Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Mirisnya 5 tradisi asingkan wanita yang masih ada di berbagai negara

Mirisnya 5 tradisi asingkan wanita yang masih ada di berbagai negara Praktik chaupadi di Simikot, Nepal. ©2016 Broadly/Alice Carfrae

Merdeka.com - Tradisi masa lalu memang memiliki nilai luhur yang patut dipertahankan. Namun kadang beberapa bagian dari tradisi tersebut bisa dikatakan kejam jika kita memandangnya dengan nilai-nilai moral yang berlaku di zaman modern.

Seperti halnya tradisi pengasingan wanita yang masih dipelihara oleh beberapa kebudayaan, termasuk Indonesia. Alasan dari praktik pengasingan ini bisa bermacam-macam. Intinya para wanita yang diasingkan dianggap bisa mendatangkan pengaruh buruk atau tak layak berada di masyarakat. Pengasingan bisa berlangsung selama beberapa hari, beberapa minggu, atau bahkan seumur hidup si wanita.

Apapun alasannya, praktik pengasingan ini bisa dianggap melanggar hak asasi manusia. Dengan adanya praktik pengasingan yang tak wajar ini, mungkin kita bisa membuka mata dan mulai memilah unsur budaya tradisional mana saja yang layak dipertahankan dan mana yang perlu ditinggalkan.

Orang lain juga bertanya?

Diasingkan karena penyakit - Negara-negara Sub-Sahara Afrika

Menurut hasil riset yang dilakukan oleh Human Rights Watch, negara-negara yang berada di wilayah Sub-Sahara Afrika masih mempraktikkan pernikahan paksa terhadap perempuan-perempuan yang belum cukup umur.

Sekitar 40 persen wanita di sana menikah di bawah usia 18 tahun, di mana pikiran, tubuh, dan organ reproduksi mereka belum berkembang dengan sempurna. Hal ini berdampak pada kelahiran berisiko yang kerap berujung kematian.

Jika tidak meninggal saat melahirkan, tak jarang para pengantin anak-anak ini menderita penyakit atau tertular penyakit menular seksual dari suami mereka yang jauh lebih tua dan lebih berpengalaman dari segi seksual. Kalau sudah begini, para perempuan tersebut diasingkan oleh suami dan keluarga mereka. Mereka sudah dianggap tak layak kembali ke masyarakat dan diharapkan menjalani sisa hidup di barak-barak darurat bersama istri-istri lain yang juga dibuang. Buruknya kondisi tempat tinggal dan pemeliharaan kesehatan membuat para wanita ini meninggal di usia muda.

Photo credit: © Orhan Cicek/Anadolu Agency

Mengasingkan diri di ashram - India

Bagi beberapa keluarga India yang masih menganut nilai tradisional, menjadi seorang janda yang ditinggal mati oleh suami merupakan nasib yang malang. Tidak sedikit para janda yang dibuang oleh keluarga mertua maupun keluarganya sendiri karena dianggap beban. Tak sedikit pula para janda tua yang memilih untuk tinggal sendiri karena merasa sudah tak berguna bagi anak dan menantu mereka.

Para janda ini kemudian menghabiskan sisa hidup menggelandang, melewatkan waktu dengan memuja dewa hingga ajal menjemput. Dilansir BBC, para wanita ini biasanya tinggal bersama di komunitas spiritual yang disebut ashram. Salah satu contohnya adalah ashram-ashram yang berderet di kota kelahiran Krishna, Vrindavan. Kota tersebut merupakan rumah bagi sekitar 6.000 janda berusia senja yang hidup dengan menggantungkan belas kasihan dari warga setempat.

Photo credit: ©2015 REUTERS/Ahmad Masood

Tradisi pingit bagi wanita yang sedang haid - Asia, Afrika, dan Amerika

Beberapa suku pribumi yang mendiami pedalaman Asia, Afrika, dan Amerika masih menerapkan tradisi pengasingan terhadap wanita-wanita yang mengalami haid. Para wanita yang sedang mendapatkan siklus bulanan dianggap tak suci atau bisa mendatangkan sial, jadi mereka diasingkan di sebuah gubuk terpencil yang letaknya jauh dari desa.

Di daerah Simikot, Nepal, praktik seperti ini disebut chaupadi. Tak hanya mereka yang sedang haid, menurut laporan Broadly, wanita yang baru melahirkan pun harus menghabiskan waktu selama 20 hari bersama bayinya di pondok pengasingan.

Gubuk pengasingan ini biasanya tak memiliki fasilitas yang layak, sehingga mereka harus menghabiskan belasan hari dalam udara dingin, makanan seadanya, dan bahaya serangan binatang buas yang mengancam. Tak jarang para wanita yang sedang diisolasi di salah satu gubuk menjadi korban pelecehan.

Photo credit: ©2016 Broadly/Alice Carfrae

Diasingkan berbulan-bulan untuk ujian kedewasaan - Suku Ngoni

Dilansir Listverse, Suku Ngoni yang berasal dari daerah pedalaman di negara Malawi akan mengasingkan seorang gadis yang hendak memasuki kedewasaan. Pengasingan dianggap sebagai salah satu ritual kedewasaan penting. Gadis yang akan menjalani upacara kedewasaan ditempatkan di sebuah area terpencil seorang diri selama tiga bulan penuh. Wajah dan tubuhnya dipulas dengan sejenis tepung putih yang menandakan pemisahan fisik dan rohani dari masyarakat di mana dia tinggal.

Sebagai ritual penentuan, si gadis diminta duduk telanjang di dalam air sungai atau danau selama beberapa waktu. Jika salah satu wanita yang dituakan di sukunya memperbolehkan dia keluar dari pengasingan, gadis muda tadi boleh memulai hidupnya sebagai wanita dewasa.   Photo credit: ©2014 Motifsonthewall.blogspot.com

Dipaksa berendam di laut saat haid - Suku Nootka

Suku pribumi Nootka yang mendiami wilayah di Kepulauan Vancouver juga punya ritual kedewasaan yang mirip dengan Suku Ngoni. Dilansir Ranker, gadis Nootka yang mendapatkan haid untuk pertama kalinya atau 'menarche' harus menjalani semacam ujian fisik untuk membuktikan ketahanannya sebagai seorang wanita.

Salah seorang tetua wanita dari suku tersebut akan membawa si gadis ke laut dan kemudian meninggalkannya di sana. Gadis itu harus berendam di tengah air laut dalam keadaan telanjang dan haid selama beberapa hari. Saat ujian berakhir biasanya si gadis sudah tak kuat untuk berdiri, apalagi mengangkat tubuhnya keluar dari air. Kalau sudah begini ia akan diangkat keluar dan disoraki anggota suku lainnya.

Itulah beberapa tradisi pengasingan wanita yang masih diterapkan di beberapa kebudayaan.

Photo credit: ©2014 Motleynews.net

(mdk/tsr)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Pengertian Diskriminasi Sosial, Penyebab, dan Contohnya yang Perlu Diketahui
Pengertian Diskriminasi Sosial, Penyebab, dan Contohnya yang Perlu Diketahui

Diskriminasi adalah masalah sosial yang dapat memicu perpecahan.

Baca Selengkapnya
Diskriminasi adalah Perlakuan Berbeda yang Merugikan Golongan Tertentu, Ini Penyebab dan Dampaknya
Diskriminasi adalah Perlakuan Berbeda yang Merugikan Golongan Tertentu, Ini Penyebab dan Dampaknya

Diskriminasi sosial adalah suatu sikap membedakan secara sengaja terhadap orang atau golongan yang berhubungan latar belakang tertentu.

Baca Selengkapnya
Mengenal Tradisi Kerik Gigi Wanita Suku Mentawai, Dijadikan Simbol Kecantikan
Mengenal Tradisi Kerik Gigi Wanita Suku Mentawai, Dijadikan Simbol Kecantikan

Meskipun terdengar menyakitkan, tradisi ini tetap dijunjung tinggi dan diwariskan secara turun-temurun.

Baca Selengkapnya
6 Februari Peringati Hari Anti-Sunat Wanita Sedunia, Ini Sejarahnya
6 Februari Peringati Hari Anti-Sunat Wanita Sedunia, Ini Sejarahnya

Peringatan ini menjadi bagian dari upaya PBB untuk menghapuskan pemotongan kelamin perempuan.

Baca Selengkapnya
Mengetahui Tradisi Kawin Tangkap di Sumba Barat Daya NTT, Kini Jadi Sorotan
Mengetahui Tradisi Kawin Tangkap di Sumba Barat Daya NTT, Kini Jadi Sorotan

Tradisi kawin tangkap merupakan perkawinan yang dilakukan dengan cara menangkap perempuan dengan paksa untuk dikawinkan dengan seorang pria yang tidak dicintai.

Baca Selengkapnya
Ternyata Ini Penyebab Perempuan dan Anak Rentan Jadi Korban Perdagangan Orang
Ternyata Ini Penyebab Perempuan dan Anak Rentan Jadi Korban Perdagangan Orang

Kementerian PPPA mengungkap penyebab perempuan dan anak rentan menjadi korban perdagangan orang di Indonesia.

Baca Selengkapnya
Bukan Sekadar Tolok Ukur Kecantikan, Ini Makna Tradisi Kerik Gigi Perempuan Suku Mentawai
Bukan Sekadar Tolok Ukur Kecantikan, Ini Makna Tradisi Kerik Gigi Perempuan Suku Mentawai

Perempuan Mentawai yang memiliki gigi runcing akan dianggap memiliki nilai lebih.

Baca Selengkapnya
Komnas Perempuan: Banyak Praktek Diskriminasi soal Busana ASN hingga Mahasiswi Berujung Depresi
Komnas Perempuan: Banyak Praktek Diskriminasi soal Busana ASN hingga Mahasiswi Berujung Depresi

Komnas Perempuan mengidentifikasi masih ada sekurangnya 73 kebijakan dan berbagai praktek diskriminasi di sejumlah daerah.

Baca Selengkapnya
Mengenal Mitos Pantang Larang, Kearifan Lokal Masyarakat Batubara Sumatra Utara
Mengenal Mitos Pantang Larang, Kearifan Lokal Masyarakat Batubara Sumatra Utara

Pantang larang berisi ajaran-ajaran apa yang tidak boleh dilakukan.

Baca Selengkapnya
Sempat Viral Diperbincangkan, Apa Sebenarnya Tradisi Kawin Tangkap di Sumba?
Sempat Viral Diperbincangkan, Apa Sebenarnya Tradisi Kawin Tangkap di Sumba?

Mengenal tradisi kawin tangkap yang sesunguhnya di Sumba, NTT.

Baca Selengkapnya
Mengenal 'Kawin Tangkap', Tradisi yang Membuat Gadis di Sumba Diculik-Diangkut Mobil Pikap
Mengenal 'Kawin Tangkap', Tradisi yang Membuat Gadis di Sumba Diculik-Diangkut Mobil Pikap

Wanita di Sumba Barat Daya menjadi korban tradisi kawin tangkap.

Baca Selengkapnya
Temuan BNPT: Budaya Patriaki Beri Andil Penyebaran Paham Radikal pada Perempuan
Temuan BNPT: Budaya Patriaki Beri Andil Penyebaran Paham Radikal pada Perempuan

Budaya patriaki memiliki andil cukup besar dalam penyebaran paham radikal pada kaum perempuan.

Baca Selengkapnya