Komunitas pengrajin alat musik serba bambu di Bandung
Merdeka.com - Komunitas Galengan Sora Awi menjadi salah satu dedengkot pengrajin alat musik dari bambu. Karya-karya mereka menarik seniman atau akademisi luar negeri untuk melakukan studi banding atau berkolaborasi.
Komunitas Galengan Sora Awi berpusat di Kampung Tanggulan, Bandung. Produk-kerajinan bambu mereka sangat beragam, mulai dari alat musik tradisional hingga modern. Di antaranya gong, keprak, karinding, toleat, kokol buncis, gitar, biola, arumba, seruling hingga alat musik kesek tradisional rebab.
-
Kenapa Wayang Bambu populer di Bogor? Sayangnya banyak yang belum mengetahui uniknya pertunjukan tersebut, padahal Wayang Bambu membawa pesan kehidupan yang relevan, terutama di kalangan anak muda milenial.
-
Kenapa Serdadu Bambu menggunakan musik tradisional? 'Memang untuk di komunitas kita, inti awalnya bukan sekedar untuk perform ya. Tetapi juga sudah masuk ke ranah budaya,' kata Abah.
-
Bagaimana Serdadu Bambu ingin lestarikan musik tradisional? Ini menjadi kesempatan bagi Serdadu Bambu untuk membawa sekaligus mengenalkan musik tradisional calung dan angklung, agar bisa dikenal hingga anak cucu di masa mendatang.
-
Bagaimana cara memainkan Wayang Bambu? Dirinya akan menyesuaikan tema-tema yang diangkat dengan kondisi saat ini, seperti pendidikan, etika, dan adab terhadap orang tua sampai bahaya tawuran, narkoba, miras, serta seks bebas.
-
Siapa yang bisa meniru suara manusia? Seperti manusia, burung murai, yang termasuk dalam keluarga burung gagak, memiliki kemampuan untuk membuat dan menggunakan alat untuk memberi makan anak-anaknya, serta mampu meniru suara manusia.
-
Apa keunikan suara Ayam Kukuak Balenggek? Biasanya ayam jago hanya bisa kokok terdiri dari 4 suku kata dan suku kata terakhir cenderung panjang. Namun, berbeda dengan Ayam Kukuak Balenggek memiliki kokok terdiri dari 6 sampai 15 suku kata, tergantung faktor genetis maupun latihan.
Semua alat musik itu terbuat dari bambu. Bahkan gongti, alat musik khas suku Aborigin, Australia, juga ada versi bambunya. Tidak hanya itu, mereka juga membuat berbagai aksesoris tas, miniature dengan bahan dasar bambu.
"Keunikan bambu ini bisa meniru suara musik dari alat musik lain. Suaranya bisa pas," terang Seniman Komunitas Galengan, Mang Yogi, 52 tahun, kepada Merdeka Bandung.
Dia mengaku sudah menguji keunikan alat musik dari bambu. Hasilnya, Yogi melanjutkan, alat musik bambu mampu bermain di nada diatonis (do, re, mi, dst.) dan pentatonis (tangga nada tradisional).
"Kolaborasi dengan musik diatonis internasional juga bisa, pentatonis juga jalan," katanya menegaskan.
Awal pendirian, Komunitas Galengan Sora Awi bergabung dengan grup musik kontemporer Unpad dan STSI Bandung pada 2007. Mereka sering berlatih bersama dengan grup musik underground Badung di Taman Budaya Dago Tea House.
Komunitas ini juga pernah berkolaborasi dengan Karinding Attack, Wayang Suket, hingga diundang dalam acara televisi swasta Gong Show, Dorce Show, dan Empat Mata.
Kini, alat musik bambu makin digemari para pegiat musik khususnya di Bandung. Menurut rekan Yogi, Mang Gofar, di STSI yang kini menjadi Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung sudah membuka jurusan musik bambu. Jurusan ini mendalami seni-seni musik bambu.
Selain itu juga banyak penelitian terhadap musik dari bambu ini, misalnya untuk membuat skripsi. "Malah khusus karinding sudah ada yang jadi ekstra kulikuler sekolah," kata Gofar.
(mdk/mtf)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Virage Awi, nama usaha kerajinan bambu milik Adang, diketahui menjadi salah satu klaster usaha binaan BRI.
Baca SelengkapnyaSesuai namanya, Wayang Bambu terbuat dari bambu yang dibentuk menyerupai sosok Wayang Golek yang sudah populer di tanah Pasundan.
Baca SelengkapnyaDi sini, pengunjung bisa mengetahui seluk beluk angklung.
Baca SelengkapnyaAlat musik dari bambu ini unik, dan berbeda dari Angklung.
Baca SelengkapnyaProduk Virage Awie pun semakin mendunia dikenal di mancanegara, seperti Prancis, Jepang, Filipina, India dan Malaysia.
Baca SelengkapnyaKromong sendiri adalah sejenis alat musik kelintang berbahan dasar perunggu yang berfungsi sebagai media komunikasi.
Baca SelengkapnyaAlat musik tradisional ini dulu muncul saat masa pagebluk
Baca SelengkapnyaTercatat ada 350 seniman dari 18 kelompok kesenian yang terlibat dalam acara itu.
Baca SelengkapnyaKeteng-keteng ini terbilang ini, karena memunculkan suara beragam mulai dari kendang, gong bahkan drum yang di zaman itu belum ada.
Baca SelengkapnyaSeni rampak kendang tak hanya menampilkan kepiawaian memainkan alat musik, tetapi lebih dari itu.
Baca SelengkapnyaGrup ini mencoba menyuarakan keadilan sosial melalui instrumen tradisional dari karinding, calung dan angklung.
Baca SelengkapnyaDidi Sahruwijaya jadi maestro kendang asal Kabupaten Kuningan yang kesohor.
Baca Selengkapnya