Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

[Part 2] Masih kah kita melihat bulan yang sama?

[Part 2] Masih kah kita melihat bulan yang sama? Ilustrasi pacaran jarak jauh. ©betches.com

Merdeka.com - Pada bulan-bulan awal hubungan jarak jauh yang kami alami ini, semua masih berjalan dengan lancar. Di sela-sela kesibukannya dalam mempersiapkan kuliah selalu ada waktu sekitar 30 menit untuk setidaknya mengobrol dan bercerita mengenai apa yang kami lakukan.

Setiap kali merasa kangen kami akan menghabiskan waktu untuk melakukan voice call atau video call sambil mencoba untuk memandang bulan. Perbedaan waktu antara Indonesia dan Jepang yang tidak terlalu lama membuat kami selalu merasa dekat karena dapat memandang bulan yang sama dalam waktu bersamaan.

Setiap berbincang, suaranya tampak sangat senang walau juga terdengar sedikit lelah. Dia mengatakan bahwa saat ini sedang memperdalam bahasa Jepang yang dimilikinya agar tidak kesulitan ketika perkuliahan nanti telah dimulai. Tidak lupa selalu dia katakan bahwa semoga kuliahku juga cepat selesai dan segera dapat menemuinya di sana.

Tentu saja aku selalu bilang iya dan mengamini pendapatnya tersebut. Namun dalam hati terdapat suatu rasa tidak percaya pada diriku sendiri. Aku memang yakin dapat segera lulus, namun tidak pernah muncul keyakinan sedikit pun bahwa aku dapat menyusulnya ke Jepang.

Alasan pertama adalah karena aku tak yakin bahwa otakku cukup pandai dan nilai-nilaiku cukup untuk membawaku kuliah atau bekerja di sana. Yang kedua adalah karena jurusanku yang rasanya tidak memungkinkan untuk membawaku kuliah atau bekerja di Jepang.

Mungkin baginya pergi ke Jepang merupakan sebuah langkah yang masuk akal karena dia mempelajari tentang fisika dan negara tersebut merupakan salah satu pusat ilmu pengetahuan. Namun buat apa seorang sarjana Sejarah seperti aku bekerja atau kuliah di Jepang? rasanya hal itu sulit terjadi.

Tentu saja kekhawatiran itu tidak kuungkapkan kepadanya karena tentu saja itu dapat membuatnya kecewa. Aku hanya akan berbicara mengenai hal-hal yang membuatnya senang dan tenang saja. Pertimbanganku adalah karena dia berada di tempat yang jauh dan berada dalam kondisi penuh tekanan sehingga sebisa mungkin harus berada dalam kondisi yang menyenangkan dan menenangkan.

Bagiku saat untuk bertemu dengannya mungkin akan terjadi ketika dia sudah menyelesaikan pendidikannya dan kembali ke Indonesia. Percakapan dan keyakinan seperti itu berlangsung selama kurang lebih satu tahun. Hingga akhirnya muncul suatu hal yang benar-benar mengguncang duniaku dan membuatnya serasa terbalik. Sebuah kata-kata yang dia ucapkan di sela rutinitas kami dalam seminggu sekali yang menyebabkan hal itu terjadi.

"Kayaknya kamu kurang ada usaha deh, buat mewujudkan keinginan kita. Mungkin mending kita pikir-pikir lagi hubungan ini karena tampaknya aku nggak akan pulang dalam waktu dekat beberapa tahun ini", ujarnya dalam nada sangat lelah yang tak pernah ku dengar sebelumnya.

Sejak saat itu pikiranku mulai berubah dan aku mulai berusaha sungguh-sungguh untuk setidaknya lulus kuliah dan menyusulnya ke Jepang walaupun aku tak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya.

Bersambung.

(mdk/RWP)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Fakta tentang Pasangan yang Bulan Lahirnya Sama Berdasarkan Mitos
Fakta tentang Pasangan yang Bulan Lahirnya Sama Berdasarkan Mitos

Hubungan romantis selalu diiringi dengan berbagai mitos. Termasuk pada pasangan yang memiliki bulan kelahiran yang sama satu dengan lainnya.

Baca Selengkapnya