Nyaris bunuh diri, pria ini sekarang hidup sebagai Raja Kera

Merdeka.com - Beberapa tahun yang lalu, Jyothi Raj sempat memutuskan untuk menghabisi nyawanya dengan melompat dari sebuah puncak bangunan. Karena bangunan itu sulit didaki, dia pun berusaha meniru kawanan kera yang berada di sekeliling tempat itu.

Dan ketika dia sampai di puncak, sorak-sorai dan tepuk tangan dari wisatawan dan masyarakat yang kebetulan melintas di dekat bangunan itu membuatnya kaget. Untuk pertama kali dalam hidupnya, Jyothi merasa sangat dihargai dan dicintai.

Dia pun kemudian memutuskan untuk bangkit dari keterpurukannya. Karena bakatnya, Jyothi pun dijuluki Raja Kera. Kehidupan Jyothi memang cukup kelam. Dia lahir dari keluarga miskin yang tinggal di negara bagian Tamil Nadu, India Selatan. Karena takut dihukum orang tuanya, dia memutuskan untuk melarikan diri dari rumah saat usianya masih tujuh tahun.

Photo: Vocativ video caption

Saat itu, dia lari ke Bagalkot, kota terdekat dari Karnataka. Dia pun memulai hidup barunya di sana, dan selama bertahun-tahun, Jyothi menjadi korban penganiayaan dan pelecehan.

"Seorang pria kerap mencari dan melecehkan saya. Dia selalu bertanya kepada saya mengapa saya hidup, kenapa saya tidak mati saja. Ketika dia mengatakan hal-hal seperti, saya merasa sangat terluka. Dan saya selalu bertanya kepada diri saya mengapa saya bisa hidup di dunia seperti ini," kata Jyothi kepada Vocativ.

Dia memenuhi semua kebutuhannya dengan melakukan beragam pekerjaan sambilan di berbagai toko, dan kemudian bekerja sebagai pembantu rumah tangga pada sebuah keluarga di kota benteng Chitradurga. Suatu hari, keluarga itu menuduhnya mencuri uang. Muak dengan kehidupannya yang begitu menyakitkan, Jyothi memutuskan untuk mengakhiri semuanya dengan melompat dari tebing.

"Saya datang ke benteng ini dan berencana untuk melompat dari atas puncaknya," kenangnya, "Tetapi tidak ada rute untuk mendaki itu. Kemudian kera-kera itu datang dan naik ke puncak itu. Ketika saya melihat itu, saya berpikir, 'Saya juga akan mendaki dengan cara itu.

Setelah mencapai puncak benteng itu, Tuhan rupanya punya rencana lain untuknya. Banyak wisatawan yang datang ke benteng itu dan merasa terhibur dengan apa yang dia lakukan. Mereka ingin tahu apakah Jyothi adalah seorang juara panjat tebing karena mereka tidak pernah melihat seseorang tampak begitu lihai saat memanjat tebing itu.

Perlahan namun pasti, Jyothi mulai membuat dirinya populer di kalangan wisatawan dan masyarakat yang tinggal di sekitar benteng. Wisatawan akan memfilmkan penampilannya dan kemudian mengunggah video tentangnya di YouTube. Dia terus mengasah bakatnya selama bertahun-tahun untuk menemukan teknik yang tepat.

"Memanjat itu sangat sulit. Saya sudah sering terluka," katanya.

Jyothi mengalami banyak cedera saat berlatih memanjat, seperti mematahkan kedua kakinya, tangannya, dan bahkan membenturkan kepalanya. Tetapi, dia tidak pernah menyerah. Apa yang dilakukannya telah membuat dirinya menjadi lebih dimanusiakan oleh orang-orang di sekitarnya.

Jyothi mengaku bahwa kini semua orang sangat baik padanya. Seluruh penduduk desa bahkan memperlakukannya seperti anak sendiri, sehingga membuat dia merasa sangat bahagia. Jyothi juga menggunakan kemampuan supernya untuk tujuan mulia. Dia sering naik ke atas air terjun di dekat desanya untuk mengambil mayat orang-orang yang bunuh diri. Di Chitradurga, dia juga mengajari anak-anak setempat untuk berlatih panjat tebing.

(mdk/des)