Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Sekolah atletik di China, penyiksaan berkedok olahraga?

Sekolah atletik di China, penyiksaan berkedok olahraga? Ilustrasi atlet. ©2015 Merdeka.com/shutterstock/Brian A Jackson

Merdeka.com - China tumbuh menjadi negara dengan tim olahraga terkuat di dunia. Anda tak perlu heran mengapa pebulu tangkis China sulit dikalahkan. Bahkan oleh Indonesia sekalipun, yang notabenenya lebih dahulu keluar sebagai jawara di pentas olahraga dunia. Ini alasannya!

Foto-foto di atas telah menunjukkan betapa kerasnya latihan yang dilalui anak-anak China sejak usia dini. Sebagaimana dilansir Telegraph tahun 2008 lalu, olahraga dianggap sebagai bisnis serius di China.

Hal ini ditandai dengan berdirinya lebih dari 300 sekolah elit yang didanai pemerintah, yang dikhususkan untuk pelatihan generasi berikutnya dari atlet China. Salah satu di antaranya yang terkenal adalah Shichahai School.

Latihan olahraga dimulai pada usia semuda mungkin di China. Sebagian besar anak-anak itu dibina sejak usia enam tahun dan dikirim ke sekolah olahraga khusus bersama dengan ribuan anak lainnya.

Sekitar 600 anak berusia antara 6 sampai 18 tahun dari seluruh China, mengenyam pendidikan olahraga secara full time di Shichahai Sports School. Enam hari dalam seminggu, mereka belajar mulai dari pagi dan berlatih selama empat jam di sore hari.

Orangtua diizinkan untuk melihat anak-anak mereka hanya pada akhir pekan saja, tetapi sebagian besar orang tua rela tidak mengunjungi anak mereka dengan harapan dapat menuai hasil yang membanggakan yakni menjadi juara Olimpiade.

Shichahai telah memainkan peran penting dalam memroduksi atlet top untuk Negeri Tirai Bambu di Olimpiade. Tetapi di balik semua keberhasilan yang diperoleh oleh Shichahai, sekolah itu telah dituduh mendorong para atlet mudanya berlatih terlalu keras dan menyalahgunakan mereka.

Pada kunjungan ke Shichahai tahun 2005, seorang pendayung Inggris yang berhasil memboyong empat kali juara Olimpiade, Sir Matthew Pinsent, bahkan menyaksikan sendiri seorang gadis tujuh tahun menangis saat sedang dipaksa melakukan handstand, dan seorang anak laki-laki dengan bekas luka di punggungnya.

"Beberapa sekolah sangat fokus pada olahraga. Dan mereka memberlakukan latihan rutin enam jam atau lebih dalam sehari. Kebanyakan tlet China mencurahkan sebagian besar waktu mereka untuk latihan sehingga banyak dari mereka yang tidak bisa membaca meski telah berada di kelas lima," papar Wu Yigang, seorang profesor di Universitas Shanghai, mengatakan kepada Washington Post.

Ketika anak-anak meninggalkan sekolah atletik, mereka tidak bisa melakukan apa-apa karena mereka tidak memiliki keterampilan. Komisi olahraga lokal kadang-kadang memberikan pekerjaan, tetapi pada akhirnya, banyak yang menjadi pekerja pabrik. Beberapa atlet dijanjikan pekerjaan sebagai polisi ketika mereka pensiun, tetapi janji tinggallah janji. Hanya sebatas di bibir saja.

Surat kabar harian China bahkan memperkirakan 80 persen dari pensiunan atlet China menderita masalah pengangguran, kemiskinan atau penyakit kronis akibat overtraining. (mdk/des)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Berembus Kabar Pelatih China Terancam Dipecat Sebelum Tanding Lawan Timnas Indonesia
Berembus Kabar Pelatih China Terancam Dipecat Sebelum Tanding Lawan Timnas Indonesia

Performa Timnas China pada dua lawa awal di Kualifikasi Piala Dunia 2026 sangat buruk.

Baca Selengkapnya
Banyak Masyarakat China Sekolahkan Hewan Peliharahaan, Biayanya Rp26 Juta Sebulan
Banyak Masyarakat China Sekolahkan Hewan Peliharahaan, Biayanya Rp26 Juta Sebulan

Nilai ekonomi hewan peliharaan di China bernilai 493,6 miliar yuan atau setara Rp1.096 triliun.

Baca Selengkapnya
Tingkat Pengangguran China Mengkhawatirkan, Lulusan S2 Jadi Petugas Kebersihan Sekolah
Tingkat Pengangguran China Mengkhawatirkan, Lulusan S2 Jadi Petugas Kebersihan Sekolah

Persaingan kerja di level para lulusan perguruan tinggi semakin ketat seiring minimnya penyerapan tenaga kerja.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Sosok Praka Jingko, Satu-Satunya Prajurit Kopassus Lolos Latihan di Australia, Kini Raih Siswa Terbaik
Sosok Praka Jingko, Satu-Satunya Prajurit Kopassus Lolos Latihan di Australia, Kini Raih Siswa Terbaik

Berikut sosok Praka Jingko satu-satunya prajurit Kopassus yang lolos latihan di Australia.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Terungkap! Penyebab Atlet Berbakat China Meninggal Mendadak Saat Bertanding di Yogya
VIDEO: Terungkap! Penyebab Atlet Berbakat China Meninggal Mendadak Saat Bertanding di Yogya

Pebulu tangkis China, Zhang Zhi Jie dinyatakan mengalami henti jantung mendadak.

Baca Selengkapnya
Perusahaan di China Kasih Jatah Cuti Khusus untuk Karyawan yang Sedih hingga Patah Hati
Perusahaan di China Kasih Jatah Cuti Khusus untuk Karyawan yang Sedih hingga Patah Hati

Perusahaan China ini memiliki 7.000 karyawan dan mereka mendapatkan jatah cuti saat sedang sedih hingga patah hati.

Baca Selengkapnya
Ni Nengah Widiasih meminta maaf karena tidak berhasil meraih medali di Paralimpiade 2024 meskipun telah memecahkan rekor pribadinya.
Ni Nengah Widiasih meminta maaf karena tidak berhasil meraih medali di Paralimpiade 2024 meskipun telah memecahkan rekor pribadinya.

Atlet para angkat berat putri Indonesia, Ni Nengah Widiasih, berhasil memecahkan rekor pribadi saat berlaga di Paralimpiade Paris 2024.

Baca Selengkapnya
Mengenal Praka Jingko Lewi, Prestasinya jadi Siswa Terbaik di Australia Bikin Kagum
Mengenal Praka Jingko Lewi, Prestasinya jadi Siswa Terbaik di Australia Bikin Kagum

Lewat kemampuannya, dia berhasil mencetak prestasi dalam latihan bersama lintas negara di Australia.

Baca Selengkapnya
Curi Perhatian, Deretan Artis Ini Aktif Latihan Olahraga Berkuda
Curi Perhatian, Deretan Artis Ini Aktif Latihan Olahraga Berkuda

Selain tekniknya yang tak mudah, butuh anggaran dana cukup besar untuk bisa melakoni olahraga yang satu ini.

Baca Selengkapnya