Mirisnya 5 tradisi asingkan wanita yang masih ada di berbagai negara
Merdeka.com - Tradisi masa lalu memang memiliki nilai luhur yang patut dipertahankan. Namun kadang beberapa bagian dari tradisi tersebut bisa dikatakan kejam jika kita memandangnya dengan nilai-nilai moral yang berlaku di zaman modern.
Seperti halnya tradisi pengasingan wanita yang masih dipelihara oleh beberapa kebudayaan, termasuk Indonesia. Alasan dari praktik pengasingan ini bisa bermacam-macam. Intinya para wanita yang diasingkan dianggap bisa mendatangkan pengaruh buruk atau tak layak berada di masyarakat. Pengasingan bisa berlangsung selama beberapa hari, beberapa minggu, atau bahkan seumur hidup si wanita.
Apapun alasannya, praktik pengasingan ini bisa dianggap melanggar hak asasi manusia. Dengan adanya praktik pengasingan yang tak wajar ini, mungkin kita bisa membuka mata dan mulai memilah unsur budaya tradisional mana saja yang layak dipertahankan dan mana yang perlu ditinggalkan.
-
Bagaimana stigma sosial memengaruhi wanita? Stigma ini membuat banyak wanita merasa ragu untuk mengeksplorasi tubuh mereka sendiri, apalagi membicarakan tentang kesenangan seksual.
-
Apa saja contoh bentuk penyimpangan sosial? Ada beberapa bentuk penyimpangan sosial yang bersifat negatif, di antaranya sebagai berikut: 1. Penyimpangan primer (primary deviation). Penyimpangan primer adalah bentuk penyimpangan sosial yang hanya bersifat temporer dan tidak berulang-ulang. Seseorang yang melakukan penyimpangan primer masih diterima di masyarakat karena hidupnya tidak didominasi oleh perilaku menyimpang tersebut. Misalnya, siswa yang terlambat, pengemudi yang sesekali melanggar peraturan lalu lintas, dan orang yang terlambat membayar pajak. 2. Penyimpangan sekunder (secondary deviation). Bentuk penyimpangan sosial ini adalah perilaku menyimpang yang nyata dan sering terjadi, sehingga berakibat cukup parah serta menganggu orang lain. Misalnya orang yang terbiasa minum-minuman keras dan selalu pulang dalam keadaan mabuk, serta seseorang yang melakukan tindakan pemerkosaan. Aksi penyimpangan tersebut cukup meresahkan masyarakat dan pelakunya akan dicap sebagai “pencuri“, “pemabuk“, “penodong“, dan “pemerkosa“. 3. Penyimpangan individual (individual deviation) Bentuk penyimpangan sosial ini dilakukan oleh seseorang yang menyimpang dari norma-norma suatu kebudayaan yang telah mapan. Misalnya, seseorang bertindak sendiri tanpa rencana melaksanakan suatu kejahatan, seperti: mencuri, menodong, dan memeras. 4. Penyimpangan Kelompok Bentuk penyimpangan sosial kelompok adalah tindakan yang dilakukan oleh sekelompok orang yang tunduk pada norma kelompok yang bertentangan dengan norma masyarakatyang berlaku. 5. Penyimpangan situasional Bentuk penyimpangan situasional disebabkan oleh pengaruh bermacam-macam kekuatan situasional atau social diluar individu dan memaksa individu tersebut untuk berbuat menyimpang. 6. Penyimpangan sistematik Adalah suatu contoh tingkah laku menyimpang yang disertai organisasi sosial khusus, status formal, peranan-peranan, nilai-nilai, norma-norma, dan moral yang semuanya berbeda dengan situasi umum.
-
Kenapa diskriminasi sosial terjadi? Dari segi psikologi, seseorang yang melakukan sikap diskriminasi, mungkin dipengaruhi oleh faktor sejarah atau masa lalu. Bisa jadi, orang yang melakukan diskriminasi, pernah mendapatkan perlakuan yang berbeda dan tidak adil oleh orang lain.
-
Siapa yang biasanya menjadi korban diskriminasi? Biasanya, sikap diskriminasi ini dilakukan oleh kelompok masyarakat dominan kepada masyarakat minoritas.
-
Mengapa penyimpangan sosial terjadi? Winles dalam bukunya yang berjudul Punishment and Reformation menyebut bahwa penyebab terjadinya suatu penyimpangan sosial atau penyebab seseorang mempunyai perilaku yang menyimpang terdiri dari dua faktor: 1. Faktor Subyektif, yakni faktor yang sudah ada dalam diri seseorang (bawaan yang telah ada sejak dilahirkan). 2. Faktor obyektif atau faktor yang berasal dari luar (lingkungan).
-
Apa saja bentuk pelecehan yang dialami buruh wanita? Buruh Wanita sudah mengalami pelecehan sejak kedatangan mereka di Perkebunan Deli. Peristiwa ini terjadi tahun 1917. Seorang administratur yang mendata para buruh ini akan memberi tanda garis pada buruh wanita yang dianggap menarik. Wanita yang ditandai itu kelak akan dicari untuk memuaskan napsu para Ondernemer perkebunan.
Diasingkan karena penyakit - Negara-negara Sub-Sahara Afrika
Menurut hasil riset yang dilakukan oleh Human Rights Watch, negara-negara yang berada di wilayah Sub-Sahara Afrika masih mempraktikkan pernikahan paksa terhadap perempuan-perempuan yang belum cukup umur.
Sekitar 40 persen wanita di sana menikah di bawah usia 18 tahun, di mana pikiran, tubuh, dan organ reproduksi mereka belum berkembang dengan sempurna. Hal ini berdampak pada kelahiran berisiko yang kerap berujung kematian.
Jika tidak meninggal saat melahirkan, tak jarang para pengantin anak-anak ini menderita penyakit atau tertular penyakit menular seksual dari suami mereka yang jauh lebih tua dan lebih berpengalaman dari segi seksual. Kalau sudah begini, para perempuan tersebut diasingkan oleh suami dan keluarga mereka. Mereka sudah dianggap tak layak kembali ke masyarakat dan diharapkan menjalani sisa hidup di barak-barak darurat bersama istri-istri lain yang juga dibuang. Buruknya kondisi tempat tinggal dan pemeliharaan kesehatan membuat para wanita ini meninggal di usia muda.
Photo credit: © Orhan Cicek/Anadolu Agency
Mengasingkan diri di ashram - India
Bagi beberapa keluarga India yang masih menganut nilai tradisional, menjadi seorang janda yang ditinggal mati oleh suami merupakan nasib yang malang. Tidak sedikit para janda yang dibuang oleh keluarga mertua maupun keluarganya sendiri karena dianggap beban. Tak sedikit pula para janda tua yang memilih untuk tinggal sendiri karena merasa sudah tak berguna bagi anak dan menantu mereka.
Para janda ini kemudian menghabiskan sisa hidup menggelandang, melewatkan waktu dengan memuja dewa hingga ajal menjemput. Dilansir BBC, para wanita ini biasanya tinggal bersama di komunitas spiritual yang disebut ashram. Salah satu contohnya adalah ashram-ashram yang berderet di kota kelahiran Krishna, Vrindavan. Kota tersebut merupakan rumah bagi sekitar 6.000 janda berusia senja yang hidup dengan menggantungkan belas kasihan dari warga setempat.
Photo credit: ©2015 REUTERS/Ahmad Masood
Tradisi pingit bagi wanita yang sedang haid - Asia, Afrika, dan Amerika
Beberapa suku pribumi yang mendiami pedalaman Asia, Afrika, dan Amerika masih menerapkan tradisi pengasingan terhadap wanita-wanita yang mengalami haid. Para wanita yang sedang mendapatkan siklus bulanan dianggap tak suci atau bisa mendatangkan sial, jadi mereka diasingkan di sebuah gubuk terpencil yang letaknya jauh dari desa.
Di daerah Simikot, Nepal, praktik seperti ini disebut chaupadi. Tak hanya mereka yang sedang haid, menurut laporan Broadly, wanita yang baru melahirkan pun harus menghabiskan waktu selama 20 hari bersama bayinya di pondok pengasingan.
Gubuk pengasingan ini biasanya tak memiliki fasilitas yang layak, sehingga mereka harus menghabiskan belasan hari dalam udara dingin, makanan seadanya, dan bahaya serangan binatang buas yang mengancam. Tak jarang para wanita yang sedang diisolasi di salah satu gubuk menjadi korban pelecehan.
Photo credit: ©2016 Broadly/Alice Carfrae
Diasingkan berbulan-bulan untuk ujian kedewasaan - Suku Ngoni
Dilansir Listverse, Suku Ngoni yang berasal dari daerah pedalaman di negara Malawi akan mengasingkan seorang gadis yang hendak memasuki kedewasaan. Pengasingan dianggap sebagai salah satu ritual kedewasaan penting. Gadis yang akan menjalani upacara kedewasaan ditempatkan di sebuah area terpencil seorang diri selama tiga bulan penuh. Wajah dan tubuhnya dipulas dengan sejenis tepung putih yang menandakan pemisahan fisik dan rohani dari masyarakat di mana dia tinggal.
Sebagai ritual penentuan, si gadis diminta duduk telanjang di dalam air sungai atau danau selama beberapa waktu. Jika salah satu wanita yang dituakan di sukunya memperbolehkan dia keluar dari pengasingan, gadis muda tadi boleh memulai hidupnya sebagai wanita dewasa.  Photo credit: ©2014 Motifsonthewall.blogspot.com
Dipaksa berendam di laut saat haid - Suku Nootka
Suku pribumi Nootka yang mendiami wilayah di Kepulauan Vancouver juga punya ritual kedewasaan yang mirip dengan Suku Ngoni. Dilansir Ranker, gadis Nootka yang mendapatkan haid untuk pertama kalinya atau 'menarche' harus menjalani semacam ujian fisik untuk membuktikan ketahanannya sebagai seorang wanita.
Salah seorang tetua wanita dari suku tersebut akan membawa si gadis ke laut dan kemudian meninggalkannya di sana. Gadis itu harus berendam di tengah air laut dalam keadaan telanjang dan haid selama beberapa hari. Saat ujian berakhir biasanya si gadis sudah tak kuat untuk berdiri, apalagi mengangkat tubuhnya keluar dari air. Kalau sudah begini ia akan diangkat keluar dan disoraki anggota suku lainnya.
Itulah beberapa tradisi pengasingan wanita yang masih diterapkan di beberapa kebudayaan.
Photo credit: ©2014 Motleynews.net
(mdk/tsr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Diskriminasi adalah masalah sosial yang dapat memicu perpecahan.
Baca SelengkapnyaDiskriminasi sosial adalah suatu sikap membedakan secara sengaja terhadap orang atau golongan yang berhubungan latar belakang tertentu.
Baca SelengkapnyaMeskipun terdengar menyakitkan, tradisi ini tetap dijunjung tinggi dan diwariskan secara turun-temurun.
Baca SelengkapnyaPeringatan ini menjadi bagian dari upaya PBB untuk menghapuskan pemotongan kelamin perempuan.
Baca SelengkapnyaTradisi kawin tangkap merupakan perkawinan yang dilakukan dengan cara menangkap perempuan dengan paksa untuk dikawinkan dengan seorang pria yang tidak dicintai.
Baca SelengkapnyaKementerian PPPA mengungkap penyebab perempuan dan anak rentan menjadi korban perdagangan orang di Indonesia.
Baca SelengkapnyaPerempuan Mentawai yang memiliki gigi runcing akan dianggap memiliki nilai lebih.
Baca SelengkapnyaKomnas Perempuan mengidentifikasi masih ada sekurangnya 73 kebijakan dan berbagai praktek diskriminasi di sejumlah daerah.
Baca SelengkapnyaPantang larang berisi ajaran-ajaran apa yang tidak boleh dilakukan.
Baca SelengkapnyaMengenal tradisi kawin tangkap yang sesunguhnya di Sumba, NTT.
Baca SelengkapnyaWanita di Sumba Barat Daya menjadi korban tradisi kawin tangkap.
Baca SelengkapnyaBudaya patriaki memiliki andil cukup besar dalam penyebaran paham radikal pada kaum perempuan.
Baca Selengkapnya