Merekam kehidupan jalanan lewat Komunitas Bandoeng Photostreet
Merdeka.com - Kehidupan di jalan memiliki daya tarik tersendiri bagi Komunitas Bandoeng Photostreet Shooter. Sebagai komunitas foto jalanan, mereka mengabadikan kehidupan di jalan lewat lensa kamera.
Sebulan sekali, mereka berkeliling Kota Bandung untuk melakukan nyetrit. Pelesetan dari photostreet yang artinya hunting foto jalanan. Sebuag genre fotografi yang mulai merebak di Bandung terutama di kalangan anak muda.
Bandoeng Photostreet Shooter didirikan oleh fotografer Rimba Anggara Rusli setahun lalu. Anggota komunitas ini kebanyakan anak muda Bandung yang gemar fotografi dan jalan-jalan. Sekali nyetrit, tidak kurang 10 pegiat yang ikut.
-
Kenapa wisata Bandung cocok untuk anak muda? Objek wisata Bandung populer ini sangat cocok menjadi destinasi liburan untuk anak-anak muda.
-
Apa yang terkenal dari Kota Bandung? Tentu semua orang sudah tahu kalau alat musik tradisional angklung berasal dari Jawa Barat. Berkat Saung Angklung Udjo, alat musik angklung jadi terkenal hingga ke mancanegara.
-
Siapa yang kuliah di Bandung? Kika, anak dari Ersa, dan Jema, anak dari Novita, Baik Kika maupun Jema tengah menjalani studi di Bandung, Jawa Barat.
-
Apa yang dimainkan anak-anak di Bandung Timur? Seorang warganet belum lama ini membagikan momen anak-anak tengah asyik bermain kesenian Reak Dogdog. Terlihat beberapa anak memakai kostum boneka menyerupai naga, dan berlari mengejar anak lainnya di sebuah lahan kosong.
-
Dimana tempat wisata di Kota Bandung? Banyak sekali spot-spot kuliner enak yang bisa dikunjungi di sekitar Bandung, seperti Cihampelas Walk, Jl. Braga dan Alun-alun Bandung.
-
Bagaimana cara keliling Kota Bandung? Dengan tarif terjangkau Rp20 ribu, Anda akan diajak berkeliling melewati tempat-tempat ikonik dan bersejarah di Kota Kembang.
“Lokasi nyetrit kebanyakan di dalam kota Bandung, seperti tempat-tempat favorit Alun-alun, Jalan ABC, Pasar Baru, Stasiun, dan yang terbaru ke Astana Anyar,” kata salah seorang penggigat Bandoeng Photostreet Shooter, Algi Febri, 18 tahun, kepada Merdeka Bandung.
Komunitas ini memiliki semacam tagline: lewat nyetrit mereka sama dengan merekam peradaban. “Karena kalau motret di gedung ini tahun ini belum tentu sama dengan motret gedung ini tahun depan, bisa saja desainnya sudah berubah, catnya sudah ganti. Maka dari itu kita merekamnya,” jelasnya, diamini pegiat lainnya, Desta Dani Syarif, 20 tahun.
Destra menambahkan, rencananya dari hasil nyetrit sudah ada foto-foto yang diseleksi untuk dibukukan. “Saya dan Ali mau bikin buku. Meski sekarang baru seleksi foto-foto saja untuk bahan buku,” katanya.
Menurut Destra, sudah banyak sekali karya foto yang dihasilkan komunitasnya. “Kita inginnya merekam Bandung dari tahun ke tahun,” tambahnya.
Misi lain komunitas ini adalah mempopulerkan photostreet alias street photography di Bandung. Ali menjelaskan, street photography memotret segala peristiwa yang terjadi di jalanan mulai pedagang kaki lima, pasar, orang yang lewat, gedung bersejarah, dan lain-lain. “Di luar negeri genre foto ini sangat popular. Kita ingin di Bandung juga gitu,” ujarnya.
Ciri khas komunitas ini, kata pria berkacamata ini, selalu berinteraksi dengan objek yang menjadi sasaran tembak. Misalnya, komunitas menjalin kontak atau interaksi dengan pedagang pasar, berbincang dengan kaki lima, dan seterusnya.
“Dalam foto lebih baik ada interaksi dengan warga daripada mengambil diam-diam. Kalau interaksi kan storinya dapat,” jelasnya.
Ia menambahkan, street photography memotret orang-orang yang tidak dikenal yang kadang dalam kehidupan sehari-hari kurang diperhatikan. Perbedaan street photography dengan foto jurnalistik memang tipis sekali.
Untuk bergabung ke komunitas ini tidak ada persyaratan khusus. Yang penting, calon anggota menjadi anggota di Facebook untuk mengetahui jadwal hunting foto terbaru. Jika berminat ini alamat Facebook mereka: https://www.facebook.com/groups/1499736486954457/?ref=br_tf.
Mengenai jenis kamera, komunitas ini membebaskan kamera yang dipakai peserta, bisa SLR, Poket, bahkan HP. “Yang penting kita suka jalan-jalan dan fotografi,” katanya.
Di sela hunting foto biasa digelar diskusi atau sharing karya. Dalam acara ini masing-masing anggota mengungkapkan pengalaman dan pengetahuan memotret. Tidak jarang acara sharing ini berisi saling berbagi teknik fotografi.
“Intinya sih dalam acara sharing kita mendapat ilmu dan wawasan. Sedangkan dengan bergabung dengan komunitas kita menjadi banyak teman dan jaringan,” tambah Destra. Pria jangkung ini menambahkan hunting foto terbaru dilakukan di Pasar Astana Anyar Bandung.
(mdk/frh)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kehadiran "Pokoke Blangkon" menjadi magnet baru bagi wisatawan Malioboro
Baca SelengkapnyaAda tradisi ngabuburit unik oleh kalangan anak muda di Purwakarta, yakni nongkrong di sekitar rel kereta api.
Baca SelengkapnyaPolisi berkuda selain ditugaskan untuk pengamanan simpatik juga untuk menghibur warga dan anak-anak saat Hari Bebas Kendaraan Bermotor.
Baca SelengkapnyaGang yang dijadikan media mural memiliki panjang sekitar 150 meter.
Baca SelengkapnyaSuasana malam di salah satu pemukiman padat penduduknya terasa begitu berbeda.
Baca SelengkapnyaHasil jepretan dua fotografer andalan merdeka.com ini memiliki pesan yang kuat lewat lensa mereka.
Baca SelengkapnyaWalaupun berukuran hanya selebar badan, kondisi gang padat penduduk di Kota Bandung ini amat bersih dan rapi
Baca SelengkapnyaSejumlah warga DKI Jakarta melakukan atraksi di tengah jalan protokol Jakarta yang lengang di tinggal pemudik.
Baca SelengkapnyaWarga memadati kawasan Cikapayang Dago Park, Bandung, untuk menyaksikan langsung dan berfoto bersama Trofi Piala Dunia U-17 2023.
Baca SelengkapnyaTerlihat suasana Kota Bandung yang bikin gemas warganet.
Baca SelengkapnyaAksi Bumantara Team bersih-bersih sampah di Kota Medan menambah catatan kelompok anak muda yang peduli dengan lingkungan, menyusul adanya Pandawara Grup.
Baca SelengkapnyaKomunitas Wara-wiri Mengajar akan mengajak siapapun, khususnya generasi milenial agar mengenal seluk-beluk Kota Tangerang di masa silam.
Baca Selengkapnya