Sekolah atletik di China, penyiksaan berkedok olahraga?
Merdeka.com - China tumbuh menjadi negara dengan tim olahraga terkuat di dunia. Anda tak perlu heran mengapa pebulu tangkis China sulit dikalahkan. Bahkan oleh Indonesia sekalipun, yang notabenenya lebih dahulu keluar sebagai jawara di pentas olahraga dunia. Ini alasannya!
Foto-foto di atas telah menunjukkan betapa kerasnya latihan yang dilalui anak-anak China sejak usia dini. Sebagaimana dilansir Telegraph tahun 2008 lalu, olahraga dianggap sebagai bisnis serius di China.
Hal ini ditandai dengan berdirinya lebih dari 300 sekolah elit yang didanai pemerintah, yang dikhususkan untuk pelatihan generasi berikutnya dari atlet China. Salah satu di antaranya yang terkenal adalah Shichahai School.
-
Gimana karyawan China olahraga? Dalam postingan lain, seseorang menceritakan bagaimana seorang pekerja magang di perusahaannya membawa matras yoga ke kantor untuk sesi latihan. Karyawan magang tersebut menyalakan iPad yang menampilkan Dewa Kekayaan di depan matras yoganya, sehingga mengintegrasikan pemujaan ke dalam rutinitas yoganya.
-
Apa tren olahraga karyawan China? Tren yang disebut “charger 5 menit“ ini kemudian viral di media sosial, dan diikuti banyak masyarakat.
-
Bagaimana performa China di piala dunia? Saat ini, China berada di posisi terbawah klasemen Grup C setelah tampil buruk pada pertandingan pertama. Dalam laga tandang melawan Jepang, mereka mengalami kekalahan telak 0-7, menunjukkan kelemahan yang signifikan di lini belakang.
-
Siapa pemain China yang tinggi? Sosok tersebut adalah Zhang Ziyu yang memiliki tinggi mencapai 220cm atau 2,2 meter.
-
Kenapa karyawan China cari pengganti olahraga? Karyawan China dikenal memiliki jam kerja yang sangat ketat. Bahkan, untuk meluangkan waktu demi berolahraga saja sulit.
-
Bagaimana China mencapai dominasi teknologi? “Mereka membangun keunggulan yang terkadang menakjubkan dalam penelitian dan berdampak tinggi di sebagian besar domain teknologi kritis dan yang sedang berkembang,“
Latihan olahraga dimulai pada usia semuda mungkin di China. Sebagian besar anak-anak itu dibina sejak usia enam tahun dan dikirim ke sekolah olahraga khusus bersama dengan ribuan anak lainnya.
Sekitar 600 anak berusia antara 6 sampai 18 tahun dari seluruh China, mengenyam pendidikan olahraga secara full time di Shichahai Sports School. Enam hari dalam seminggu, mereka belajar mulai dari pagi dan berlatih selama empat jam di sore hari.
Orangtua diizinkan untuk melihat anak-anak mereka hanya pada akhir pekan saja, tetapi sebagian besar orang tua rela tidak mengunjungi anak mereka dengan harapan dapat menuai hasil yang membanggakan yakni menjadi juara Olimpiade.
Shichahai telah memainkan peran penting dalam memroduksi atlet top untuk Negeri Tirai Bambu di Olimpiade. Tetapi di balik semua keberhasilan yang diperoleh oleh Shichahai, sekolah itu telah dituduh mendorong para atlet mudanya berlatih terlalu keras dan menyalahgunakan mereka.
Pada kunjungan ke Shichahai tahun 2005, seorang pendayung Inggris yang berhasil memboyong empat kali juara Olimpiade, Sir Matthew Pinsent, bahkan menyaksikan sendiri seorang gadis tujuh tahun menangis saat sedang dipaksa melakukan handstand, dan seorang anak laki-laki dengan bekas luka di punggungnya.
"Beberapa sekolah sangat fokus pada olahraga. Dan mereka memberlakukan latihan rutin enam jam atau lebih dalam sehari. Kebanyakan tlet China mencurahkan sebagian besar waktu mereka untuk latihan sehingga banyak dari mereka yang tidak bisa membaca meski telah berada di kelas lima," papar Wu Yigang, seorang profesor di Universitas Shanghai, mengatakan kepada Washington Post.
Ketika anak-anak meninggalkan sekolah atletik, mereka tidak bisa melakukan apa-apa karena mereka tidak memiliki keterampilan. Komisi olahraga lokal kadang-kadang memberikan pekerjaan, tetapi pada akhirnya, banyak yang menjadi pekerja pabrik. Beberapa atlet dijanjikan pekerjaan sebagai polisi ketika mereka pensiun, tetapi janji tinggallah janji. Hanya sebatas di bibir saja.
Surat kabar harian China bahkan memperkirakan 80 persen dari pensiunan atlet China menderita masalah pengangguran, kemiskinan atau penyakit kronis akibat overtraining. (mdk/des)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Performa Timnas China pada dua lawa awal di Kualifikasi Piala Dunia 2026 sangat buruk.
Baca SelengkapnyaNilai ekonomi hewan peliharaan di China bernilai 493,6 miliar yuan atau setara Rp1.096 triliun.
Baca SelengkapnyaPersaingan kerja di level para lulusan perguruan tinggi semakin ketat seiring minimnya penyerapan tenaga kerja.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Berikut sosok Praka Jingko satu-satunya prajurit Kopassus yang lolos latihan di Australia.
Baca SelengkapnyaPebulu tangkis China, Zhang Zhi Jie dinyatakan mengalami henti jantung mendadak.
Baca SelengkapnyaPerusahaan China ini memiliki 7.000 karyawan dan mereka mendapatkan jatah cuti saat sedang sedih hingga patah hati.
Baca SelengkapnyaAtlet para angkat berat putri Indonesia, Ni Nengah Widiasih, berhasil memecahkan rekor pribadi saat berlaga di Paralimpiade Paris 2024.
Baca SelengkapnyaLewat kemampuannya, dia berhasil mencetak prestasi dalam latihan bersama lintas negara di Australia.
Baca SelengkapnyaSelain tekniknya yang tak mudah, butuh anggaran dana cukup besar untuk bisa melakoni olahraga yang satu ini.
Baca Selengkapnya