Menurut Penelitian, Ini 5 Alasan Kenapa Perkawinan Anak Sebaiknya Tak Dilakukan
Merdeka.com - Perkawinan anak di bawah umur kerap menjadi kontroversi di Indonesia. Salah satu masalah yang terkait dengan fenomena ini adalah undang-undang di Indonesia masih rancu dengan batasan umur untuk menikah. UU No. 1 tahun 1974 tentang Perkawinan menetapkan bahwa atas usia minimal untuk menikah bagi perempuan adalah 16 tahun. Di sisi lain, UU Perlindungan Anak tahun 2002 menyebut seseorang yang belum berusia 18 tahun masih dianggap belum cukup umur.
Ada banyak faktor terkait budaya, pendidikan, ekonomi, budaya yang mendorong suburnya perkawinan anak di bawah umur hingga saat ini. Dalam hasil penelitian Siti Musdah Mulia, Professor of Islamic Studies, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang dipublikasikan di The Conversation, perkawinan anak merupakan sumber dari berbagai masalah sosial di masyarakat.
"Sejumlah penelitian menyimpulkan perkawinan anak adalah sumber dari pelbagai masalah sosial di masyarakat," tuturnya.
-
Kenapa Kabupaten Trenggalek cegah pernikahan anak? Tujuannya adalah memberikan perlindungan kepada anak.
-
Apa saja penyebab perceraian? Perceraian seringkali menjadi jalan keluar yang dipilih ketika konflik tak kunjung terselesaikan. Padahal, dengan pemahaman yang tepat dan usaha yang sungguh-sungguh, banyak permasalahan rumah tangga dapat diatasi tanpa harus berujung pada perceraian.
-
Kenapa pernikahan di usia muda jadi masalah? Banyak yang beranggapan bahwa risiko hanya menimpa perempuan karena mereka yang seringkali menjadi korban dari pernikahan anak. Namun, laki-laki yang menikah di usia belia juga menghadapi konsekuensi serius yang sering kali diabaikan.
-
Mengapa Kemenkominfo mengimbau remaja untuk tidak menikah dini? Ia juga mengimbau, remaja tidak menikah di usia dini karena dapat berdampak buruk bagi kesehatan ibu maupun anak. Hal ini karena, para remaja masih membutuhkan gizi maksimal hingga usia 21 tahun. Bila nutrisi ibu tidak mencukupi selama kehamilan maka bayi akan lahir dengan berat badan lahir rendah (BBLR) dan sangat berisiko terkena stunting.
-
Kenapa anak pertama dilarang menikah dengan anak pertama? Larangan anak pertama menikah dengan anak pertama memiliki beberapa alasan yang perlu kembali dipikirkan. Salah satunya adalah alasan kecenderungan sifat yang sama yang dikhawatirkan dapat menjadi hambatan bagi dua orang untuk bersatu.
-
Dimana Kabupaten Trenggalek jadi rujukan cegah pernikahan anak? Tim Penggerak PKK Provinsi Jawa Timur, memilih Trenggalek sebagai rumah rujukan belajar praktik baik yang di selenggarakan pada tanggal 1 Agustus 2023 di Kabupaten Trenggalek.
Menurut Siti, berikut ini beberapa alasan perkawinan anak lebih baik tidak dilakukan.
Salah satu penyebab tingginya angka perceraian
Angka perceraian pasangan di antara usia 20-24 tahun di Indonesia lebih banyak ditemui pada perkawinan yang dilakukan sebelum usia 18 tahun. Perkembangan fisik, mental, dan spiritual yang belum matang ditengarai sebagai salah satu penyebabnya.
Berdampak negatif bagi kualitas sumber daya manusia
Pernikahan dini membuat sebagian besar anak terpaksa putus sekolah dan beralih peran menjadi ibu rumah tangga atau bahkan pencari nafkah. Tentunya hal ini membuat program wajib belajar yang digalakkan pemerintah jadi terhambat..
"Dengan lebih dari 90% perempuan usia 20-24 tahun yang menikah secara dini tidak lagi bersekolah, tidak heran bahwa kualitas sumber daya manusia Indonesia mengalami penurunan."
Lebih berisiko terjadi kekerasan dalam rumah tangga
"Data global menunjukkan bahwa bagi anak perempuan yang menikah sebelum umur 15, kemungkinan mereka mengalami kekerasan dalam rumah tangga meningkat 50%."
Siti menyebut ketimpangan relasi kuasa di mana anak perempuan dianggap memiliki posisi lebih rendah sebagai salah satu penyebabnya. Begitu juga dengan kedewasaan emosional yang belum optimal menjadikan pasangan lebih mudah terpancing amarah.
Memicu munculnya berbagai masalah kesehatan
"Tingginya AKI (angka kematian ibu) setelah melahirkan disebabkan karena ketidaksiapan fungsi-fungsi reproduksi ibu secara biologis dan psikologis. Anak perempuan berusia 10-14 tahun berisiko lima kali lipat meninggal saat hamil maupun bersalin dibandingkan kelompok usia 20-24 tahun, sementara risiko ini meningkat dua kali lipat pada kelompok usia 15-19 tahun."
Kasus kematian bayi yang ditemukan pada ibu di usia remaja lebih tinggi daripada ibu yang sudah berusia di atas 17 tahun. Sebanyak 14 persen bayi yang lahir dari ibu berusia remaja adalah prematur. Mereka juga lebih rentan mengalami stunting (pertumbuhan yang terhambat).
"Bahkan, pengantin anak memiliki kerentanan yang lebih tinggi terhadap HIV/AIDS akibat hubungan seksual dini dan kurangnya pengetahuan mengenai kontrasepsi," bunyi artikel yang juga ditulis oleh Rizkina Aliya.
Menyebabkan ledakan jumlah penduduk
"Perkawinan anak mengancam agenda-agenda pemerintah seperti program Keluarga Berencana (KB) dan Generasi Berencana (Genre) oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN)."
Tingginya angka kesuburan remaja Indonesia yang sudah aktif secara seksual lewat pernikahan bisa menyebabkan ledakan jumlah penduduk di kemudian hari. Jika tidak diatasi, program-program kependudukan yang lain juga bisa terkena imbasnya.
Pada akhirnya, Siti menyarankan agar pernikahan dilakukan oleh individu yang sudah memiliki kedewasaan dari segi biologis, psikologis, sosial, mental, dan spiritual. Menurutnya semua itu bisa ditemukan pada individu yang setidaknya sudah berusia 19 tahun.
(mdk/tsr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Berdasarkan laporan BPS angka pernikahan di Indonesia mengalami penurunan yang drastis
Baca SelengkapnyaMereka menikah karena hamil duluan, lalu cerai setelah melahirkan
Baca SelengkapnyaMasih marak terjadinya pernikahan dini di Indonesia bisa diatasi dengan peranan yang tepat bagi keluarga.
Baca SelengkapnyaPernikahan usia belia bisa menimbulkan berbagai dampak kesehatan yang perlu dikenali dan dihindari.
Baca SelengkapnyaKepala BKKBN mengungkap angka perceraian di Indonesia meningkat.
Baca SelengkapnyaSejak tahun 2015 hingga saat ini, perceraian terus meningkat pesat akibat semakin banyak orang-orang toksik.
Baca SelengkapnyaTerdapat berbagai risiko jika melakukan pernikahan dini.
Baca SelengkapnyaSebagian besar penyebab pernikahan dini adalah kasus hamil di luar nikah
Baca SelengkapnyaPeran keluarga sangat vital dalam menjaga kestabilan kondisi mental anak-anak.
Baca SelengkapnyaIbu yang hamil di usia terlalu muda belum siap secara fisik dan mental sehingga bayi berisiko stunting.
Baca SelengkapnyaMemiliki banyak saudara ternyata bisa memunculkan masalah mental pada anak.
Baca SelengkapnyaSemakin banyak pria yang menjadi ayah di usia yang lebih tua, hal ini menimbulkan dampak pada anak.
Baca Selengkapnya