Lingkungan tercemar parah, hewan-hewan ini jadi menderita
Merdeka.com - Malangnya nasib hewan-hewan ini. Gara-gara ulah manusia yang tak bijak membuang sampah, mereka yang harus menanggung akibatnya. Pencemaran lingkungan yang parah membuat habitat hewan-hewan ini rusak.
Milyaran ton sampah yang mencapai laut setiap tahunnya telah mengganggu keseimbangan ekosistem. Akibatnya ribuan satwa yang bergantung kepada alam kehilangan sumber makanan, tempat tinggal, bahkan nyaris punah karena kematian dalam jumlah masif.
Berikut ini Merdeka.com tampilkan beberapa contoh kasus pencemaran akut yang berdampak langsung bagi hewan.
-
Mengapa hewan itu dibuang ke laut? Sayangnya, kapten kapal nelayan tersebut; Kapten Akira Tanaka memilih untuk membuangnya kembali agar tidak merusak hasil tangkapan lainnya.
-
Mengapa sampah plastik berbahaya bagi ekosistem? Plastik di laut menyebabkan kerusakan ekosistem laut. Penyu sering memakan kantong plastik yang mengapung, mengiranya sebagai ubur-ubur, sementara burung laut dan ikan juga menelan serpihan plastik yang berakhir di perut mereka, yang dapat menyebabkan kematian karena kelaparan.
-
Bagaimana hewan liar bisa menyebabkan penyakit? Sejumlah penyakit bisa ditularkan dari hewan ke manusia. Beberapa penyakit menular ini termasuk: Flu burung, Salmonella, Tuberkulosis, Campak, Virus herpes B.
-
Mengapa sampah plastik sangat mencemari lingkungan? Selain dampak buruknya yang mampu mencemari lingkungan, permasalahan ini pun tentunya dapat menimbulkan masalah kesehatan bagi masyarakat yang tinggal di sekitarnya karena dinilai sangat tidak higienis. Bukan hanya itu saja, tumpukan sampah ini juga mampu menciptakan ledakan gas metana yang berbahaya bagi keselamatan manusia.
-
Apa dampak buruk dari membuang sampah sembarangan? Membuang sampah tidak pada tempatnya dapat membuat lingkungan menjadi kotor dan menyebabkan berbagai penyakit.
-
Siapa yang bertanggung jawab atas kepunahan burung? Matthews juga menekankan berbagai faktor lain yang mempercepat proses kepunahan burung, termasuk perburuan oleh manusia dan penyakit yang dibawa ke lingkungan baru.
Hidung penyu lekang tersumbat sedotan
Kasihan, hidung penyu ini tersumbat sedotan plastik selama beberapa lama hingga mengalami kesulitan bernapas. Penyu jenis lekang ini ditemukan oleh Christine Figgener dan Nathan J. Robinson, dua pakar penyu yang sedang melakukan penelitian di laut Kosta Rika.
Awalnya mereka berpikir kalau penyu tersebut sulit bernapas karena parasit yang bersarang di hidung. Setelah mengetahui kalau sedotan yang menjadi penyebabnya, kedua peneliti itu segera melepaskan benda asing tersebut dari hidung si penyu. Sedotan sepanjang 14 cm itu masuk terlalu dalam hingga membuat si penyu mengalami pendarahan saat proses pelepasan.
Photo credit: Nathan J. Robinson
Untunglah dia berhasil diselamatkan dan mendapatkan perawatan lebih lanjut di klinik terdekat.
Dilansir The Washington Post (17/8), Lepidochelys olivacea atau penyu lekang adalah satu dari sekian banyak spesies hewan yang menggantungkan hidupnya pada ekosistem laut Kosta Rika. Dan kasus hewan yang menelan plastik seperti ini cukup sering terjadi, akibat jutaan ton sampah plastik yang mengambang di permukaan laut.
Bangkai albatros di Midway Atoll
Ini adalah bangkai burung albatros yang mati karena menelan limbah plastik di Midway Atoll, sekitar 2.400 mil dari Alaska pada tahun 2009. Elang albatros normalnya memakan cumi-cumi dan hewan lain yang berenang di dekat permukaan air saat malam hari. Tetapi karena tingginya tingkat pencemaran di laut sekitar Midway Atoll, burung-burung itu jadi menelan potongan plastik yang mengambang di permukaan air.
Â
Photo credit: Chris Jordan
Sekitar 20 ton sampah plastik mengendap di perairan ini setiap tahunnya. Dari jumlah itu 5 ton berakhir di perut anak burung. Dari 500.000 anak burung albatros yang lahir di Midway Atoll setiap tahunnya, sekitar 200.000 mati.Â
Anak burung yang mati itu menyimpan sampah plastik di dalam perut mereka. Jumlahnya dua kali lebih banyak jika deibandingkan dengan burung yang mati karena alasan lain. Pasalnya plastik-plastik itu menusuk organ dalam burung, sehingga menimbulkan luka yang mengancam jiwa.
Tempurung penyu tumbuh abnormal karena terjerat sampah
Penyu belimbing (Dermochelys coriacea) ini memiliki tempurung dengan bentuk yang tak wajah. Dia terjebak sampah plastik bekas kaleng bir saat masih kecil dan tumbuh menjadi penyu dewasa yang abnormal.
Limbah tak terurai yang dibuang manusia mencapai perairan setiap harinya, mengakibatkan pencemaran parah di lautan. Kondisi ini membahayakan kehidupan sejumlah hewan laut, salah satunya penyu belimbing pada gambar di atas.
Menurut International Animal Rescue Foundation, penyu belimbing merupakan salah satu spesies hewan laut yang menghadapi ancaman kepunahan akibat polusi dan eksploitasi yang tak bertanggungjawab.
Paus mati karena usus tersumbat sampah
Bulan Maret 2013, seekor paus kepala kotak (Physeter macrocephalus) terdampar di pesisir laut Spanyol. Dilansir Real News24, penyebab kematian hewan itu adalah penyumbatan usus. Saat diperiksa, dalam perut mamalia laut sepanjang 10 meter ini ditemukan lebih dari 16 kilogram sampah. Sebagian besar merupakan sampah plastik yang tidak dapat diuraikan.
Limbah yang bersarang di dalam perut ikan meliputi terpal bening yang digunakan untuk membangun rumah kaca di perkebunan-perkebunan Eropa, kantong plastik, tali sepanjang 9 meter, selang, pot bunga, dan tabung semprot plastik.
Paus yang mati karena timbunan sampah di dalam perut ini bukan kasus pertama. Hampir setiap tahun peristiwa seperti ini terjadi di berbagai belahan dunia.
Singa laut terjerat tali jaring
Pada tahun 2013 lalu, dokter hewan Inggris Aniket Sardana menyelamatkan seekor singa laut jenis Arctocephalus australis dari jeratan tali jaring. Tampaknya singa laut itu terjerat tali plastik sejak lama, terlihat dari bekas luka permanen yang ada di sekeliling leher.
Menurut keterangan Dr. Sardana kepada DailyMail, kasus seperti ini cukup sering terjadi di antara koloni singa laut yang menghuni perairan penuh sampah. Limbah plastik yang mengapung di permukaan kerap menjerat anggota tubuh atau menyumbat saluran pencernaan mamalia tersebut. Tak jarang hewan-hewan itu tumbuh dengan fisik abnormal karenanya.
"Ketika singa laut itu tumbuh, talinya semakin menyayat ke dalam kulit," tutur Dr. Sardana.
Itulah beberapa kisah ironis para hewan yang terluka dan mati karena limbah. Yuk, kita jadikan cerita ini sebagai pelajaran agar lebih bijak dalam mengelola sampah.
(mdk/tsr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Membuang sampah sembarangan telah menjadi salah satu masalah lingkungan yang juga berdampak buruk pada kesehatan.
Baca SelengkapnyaMemelihara hewan liar dan eksotis menghadirkan ancaman bagi diri kita dan hewan yang dipelihara.
Baca SelengkapnyaSejumlah hewan mengalami kekerasan yang dilakukan oleh orang tak bertanggung jawab.
Baca SelengkapnyaKelestarian lingkungan adalah hal penting yang harus diperhatikan.
Baca SelengkapnyaTaman Safari kini tengah memburu pelaku untuk segera sampaikan permintaan maaf
Baca SelengkapnyaDalam upaya untuk memahami dan mengatasi masalah ini, artikel-artikel lingkungan muncul sebagai sumber informasi yang berharga.
Baca SelengkapnyaMeski sudah berulang kali menjadi sorotan, masih ada saja sapi-sapi yang digembalakan di Tempat Pembuangan Akhir Putri Cempo Solo.
Baca SelengkapnyaSampah plastik, sisa makanan, dan berbagai limbah rumah tangga lainnya menghambat aliran air di Kali Jatibaru.
Baca SelengkapnyaLimbah cair dapat menyebabkan kelangkaan air dan kerusakan ekosistem.
Baca SelengkapnyaKondisi kali Ciliwung di musim kemarau saat ini sedang surut dan menghitam dengan banyak tumpukan sampah.
Baca SelengkapnyaKali penuh sampah jadi pemandangan sehari-hari warga bantaran ciliwung di Tanah Abang
Baca SelengkapnyaTak hanya oarfish yang bisa menjadi pertanda bencana alam, 11 hewan ini juga bisa menunjukkan akan terjadi bencana
Baca Selengkapnya