Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Meneropong pendidikan anak-anak Indonesia yang "tak kenal Indonesia"

Meneropong pendidikan anak-anak Indonesia yang Anak-anak Indonesia di Kinabalu. ©Weny Nilasari

Merdeka.com - Kinabalu, sebuah kota yang berada di tepi wilayah perbatasan wilayah Indonesia dan Malaysia ternyata menyimpan cerita menarik tentang pendidikan anak-anak Indonesia yang tinggal di wilayah tersebut. Berada di wilayah yang cukup terpencil, anak-anak Indonesia yang berada di sana, sebagian besar merupakan anak-anak dari Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang bekerja di perusahaan kelapa sawit milik Malaysia. Merantau ke negeri seberang tak hanya menyajikan cerita tentang para TKI namun juga anak-anak mereka yang ikut tinggal bersama mereka.

anak anak indonesia di kinabalu

Anak-anak Indonesia di Kinabalu ©Weny Nilasari

Weni Nilasari, salah seorang guru yang turut berperan dalam membina pendidikan anak-anak Indonesia di negeri Jiran berbagi cerita kepada merdeka.com tentang kisah pendidikan anak-anak Indonesia yang tinggal di Kota Kinabalu, Sabah, Malaysia. Weni bercerita bahwa anak-anak Indonesia di Kinabalu, memperoleh fasilitas pendidikan dasar 9 tahun. Membuat anak-anak tersebut tertarik untuk belajar di sekolah, memang bukan perkara yang mudah. Dengan fasilitas seadanya, Weni dan kawan-kawan berusaha untuk membuka mata anak-anak Indonesia yang bahkan belum mengenal Indonesia.

Anak-anak Indonesia yang ada di Kinabalu ditawarkan untuk mengenyam pendidikan sejak Tingkat Kanak-Kanak hingga Sekolah Menengah Pertama. Tadika, sebutan yang diberikan untuk jenjang Taman Kanak-Kanak di Malaysia di peruntukkan bagi anak-anak yang berusia 5 tahun ke atas. Selain Tadika, anak-anak tersebut juga disediakan pendidikan dasar untuk jenjang Darjah (sebutan untuk tingkatan Sekolah Dasar) dan Tingkatan (sebutan untuk jenjang Sekolah Menengah Pertama).

Pendidikan Tadika dan Darjah (jika digabungkan disebut dengan Humana) merupakan program pendidikan yang disponsori oleh UNICEF. Para pengajarnya terdiri gabungan guru-guru Indonesia-Malaysia. Sedangkan Tingkatan merupakan program pendidikan yang disponsori oleh pemerintah Indonesia melalui Community Learning Center (CLC). Para pengajar CLC adalah guru-guru yang didatangkan dari Indonesia, termasuk Weni.

Baik Humana maupun CLC terdiri dari anak-anak TKI yang bekerja di perusahaan kelapa sawit di Malaysia. Di wilayah Sabah saat ini, terdapat sekitar memiliki 27.000 anak-anak Indonesia yang tersebar di berbagai perusahaan, termasuk perusahaan yang ada wilayah Kinabalu.

Penting untuk diketahui, anak-anak ini tinggal bersama kedua orang tua mereka di area perumahan pekerja yang berada di dalam area ladang (sebutan mereka untuk perusahaan). Mereka tidak bersekolah di dalam satu gedung secara bersama-sama layaknya sekolah pada umumnya. Tetapi, para guru yang nantinya akan mendatangi ladang mereka dan mengajarkan materi pelajaran. Weni mengungkapkan bahwa saat ini mereka memiliki sekitar 78 murid yang tersebar di beberapa perusahaan.

Untuk mengajar, Weni dan kawan-kawannya difasilitasi dengan kendaraan berupa sepeda motor. Jarak tempuh untuk mengajar pun tidak dekat, paling tidak mereka harus melalui sekitar 6 jam perjalanan. Weni mengakui bahwa tempat tinggalnya terbilang jauh lebih dekat dibandingkan dengan teman-temannya yang lain. "Tempat tinggal saya mengajar masih dibilang tidak terlalu sulit. Kebetulan saya tinggalnya di dekat jalan raya, sekitar 6 jam perjalanan untuk mengajar", ungkap Weni. Jarak tempat tinggal teman Weni yang lain, bisa mencapai jarak 24 km dari tempat mengajar, yang ditempuh dengan menggunakan bus umum. Jarak tempuh itu belum termasuk jarak yang harus mereka tempuh untuk keluar ladang dengan luas hektaran.

Weni bercerita bahwa dirinya pernah mengajar anak-anak Humana dan kini aktif mengajar anak-anak di Tingkatan (SMP). Anak-anak yang belajar di Tingkatan adalah anak-anak yang sudah berhasil lulus dalam ujian paket A. Anak-anak tersebut bisa mendapatkan ijazah setelah menuntaskan pendidikan Tingkatan melalui ujian Nasional dengan standar kurikulum pendidikan Indonesia.

Mengajar anak-anak Indonesia ini tak semudah yang dibayangkan. Ini karena mereka telah terbiasa dengan budaya melayu secara kasat mata terlihat jelas melalui bahasa yang mereka gunakan. Menggunakan bahasa melayu sebagai bahasa sehari-hari membuat para pengajar, termasuk Weni mengalami kesulitan untuk memberikan materi pelajaran kepada anak-anak tersebut. Mereka bahkan belum mengenal Indonesia dan tak paham jika diajak berkomunikasi dengan bahasa Indonesia. "Anak Indonesia yang tak mengenal Indonesia", mungkin itulah sebutan yang sesuai untuk menggambarkan mereka saat ini.

(mdk/SRA)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Potret Miris Pendidikan di Indonesia, Anak SMA Diminta Sebut Nama Negara di Eropa Malah Jawab Garut
Potret Miris Pendidikan di Indonesia, Anak SMA Diminta Sebut Nama Negara di Eropa Malah Jawab Garut

Ditanya soal negara Eropa, jawaban mereka begitu memprihatinkan.

Baca Selengkapnya
Deputi II KSP: Anak PMI di Malaysia Harus Dapat Hak Akses Pendidikan yang Setara
Deputi II KSP: Anak PMI di Malaysia Harus Dapat Hak Akses Pendidikan yang Setara

Abetnego mengungkapkan saat ini ada sekitar 21.000 anak PMI di kota Kinabalu, Malaysia

Baca Selengkapnya
Begini Potret Sekolah Internasional di Tengah Hutan Papua, Disebut Paling Terpencil di Dunia
Begini Potret Sekolah Internasional di Tengah Hutan Papua, Disebut Paling Terpencil di Dunia

Intip potret sekolah di pedalaman hutan Papua, ternyata ada yang bertaraf internasional.

Baca Selengkapnya
Potret Miris Bocah SD di Sinjai Dayung Perahu Menuju Sekolah, Bertaruh Nyawa Lewati Sungai Sedalam 10 Meter
Potret Miris Bocah SD di Sinjai Dayung Perahu Menuju Sekolah, Bertaruh Nyawa Lewati Sungai Sedalam 10 Meter

Setiap hari mereka menyeberang sungai itu tanpa didampingi orang tua

Baca Selengkapnya
Keren, Sekumpulan Mahasiswa Buat Permainan Unik untuk Anak Desa di Jember Supaya Tak Main HP Terus
Keren, Sekumpulan Mahasiswa Buat Permainan Unik untuk Anak Desa di Jember Supaya Tak Main HP Terus

Sejumlah mahasiswa yang menjalani KKN di Desa Rambipuji, Kecamatan Rambipuji, Jember berinovasi menciptakan permainan atau game yang mengasah kepekaan.

Baca Selengkapnya
UKM dan 8 Universitas Malaysia Buka Pusat Kegiatan Pendidikan Tinggi Pertama di Indonesia
UKM dan 8 Universitas Malaysia Buka Pusat Kegiatan Pendidikan Tinggi Pertama di Indonesia

Universitas Kebangsaan Malaysia (UKM) dan 8 universitas ternama di Malaysia lainnya membuka Pusat Kegiatan Pendidikan Tinggi yang berlokasi di PIK2.

Baca Selengkapnya
Hari Anak Nasional 2024, Jokowi Ingatkan Tetap Rajin Belajar, Memiliki Karakter & Berwawasan Luas
Hari Anak Nasional 2024, Jokowi Ingatkan Tetap Rajin Belajar, Memiliki Karakter & Berwawasan Luas

Hari Anak Nasional tahun ini mengambil tema "Anak Terlindungi, Indonesia Maju".

Baca Selengkapnya
Sosok Iman Surahman Hadi, Mengasuh Ratusan Anak Telantar Kurang Kasih Sayang Melalui Dongeng
Sosok Iman Surahman Hadi, Mengasuh Ratusan Anak Telantar Kurang Kasih Sayang Melalui Dongeng

Kebahagiaan bagi Iman Surahman bukan saat dirinya memiliki banyak uang, tetapi saat bisa melihat senyum keceriaan di wajah anak-anak telantar

Baca Selengkapnya
Deretan Anak Artis yang Mondok di Pesantren, Ada yang Menimba Ilmu Hingga ke Yaman
Deretan Anak Artis yang Mondok di Pesantren, Ada yang Menimba Ilmu Hingga ke Yaman

Para anak seleb Tanah Air ini memilih menyekolahkan anaknya ke pesantren. Berikut ulasan selengkapnya.

Baca Selengkapnya
Cerita Ruang Pintar PNM untuk Anak Indonesia
Cerita Ruang Pintar PNM untuk Anak Indonesia

PNM menuangkan kepedulian dengan menghadirkan Ruang Pintar di berbagai pelosok daerah Indonesia.

Baca Selengkapnya
50 Soal Cerdas Cermat 17 Agustus Tingkat SD, Lengkap dengan Jawabannya
50 Soal Cerdas Cermat 17 Agustus Tingkat SD, Lengkap dengan Jawabannya

Dengan soal cerdas cermat 17 Agustus tingkat SD, acara lomba akan lebih seru dan menghibur.

Baca Selengkapnya
Peningkatan Kualitas Pendidikan Indonesia Sangat Lambat, Bappenas Beberkan Buktinya
Peningkatan Kualitas Pendidikan Indonesia Sangat Lambat, Bappenas Beberkan Buktinya

PISA menyebut peningkatan kualitas pendidikan Indonesia sangatlah lambat.

Baca Selengkapnya