gereja dari abad ke-10 di dekat Erwitte-Eikeloh, Jerman.
-
Dimana letak makam kuno yang di gali? Tim arkeolog dari Survei Arkeologi India (ASI) menemukan kereta perang, pedang, dan helm berusia 4.000 tahun menggali di makam raja di Sinauli, negara bagian Uttar Pradesh.
-
Apa yang ditemukan di gereja abad pertengahan? Selain makam, para arkeolog juga menemukan reruntuhan dinding dan lantai gereja San Geminiano.
-
Kapan Gereja Tua Kaliceret dibangun? Gereja ini usianya sudah lebih dari 100 tahun.
-
Di mana lokasi Gereja Tua Kaliceret? Di Desa Mrisi, Kecamatan Tanggungharjo, Kabupaten Grobogan, terdapat sebuah gereja tua yang sudah berusia ratusan tahun.
Photo by Wikimedia Commons/Remi Jouan
Photo by Atlas Obscura
Setelah diresmikan, gereja ini segera menjadi daya tarik bagi para jemaat dan wisatawan. Sayangnya katedral ini hanya beroperasi selama 36 tahun sebelum akhirnya pemerintah resmi menutupnya. Struktur batuan garam yang rapuh menimbulkan kekhawatiran akan kemungkinan runtuhnya bangunan gua.
Photo by Atlas Obscura
Walaupun begitu, pada tahun 1991 katedral kembali dibangun, kali ini dengan konstruksi yang lebih memadai. Tak hanya ruang untuk beribadah, gereja katedral ini juga dihiasi berbagai patung dan dekorasi yang menggambarkan tiga tahapan hidup Yesus Kristus. Nyaris semuanya dipahat dari batu garam mentah. Sekarang gereja yang bisa menampung 10.000 orang ini dikunjungi sekitar 3.000 pengunjung setiap akhir minggu. (mdk/tsr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Teknologi beton di Candi Blandongan disebut sebagai yang pertama di Nusantara.
Baca SelengkapnyaBangunan ini dulunya sempat miring karena tertiup angin, namun bisa tegak kembali karena tertiup angin dari arah yang berbeda
Baca SelengkapnyaLuas kota kuno bawah tanah ini empat kali lipat lebih besar dari dugaan sebelumnya.
Baca SelengkapnyaFaktanya, konsep makam telah ada sejak lama, ribuan tahun yang lalu bahkan. Yuk, simak makam-makam tertua yang ada di dunia!
Baca SelengkapnyaTim peneliti dalam Proyek Lyobaa pada 12 Mei lalu mengumumkan mereka telah menemukan sebuah kompleks gua dan lorong di bawah gereja.
Baca SelengkapnyaSitus peninggalan era Mataram Kuno ini pernah jadi sasaran para pemburu harta karun.
Baca SelengkapnyaSebuah istana megah peninggalan nenek moyang yang usianya mencapai 700 tahun ditemukan di ladang petani.
Baca Selengkapnya