Korsel sulap sungai, jembatan, dan rumah kumuh jadi obyek wisata
Merdeka.com - Korea Selatan tak hanya sukses dalam mengelola bidang transportasi dan industri lainnya. Di bidang pariwisata, negeri ginseng ini juga berhasil.
Sejumlah tempat dianggap kumuh berhasil disulap menjadi obyek wisata favorit. Tak hanya terkenal di dalam negeri, tetapi juga menyedot wisatawan asing datang ke sana.
Salah satunya adalah Sungai Cheonggyecheon. Sungai sudah ada sejak 600 tahun lalu itu, pada 1970 tertutup dengan bangunan beton jalan layang. Di atas jalan layang itu melintas lebih dari 170 ribu kendaraan per harinya.
-
Kenapa dibangun Workshop Pariwisata di Surakarta? 'Saya kira potensi ini juga harus diimbangi dengan persiapan SDM, yang dapat memberikan dampak lebih luas bagi perekonomian Surakarta,' Ida Fauziyah yakin keberadaan Workshop ini akan mampu mendorong perkembangan pariwisata, baik di Surakarta maupun Indonesia secara umum.
-
Bagaimana revitalisasi Keraton Surakarta dilakukan? Revitalisasi akan dimulai dari luar terlebih dahulu Proses revitalisasi Keraton Surakarta yang rencananya menggunakan dana hibah dari pemerintah Uni Emirat Arab (UEA) akan dimulai pada September 2023.
-
Dimana letak Keraton Surakarta Hadiningrat? Ini merupakan tempat bersejarah yang menyimpan beragam budaya kerajaan yang masih berjalan hingga detik ini.
-
Bagaimana cara mengunjungi Keraton Surakarta? So, buat kamu yang berencana berkunjung ke Keraton Surakarta dapat datang setiap hari kecuali Jumat, dengan tiket masuk Rp10 ribu per orang.
-
Apa saja yang direvitalisasi di Keraton Surakarta? “September mulai minggu depan sudah tender, target Juni 2024 jadi,“ kata Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming dikutip dari ANTARA pada Selasa (4/7). Gibran mengatakan bahwa revitalisasi Keraton Surakarta akan dimulai dari bagian luar terlebih dahulu, yaitu kawasan Alun-Alun Utara dan Alun-Alun Selatan.
-
Apa yang menarik dari tempat wisata Solo? Ada beragam tempat wisata Solo dan sekitarnya yang memuaskan hati untuk dikunjungi. Solo merupakan kota yang terdapat di Provinsi Jawa Tengah dengan sejuta pesona. Kental dengan adat budaya Jawa, Solo pun menjadi salah satu kota yang ikonik dan menarik untuk menghabiskan waktu.
Pertumbuhan penduduk pun tak bisa dibendung, sehingga kawasan Sungai Cheoggyecheon tumbuh menjadi kawasan kumuh, dengan rumah-rumah reyot di sekitar sungai. Pada era 1990-an hingga 2000-an, pemerintah setempat mulai membangun kawasan sungai berkualitas.
Saat itu ada dua pilihan, yakni melakukan restorasi atau tetap dikembangkan sebagai jalan layang. Pilihan restorasi sungai akhirnya diambil oleh Wali Kota Seoul saat itu, Lee Myung Bak, yang kemudian pada 2008 menjadi Presiden Korea Selatan.
Pada Juli 2003, restorasi Sungai Cheonggyecheon dimulai. Rumah kumuh yang dulu banyak ditemukan di sekitar sungai dibongkar, tetapi wisatawan masih bisa melihat deretan rumah kumuh sengaja dilestarikan, terletak di depan Museum Cheonggyecheon. Merdeka.com berkesempatan berkunjung ke sana belum lama ini.
Kurator Museum Cheonggyecheon, Park Min A mengatakan, di museum itu bisa dilihat perjalanan restorasi dan kondisi serta sejarah Sungai Cheonggyecheon. Menurut dia, ada banyak tantangan saat melakukan restorasi.
"Banyak masyarakat yang tidak setuju dan melakukan protes. Apalagi kawasan itu merupakan pusat perbelanjaan," kata Park.
Berkat penjelasan dilakukan pemerintah, tantangan itu bisa diselesaikan. Pemerintah memberikan solusi dengan menyokong dana bagi pedagang dan mempromosikan tempat berdagang mereka yang baru. Sehingga selama 2 tahun 3 bulan, dan menghabiskan dana hingga 390 miliar Won Korea, sungai sepanjang 5,6 kilometer itu disulap menjadi obyek wisata indah dan ramah lingkungan.
Air sungai yang dulunya kotor, kata Park, dibendung dan disaring agar tetap jernih. Ketinggian air yang hanya sekitar 40 centimeter menjadikan pemandangan mata bisa tembus hingga dasar sungai.
Sungai di Korea Selatan ©2015 merdeka.com/arie sunaryo
"Dulu saat pembongkaran jalan layang masih banyak ditemukan benda bersejarah. Di sekitar sungai juga dibangun pedestrian untuk pejalan kaki. Ada tiga faktor yang diperhatikan saat membangun, yakni modernitas, alam, dan budaya," ujar Park.
Selain Sungai Cheonggyecheon, obyek wisata menarik lainnya adalah Sungai Han. Di atas sungai itu terdapat Jembatan Mapo yang letaknya dekat dengan taman Seonyudo. Jembatan itu ternyata menjadi tempat favorit bunuh diri.
Lim Dong Bo, warga setempat mengatakan, buat menekan tingginya aksi bunuh diri, pemerintah Korea memasang telepon di jembatan itu. Telepon itu sebagai konseling, sehingga mereka nantinya bisa mengurungkan niat bunuh diri.
Telepon di jembatan Korea Selatan ©2015 merdeka.com/arie sunaryo
"Aksi bunuh diri di sungai ini cukup tinggi, namun banyak yang mengurungkan niatnya setelah menelepon," kata Lim. (mdk/ary)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dulunya, kawasan bantaran sungai itu terkenal karena kondisinya yang kumuh akibat tumpukan sampah dan kotoran lainnya.
Baca SelengkapnyaWarga sekitar mengungkapkan penyebab Batu Malin Kundang tenggelam
Baca SelengkapnyaBegitu banyak potensi wisata yang dapat dikunjungi dan dinikmati di Kabupaten Paser. Salah satunya Doyam Gerigu, Desa Semuntai, Kecamatan Long Ikis.
Baca SelengkapnyaDengan semakin banyaknya wisatawan asing dan domestik yang berdatangan menikmati keindahan Likupang, ekonomi masyarakat di sekitarnya pun meningkat.
Baca SelengkapnyaBatu berbentuk unik ini memiliki kontur paling berbeda, karena posisinya seolah berdiri dan menyerupai kepala manusia.
Baca SelengkapnyaDulu para pemuda desa ini kesusahan mencari kerja, kini masalah itu berhasil terpecahkan
Baca SelengkapnyaLokasi ini belakangan populer sebagai destinasi wisata hidden gems karena belum banyak diketahui masyarakat.
Baca Selengkapnya