Menguak sejarah boso walikan khas warga Malang
Merdeka.com - Osob kiwalan atau boso walikan dalam jawa biasa merupakan salah satu bahasa atau dialek khusus yang dimiliki oleh warga Malang. Bahasa ini biasa dipergunakan dalam pergaulan sehari-hari warga Malang, baik mulai anak muda hingga orang tua.
Walaupun merupakan bahasa pergaulan, tetapi awalnya bahasa ini digunakan sebagai sandi khusus dan kode dalam perjuangan. Berikut Merdeka.com berikan empat fakta unik mengenai boso walikan ini.
1. Bahasa walikan digunakan sejak masa perjuangan kemerdekaan
-
Kenapa Kota Malang dijuluki 'Malang'? Sejak saat itu, daerah Malang Kucecwara lebih dikenal dengan nama Malang yang berarti penghalang atau yang menghalang-halangi.
-
Dimana bakso Malang pertama kali dijual? Saat itu, Tjoen membuka warung bakso di daerah Alun-Alun Kota Malang.
-
Mengapa sempol populer di Malang? “Saat ini jajanan cilok mulai sedikit tergeser pasarnya di Kota Malang. Hal ini dikarenakan adanya produk jajanan baru yang muncul dan menyerupai cilok yaitu jajanan sempol,“ katanya.
-
Apa itu Sandur Bojonegoro? Sandur yang dikenal di Kabupaten Bojonegoro dan Tuban dulunya hiburan petani usai seharian bekerja di sawah.
-
Apa yang jadi bukti Malang sebagai daerah tertua di Jawa Timur? Bukti-bukti lain yang menunjukkan Malang sebagai daerah tetrua di Jatim ialah adanya nama-nama desa seperti Kanjeron,Balandit, Turen, Polowijen, Ketindan, Ngantang, danMandaraka.
-
Apa yang terkenal dari wisata di Malang? Malang tidak hanya dikenal dengan keindahan alamnya yang memukau, tetapi juga dengan beragam tempat wisata menarik yang memikat para pengunjung.
Berdasar buku Malang Tempoe Doeloe dari Dukut Imam Widodo, bahasa ini disebut diciptakan oleh kelompok Gerilya Rakyat Kota yang berjuang di wilayah sekitar Malang. Bahasa ini mulai berkembang sekitar tahun 1949 pada masa Clash II perang kemerdekaan. Banyaknya mata-mata dari pihak Belanda pada masa itu membuat para pejuang memikirkan cara tertentu untuk mengirim pesan yaitu dengan boso walikan.
2. Awalnya merupakan sandi yang digunakan oleh sesama tentara republik di Malang
Pada masa perang, bahasa ini digunakan sebagai sebuah kode untuk mengirim pesan pada sesama pejuang republik. Selain untuk menjamin kerahasiaan dan sebagai cara komunikasi, bahasa ini juga dianggap sebagai pengenal identitas antara kawan dan lawan. Disebutkan oleh Dukut Imam Widodo bahwa ide untuk membalik bahasa ini pertama kali dicetuskan oleh seorang pejuang yang bernama Suyudi Raharno.
Agar tidak mudah dipecahkan, bahasa ini tidak menggunakan aturan tata bahasa yang umum dan baku. Selain itu, bahasa ini juga memiliki beberapa kosa kata yang khas sehingga cukup efektif sebagai sebuah kode rahasia. Pada akhirnya bahasa ini memang terbukti ampuh untuk mengirim pesan sekaligus mengetahui mata-mata yang menyusup pada kubu tentara republik.
(mdk/RWP)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kabupaten Malang merupakan kabupaten tertua di Provinsi Jawa Timur.
Baca SelengkapnyaBatik merupakan kesenian yang terkenal di Nusantara. Hingga saat ini batik masih dikenakan dan dilestarikan.
Baca SelengkapnyaSuasana pasar ini seolah mengingatkan kehidupan masyarakat saat era penyebaran agama Islam. Semakin kental terasa dengan pembayaran yang memakai koin kayu unik.
Baca SelengkapnyaDalam selembar batik khas Ciwaringin terdapat perjuangan rakyat melawan penjajahan.
Baca SelengkapnyaSantet Banyuwangi punya sejarah panjang sejak zaman kerajaan.
Baca SelengkapnyaDi kampung Cipari ada puluhan perajin golok dengan metode pembuatannya yang masih tradisional.
Baca SelengkapnyaMasyarakat tak gentar hadapi para tentara Belanda walaupun senjata mereka lebih canggih.
Baca SelengkapnyaDua prajurit Pangeran Diponegoro iseng ciptakan tari dari gerakan perang, ujung-ujungnya jadi terkenal.
Baca SelengkapnyaRibuan pelajar menarikan Tari Montro di Pantai Parangkusumo, Bantul memecahkan rekor MURI.
Baca SelengkapnyaRitual adat Kebo-keboan Alas Malang yang digelar masyarakat Desa Alas Malang, Kecamatan Singojuruh, Banyuwangi, Minggu (30/7), berlangsung meriah.
Baca SelengkapnyaWayang beber mungkin tidak sepopuler wayang kulit, tetapi sebenarnya ia merupakan pendahulu dari seni pertunjukan wayang kulit yang kita kenal sekarang.
Baca SelengkapnyaAlat musik tradisional ini dulu muncul saat masa pagebluk
Baca Selengkapnya