Komunitas ini buat bambu memiliki nilai jual tinggi
Merdeka.com - Bambu masih dipandang sebagai barang yang kurang bernilai. Namun hal inilah justru yang membuat Adang Muhidin dan Abah Yudi Rahmat ingin mengubah persepsi tersebut. Melalui sebuah komunitas bernama Indonesian Bamboo Community (IBC), bambu disulap menjadi produk-produk yang lebih bernilai.
Komunitas ini berdiri pada 30 April 2011. Awalnya Adang yang memiliki basic teknik ilmu material bertemu dengan Abah Yudi Rahmat yang merupakan pengrajin bambu. Adang ingin mengembangkan produk bambu yang selama ini kurang bernilai.
" Kenapa orang-orang tidak berpikir kreatif untuk mengembangkan produk bambu. Tahun 2011 saya bertemu Abah Yudi Rahmat yang merupakan pengrajin bambu hingga akhirnya kita mendirikan Indonesian Bamboo Community," ujar Adang kepada merdeka.com, Sabtu (17/10)
-
Kenapa makanan khas Bandung banyak peminatnya? Beragam makanan khas Bandung ini umumnya mengedepankan cita rasa bumbu rempah-rempah tradisional khas Nusantara.
-
Kenapa Bandungan menarik wisatawan? Keindahan alam dan keberagaman atraksi wisata ini menarik minat wisatawan dari berbagai kalangan untuk menikmati liburan yang menyegarkan dan memperkaya pengalaman wisatawan.
-
Siapa yang datang ke Medan? Selain bersilaturahmi, kunjungan kerja (kunker) Komisi II DPR RI yang diketuai Junimart Girsang ini dalam rangka mendengar dan mengetahui kesiapan Pemilu 2024 di Kota Medan.
-
Kenapa orang Eropa senang di Bandung? Mereka, merasakan seolah 'pulang kampung' saat berada di sana.
-
Apa yang terkenal dari Kota Bandung? Tentu semua orang sudah tahu kalau alat musik tradisional angklung berasal dari Jawa Barat. Berkat Saung Angklung Udjo, alat musik angklung jadi terkenal hingga ke mancanegara.
-
Siapa yang kuliah di Bandung? Kika, anak dari Ersa, dan Jema, anak dari Novita, Baik Kika maupun Jema tengah menjalani studi di Bandung, Jawa Barat.
Saat awal berdiri jumlah anggota komunitas masih sedikit. Namun seiring berjalannya waktu jumlah anggota mulai bertambah banyak. Saat ini anggota ada 300 orang dari seluruh wilayah Indonesia. Namun untuk Bandung ada sekitar 30 orang.
Ada beragam kegiatan yang dilakukan di komunitas ini. Komunitas ini sendiri memiliki divisi produk dan divisi musik. Untuk divisi produk anggota dapat belajar membuat beragam produk alat musik yang berasal dari bambu. Sebut saja Contra bass, cello, gitar, perkusi, kecapi,biola hingga saxophone yang terbuat dari bambu. Sementara untuk divisi musik, para anggota berlatih untuk memainkan alat musik dari bambu.
Alat musik yang dibuat oleh komunitas ini juga untuk dijual kepada masyarakat. Peminat yang datang rupanya tak hanya datang dari dalam negeri, tetapi juga dari luar negeri.
" Ada 12 negara yang menggunakan produk dari komunitas ini, seperti Meksiko, Belgia, Perancis, Yunani, Jepang, Amerika Serikat dan Inggris," kata Adang.
Tak hanya itu, dari alat musik bambu ini para anggota di komunitas berkesempatan untuk tampil di berbagai acara festival seperti Java Jazz Festival dan Blues Festival.
Berkat berbagai upaya yang dilakukan untuk mengembangkan bambu, IBC mendapat berbagai penghargaan. Salah satunya Anugerah Inovasi Jabar tahun 2014 untuk kategori bidang seni dan budaya dari Pemprov Jabar. Tak hanya itu komunitas ini juga pernah membuat angklung setinggi 14 meter yang kemudian masuk dalam catatan MURI.
Jika Anda penasaran dengan komunitas ini bisa datang langsung ke sekretariat di Jalan Malong Asih No 23 atau mengunjungi akun Twitter @ibc_30, Instagram @inabamboon dan fanpage Facebook ; Indonesia Bamboo Community. Selain memposting beragam kegiatan seperti pertunjukan musik, mereka juga memposting produk-produk buatannya.
" Jika ingin bergabung kami sangat terbuka. Yang penting Punya kemauan untuk belajar," kata Adang
(mdk/frh)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Menurut salah satu pedagang, sikat yang dibuat di Cibiru pernah disejajarkan kualitasnya dengan produksi sikat di Italia. Hasilnya memiliki kualitas yang serupa
Baca SelengkapnyaBatik tulis binaan BRI di Klaten ini rupanya sudah mendunia
Baca SelengkapnyaPembeli gazebo buatan Suherman dan para pekerjanya tidak hanya diminati di pasar Indonesia, tetapi juga menarik minat pembeli luar negeri.
Baca SelengkapnyaProduk kain tenun nasabah PNM bernama Yanti Qomariah mendapat sorotan dan pujian karena motif yang dinilai rumit namun membawa keindahan tersendiri.
Baca SelengkapnyaUntuk pasar ekspor, produk ini dikirim ke sejumlah negara seperti Amerika, Dubai dan Australia, sampai Maldives.
Baca SelengkapnyaDi sini, pengunjung bisa mengetahui seluk beluk angklung.
Baca SelengkapnyaAnyaman bambu dari Papring mulai menggeliat seiring dengan keberadaan sekolah Kampung Batara di wilayah tersebut.
Baca SelengkapnyaKarena terkenal akan desain yang rapi dan detail, pembelinya saat ini sudah sampai negara India hingga Arab Saudi.
Baca SelengkapnyaTiga produknya berhasil tembus pasar di negara-negara ASEAN seperti kopi luwak, sambal honje sampai radio kayu antik.
Baca SelengkapnyaPameran yang berlangsung 3 hari kemarin menjadi berkah bagi perajin handicraft karena produknya laris manis diminati pengunjung.
Baca SelengkapnyaBanyak produsen furnitur Indonesia telah menanggapi tren ini dengan memperluas saluran penjualan online.
Baca Selengkapnya