[Part 3] Masih kah kita melihat bulan yang sama?

Merdeka.com - Hampir tiga bulan dia tidak memberi kabar sama sekali ke aku. Seluruh pesan dan panggilan yang coba kulakukan tidak pernah berhasil mencapainya. Hal itu terjadi sejak dia mengatakan bahwa aku tidak benar-benar serius dalam menjaga hubungan tersebut.

Memang sudah terjadi beberapa perubahan pada diriku, kuliahku sudah hampir selesai. Pada minggu lalu aku baru saja melaksanakan ujian skripsi. Walaupun aku sudah selangkah lebih dekat untuk menemuinya, tetapi masih banyak kebingungan yang muncul mengenai apa yang harus kulakukan selanjutnya.

Mungkin aku bisa pergi ke Jepang dan coba menemuinya langsung, tetapi rasanya itu hanya akan buang-buang uang dan hanya membuat kami dekat selama beberapa hari saja. Selain itu, aku rasa tabungan yang ada hanya bisa membawaku berangkat saja dan tidak bisa pulang kembali.

Walaupun tetap tak berbalas, aku coba untuk terus mengirim pesan kepadanya. Beberapa kali aku datang ke rumah orang tuanya sekedar untuk silaturahmi dan coba mencari tahu tentang kabarnya. Dari cerita ibunya, tampaknya dia baik-baik saja hanya sedikit sibuk dengan kuliah yang dijalani. Orang tuanya juga mengira bahwa kami masih berhubungan.

Kondisi ini tidak hanya terjadi selama tiga minggu saja, tetapi hampir satu setengah tahun dengan kondisi yang tidak jelas seperti ini. Sekarang aku sudah bekerja walaupun memang rasanya tidak dapat membawaku kuliah atau kerja di Jepang seperti keinginannya.

Sejak dia menghilang hingga saat ini, aku masih belum menjalin hubungan dengan wanita lain karena kuanggap bahwa kami masih berpacaran. Ketika sedang rindu atau kesepian di malam hari, aku akan diam dan memandang bulan sambil berharap dia juga melakukan hal yang sama.

Terakhir kutanyakan kabar terakhir kepada keluarganya, mereka mengatakan bahwa dia sedang mempersiapkan untuk melanjutkan kuliah lagi ke jenjang S3. Dari perubahan sikap yang ditunjukkan ibunya, tampaknya mereka tahu bahwa kami telah berpisah.

Aku tak tahu apa yang terjadi di sana dan bagaimana kabarnya. Tetapi rasa cinta kami dan perkenalan kami yang dimulai sejak usia belia tidak dapat hilang di dalam hati ini. Kini hanya ada bulan yang menjadi penghantar rasa rinduku yang mungkin hanya sepihak ini.

Setiap aku memandang bulan, selalu ada wajahmu di situ. Sambil berharap bahwa engkau juga memandang bulan yang sama dan berharap untuk bertemu lagi denganku.

Selesai.