Lebih dari 50 Persen Orang Pernah Terpikir untuk Bunuh Diri, Ini 4 Sebabnya
Merdeka.com - Bunuh diri kerap diidentikkan dengan depresi akut. Bahkan tak sedikit yang mengecilkannya menjadi masalah mental dan iman yang lemah. Padahal kenyataannya tak sesederhana itu.
Masih banyak stigma tentang keinginan bunuh diri atau mati yang beredar di masyarakat. Tanpa bertanya ke ahlinya, kita hanya akan disesatkan asumsi keliru. Jadi apa yang perlu diketahui soal keinginan bunuh diri?
Menurut Ashley Boynton, PhD, seorang terapis dan peneliti bunuh diri, lebih dari 50 persen orang bakal pernah memikirkan keinginan untuk bunuh diri. Bahkan selebriti dan orang yang terlihat ceria pun bisa memiliki pemikiran untuk mengakhiri hidup.
-
Kenapa melihat bunuh diri bisa menyebabkan trauma? Melihat perilaku bunuh diri di depat mata bisa berdampak sangat buruk pada seseorang. Pengalaman melihat bunuh diri dapat menyebabkan trauma emosional yang mendalam. Individu yang menyaksikannya mungkin mengalami kecemasan, ketakutan, kehilangan tidur, mimpi buruk, dan gangguan emosional lainnya.
-
Mengapa depresi terselubung berbahaya? Depresi terselubung juga dapat meningkatkan risiko bunuh diri, karena orang yang mengalaminya merasa tidak ada harapan atau jalan keluar.
-
Apa dampak kesehatan mental yang buruk terhadap tubuh? Gangguan kesehatan mental yang tidak diobati atau dikelola dengan baik dapat meningkatkan risiko penyakit fisik yang membahayakan diri seseorang seperti penyakit jantung, diabetes, obesitas, dan gangguan tidur atau insomnia.
-
Bagaimana cara mendeteksi keinginan bunuh diri? Direktur Utama Pusat Kesehatan Jiwa Nasional RS Marzoeki Mahdi Dr. dr. Nova Riyanti Yusuf, Sp.KJ memaparkan bahwa ide mengakhiri hidup bisa terdeteksi pada remaja, menurut hasil studi.
-
Apa dampak melihat perilaku bunuh diri? Lebih lanjut, kejadian ini dapat meningkatkan risiko munculnya gangguan kesehatan mental seperti depresi, gangguan kecemasan, stres pasca trauma, dan bahkan risiko bunuh diri pada diri sendiri.
-
Kenapa psikosis bisa menyebabkan perilaku menyakiti diri? Pengalaman ini dapat menakutkan dan mungkin mendorong individu untuk menyakiti diri sendiri atau orang lain. Oleh karena itu, bantuan medis segera sangat penting bagi siapa pun yang menunjukkan gejala psikosis.
Penting untuk seseorang didampingi dengan tenaga profesional seperti psikolog dan psikiater dalam menghadapi keinginan untuk bunuh diri. Tetapi sebelumnya mari kenali penyebab seorang mengakhiri hidupnya.
Dilansir Women's Health Mag, ada beberapa faktor penyebab pikiran untuk bunuh diri. Berikut ini beberapa di antaranya.
1. Lingkungan Sekitar yang Tidak Suportif
Berada di tengah keluarga toxic yang tidak mendukung, hubungan abusive, teman-teman yang kerap melakukan bullying, atau lingkungan masyarakat yang mengucilkan bisa membuat seseorang tertekan. Jika dibiarkan terus-menerus, perasaan tertekan itu bisa sampai pada titik di mana individu ingin mengakhiri hidup.
2. Kondisi Hidup yang Berubah Drastis
Faktor risiko yang paling umum adalah ketika keadaan dalam hidup berubah drastis menjadi lebih buruk. Semua orang punya kapasitas untuk membendung emosi. Situasi apa pun yang menyebabkan seseorang merasa kehilangan semangat, bersalah, atau malu dapat meningkatkan kemungkinan datangnya keinginan untuk bunuh diri.
3. Gangguan Mental
©Ilustrasi stres
Depresi diartikan sebagai kelainan emosi yang menyebabkan perasaan sedih dan kehilangan minat secara terus-menerus. Gangguan kesehatan mental ini dapat memengaruhi penderita dalam berpikir dan berperilaku, sekaligus bisa memicu berbagai masalah fisik maupun emosional.
Penyebab medis paling umum dari pikiran untuk bunuh diri adalah memiliki penyakit mental seperti depresi, gangguan kecemasan, gangguan bipolar, skizofrenia, atau anoreksia. Tetapi perlu digarisbawahi, tidak semua penyakit mental mengarah pada bunuh diri.
4. Trauma Kekerasan dan Pelecehan Seksual
©Shutterstock
Menjadi korban kekerasan dan pelecehan seksual menyisakan kenangan pahit yang menyebabkan trauma untuk beberapa orang. Saat kenangan itu muncul seseorang bisa sangat impulsif dan berpikir bahwa dirinya tidak berharga lagi sehingga memilih untuk mengakhiri hidup.
Bagaimana Cara Menghadapi Pikiran untuk Mengakhiri Hidup?
Jika mempunyai pikiran untuk mengakhiri hidup, sebisa mungkin jangan dipendam sendiri. Kenali pikiran tersebut sebagai 'alarm'. Ceritakan uneg-uneg Anda kepada seseorang yang bisa dipercaya. Ingatlah bahwa emosi manusia tidak tetap, tapi terus berubah sewaktu-waktu. Keinginan untuk mengakhiri hidup yang dirasa saat ini bisa jadi hilang beberapa waktu kemudian, besok, atau minggu depan.
Jika pikiran untuk bunuh diri tak juga hilang dan semakin sering muncul, mintalah saran psikolog atau psikiater. Keinginan bunuh diri yang muncul terus-menerus tak seharusnya didiamkan saja.
Reporter: Adonia Bernike AnayaSumber: Fimela.com
(mdk/tsr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
ide mengakhiri hidup bisa terdeteksi pada remaja, menurut hasil studi
Baca SelengkapnyaDalam kasus bunuh diri, gangguan kesehatan mental menjadi pemicu utama.
Baca SelengkapnyaDampak polusi udara tidak hanya terbatas pada kesehatan fisik, tetapi memberikan tekanan besar pada kesehatan mental masyarakat.
Baca SelengkapnyaMelihat bunuh diri bisa sebabkan trauma pada diri seseorang, ini sejumlah cara mengatasinya.
Baca SelengkapnyaMeskipun tidak ada cara pasti, cara mencegah gangguan mental pada lansia dengan, mengelola stres, menjalani pengobatan secara rutin, & menjaga hubungan sosial.
Baca SelengkapnyaTernyata paparan polusi udara secara terus-menerus dapat menyebabkan gangguan kesehatan mental
Baca SelengkapnyaRasa gelisah dan kehilangan motivasi merupakan hal yang wajar, tapi jangan biarkan berlarut-larut.
Baca SelengkapnyaPada Juni 2023, Jember digegerkan dengan dua kasus ibu bunuh anak kandungnya.
Baca SelengkapnyaAdiksi terhadap pornografi serta judi online juga patut diperhatikan.
Baca SelengkapnyaAdapun metode skrining yang digunakan, melalui kuesioner Patient Health Questionnaire-9 atau PHQ-9.
Baca SelengkapnyaJarak rumah ke kantor yang jauh membuat seseorang rentan mengalami masalah fisik.
Baca SelengkapnyaAdiksi adalah disfungsi kronis dari sistem otak yang melibatkan reward, motivasi, dan memori. Jenisnya pun beragam, bisa karena zat atau perilaku.
Baca Selengkapnya