Mahalnya, meraut pensil harus bayar Rp 145 ribu!
Merdeka.com - David Rees, seorang kartunis, penulis humor, dan memproklamirkan dirinya sebagai tukang peraut pensil. Tidak tanggung-tanggung, pria ini membanderol USD 15 atau sekitar Rp 145 ribu bagi orang-orang yang ingin meruncingkan pensilnya.
Sepertinya harga yang ditawarkan Rees terdengar seperti lelucon. Namun bisnis yang dikelola pria 39 tahun tersebut tidak main-main. Ia bahkan menggunakan berbagai alat, mulai dari pisau saku untuk amplas, hingga mesin penajaman untuk meraut pensil seruncing mungkin.
"Anda bisa menyediakan pensil sendiri atau mendapatkannya dari Rees. Nanti hasilnya akan dikirim dalam tabung dan kantung terpisah bersama sertifikat keaslian," demikian yang tertulis dalam situs resmi Rees.
-
Dimana pria itu menjual pulpennya? Dagangan tersebut ia jual di sebuah sekolah.
-
Siapa pria penjual pulpen tersebut? Menurut keterangan unggahan, pria paruh baya bernama Ahmad ini menjual pulpen dengan harga Rp 3 ribu saja.
-
Siapa yang bikin pena khusus? Perusahaan ini pertama kali merilis penanya pada 1960, yang kemudian digunakan oleh para astronot.
-
Kenapa pria paruh baya itu jualan pulpen? Saat ditanya, ia mengungkapkan jika dirinya akan terus berjualan pulpen ketimbang dirinya harus minta-minta alias menjadi pengemis di pinggir jalan.
-
Bagaimana cara pria itu membantu pelikan? Dengan penuh usaha dan kehati-hatian, pria tersebut mencoba berbagai cara untuk melepaskan ikan yang terjebak di tenggorokan pelikan.
-
Apa yang pria ini capai? Kini impiannya terwujud hingga berhasil mendirikan apotek untuk membantu masyarakat berekonomi rendah.
Meskipun tidak murah, ternyata banyak juga konsumen yang menggunakan jasanya. Beberapa di antara mereka menggunakan pensil rautan Rees sebagai kenang-kenangan. Ada pula wartawan yang meninggalkan bolpoin karena kerap membeku jika dipakai di musim dingin, sehingga ia memilih menggunakan pensil.
Rees bercerita, harga Rp 145 ribu untuk meraut pensil memang mahal. Tak sedikit orang yang marah padanya. Tetapi sejak membuka Artisanal Pencil Sharpening tahun 2010, buktinya sudah 500 konsumen yang benar-benar mau menghargai jasanya.
"Sebenarnya, tujuanku membuka usaha ini adalah agar bisa cepat kaya. Coba bayangkan, pensil diraut, digunakan, tumpul, dan butuh diraut lagi," aku Rees, seperti yang dikutip dari OddityCentral.
(David Rees)
Sayangnya harapan Rees tidak semulus yang dibayangkan. Di antara banyak orang yang menggunakan jasanya, kebanyakan justru menyimpan pensil hasil rautan Rees sebagai pajangan, tidak pernah menggunakannya sama sekali.
Selain membuka usaha meraut pensil, Rees bahkan menulis buku tentang bagaimana cara meruncingkan alat tulis yang satu ini dengan judul "How to Sharpen Pencils".
Baca juga:Pameran foto di kedalaman 28 meter dasar lautCari inspirasi, pelukis ini pakai topeng rusa selama 4 tahunBerkemah dalam tenda tembus pandang, mau coba?Car wax mobil termahal sejagat dijual Rp 942 juta per botolHalau pencuri, pria ini pelihara 2 buaya ganas (mdk/riz)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ddi tangan santri ini daun jati jadi sumber cuan. Ia membuat lukisan dari daun jati bernilai seni tinggi.
Baca SelengkapnyaLokasi pada video viral itu berada di sekitar kantor Samsat, Jalan Putri Hijau, Medan, namun bukanlah jasa fotokopi keliling.
Baca SelengkapnyaIphone 15 belum ada di pasaran Indonesia, tapi pajak yang dikenakan sudah bikin kaget masyarakat.
Baca SelengkapnyaFatah Hasan (20) mengaku belajar membuat kerajinan dari sosok ayahnya.
Baca Selengkapnya