Seniman kritik lingkungan lewat seni instalasi
Merdeka.com - Sejumlah instalasi seni dipamerkan di Gedung Yayasan Pusat Kebudayaan (YPK) Bandung lewat pameran bertajuk Kunst Und Umwelt: Seni dan Lingkungan Air, Udara dan Tanah. Beragam isu lingkungan Jawa Barat, khususnya Bandung, diolah dalam karya seni instalasi yang memuat kritik hingga satir.
Materi yang menjadi bahan instalasi sangat beragam, mulai dari sampah plastik, foto, video, kars atau bahan tambang, perahu lapuk, kemacetan Kota Bandung, sisa-sisa rumah yang digusur, dan lainnya.
Lewat pameran yang berlangsung hingga 8 November mendatang, bagian dalam Gedung YPK penuh dengan instalasi. Memasuki pintu gedung, pengunjung langsung disuguhi pemandangan instalasi karya seniman street art Bandung, Iwan R Ismael dan Kampret Syndicate yang menyuguhkan sebuah kotak persegi panjang yang terbuat dari kayu yang dilapisi plastik mika.
-
Dimana lokasi mural di Bandung? Beginilah aksi para pemuda dan seniman yang menggambar mural di dinding salah satu gang kawasan Geger Kalong Hilir, Kota Bandung, Jawa Barat, Sabtu (14/10) lalu.
-
Kenapa mural di Bandung dibuat dengan tema sayur dan buah? Mereka memilih kombinasi warna yang cerah dalam melukis buah dan sayuran untuk mengajak masyarakat menjalani pola hidup sehat.
-
Bagaimana 'Kota Kembang' menggambarkan Bandung? Gambarkan Bandung sebagai Kota yang Sejuk dan Damai Merujuk bandung.go.id, dalam liriknya disampaikan tentang keindahan Bandung sebagai kota yang nyaman untuk ditinggali. Ini karena topografinya berada di kawasan dataran tinggi dan dekat dengan perbukitan.
-
Apa yang digambarkan 'Kota Kembang' tentang Bandung? Lagu ini memikat banyak penikmat musik dengan melodi dan lirik yang menggambarkan keindahan Kota Bandung yang membawa nostalgia.
-
Apa yang terkenal dari Kota Bandung? Tentu semua orang sudah tahu kalau alat musik tradisional angklung berasal dari Jawa Barat. Berkat Saung Angklung Udjo, alat musik angklung jadi terkenal hingga ke mancanegara.
-
Sampah plastik apa yang diolah di Bandung? Beberapa produk yang dihasilkan rupanya memiliki nilai ekonomi yang tinggi, seperti jam dinding hingga mainan wayang plastik.
Kotak tersebut ditempeli stensilan wajah Darso, musisi pop Sunda. Di antara wajah hitam putih Darso terdapat tulisan "Darso the Legend". Masih di kotak persegi panjang tersebut, ada tulisan 'Selamat Datang di Bandung (coret)' dengan kata Bandung yang dicoret garis merah. Kritik terhadap kemacetan kota Bandung bertebaran di sekitar instalasi ini.
Sementara seniman Nandang Gawe dan Invalid Urban menyajikan instalasi bertajuk Utopia Belang Buntal, sebuah instalasi dengan teknik mix media dari plastik, tali, sampah plastik. Bentuk instalasi ini berbentuk dua bundel plastik yang disimpan di atas kotak persegi, juga tertutup plastik mika. Satu bundel plastik disimpan hingga menyentuh langit-langit.
Di antara sampah plastik berwarna-warni itu tertulis harapan-harapan warga Bandung dalam kertas-kertas yang digantung, di antaranya 'Harapan kamu u/ Bandung, Bisa Lebih tertata lagi, Bisa lebih endah lagi, Bisa lebih hijau lagi, dan semoga gak macet lagi' tertanda Fauzan Alfarizi. Ada juga tulisan yang berharap 'Kota Bandung lebih bersih sepanjang hari,' dan harapan Bandung 'Makin Gahoel'.
Masih banyak lagi seniman yang menyajikan instalasinya, di antaranya karya seni yang merespon situasi dan kondisi lingkungan Karst Citatah, Goa Pawon, yang dikerjakan pasangan seniman senior Herry Dim dan Ine Arini, Seni Lukis tanah hotel-hotel Bandung oleh Isa Perkasa, Perahu Situ Ciburuy oleh Aliansyah Chaniago.
Seniman lain yang terlibat adalah Bah Nanu dan Bah Enjum, Dea Aulia Widya Evan, Diyanto, Herra Pahlasari, Rahmat Jabaril, NiaGaRa (Nia, Gangga dan Rega), Vincent Rumahlonie dengan kurator dan co curator Tisna Sanjaya dan Deden Hendan.
Tisna Sanjaya mengatakan, melalui karya seninya para seniman berusaha menyampaikan tujuan berbagai kebaikan untuk kota yang mereka cintai. “Inisiatif dari karya seni bentuknya sangat beragam dan menarik untuk kita jadikan renungan. Menjadi inspirasi untuk proses penciptaan aktivitas bidang kerja yang lainnya,” katanya, Selasa (3/11).
Ia menambahkan, karya seni para seniman merupakan hasil olah cita yang mempunyai daya untuk menumbuhkan inspirasi bagi perubahan lingkungan supaya lebih baik lagi. Pameran sendiri hasil kerja sama seniman Bandung dengan lembaga pendidikan dan kebudayaan Jerman, Goethe Institut.
(mdk/frh)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Karya mural dari para seniman lokal ini disajikan untuk memperindah dinding-dinding kosong di kawasan Cideng.
Baca SelengkapnyaAcara ini juga menjadi momen penyaluran aspirasi mereka atas kebijakan pemerintah yang tidak pro lingkungan
Baca SelengkapnyaBeberapa produk yang dihasilkan rupanya memiliki nilai ekonomi yang tinggi, seperti jam dinding hingga mainan wayang plastik.
Baca SelengkapnyaDdi tangan santri ini daun jati jadi sumber cuan. Ia membuat lukisan dari daun jati bernilai seni tinggi.
Baca SelengkapnyaNamun diperlukan dukungan dari berbagai pihak, mencakup pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, serta masyarakat di lingkungan itu sendiri.
Baca SelengkapnyaKurangnya ruang berkarya, pelaku seni dan budaya beberkan beberapa harapan keapda Bobby Nasution saat berdiskusi bersama.
Baca SelengkapnyaKegiatan itu digelar untuk menumbuhkan slogan Rembang sebagai Kota Garam.
Baca SelengkapnyaKarya yang ditampilkan pada pameran ini beragam mulai dari photobooks, stage photography, dan film dokumenter pendek.
Baca SelengkapnyaKegiatan yang diikuti sepuluh seniman hasil seleksi 206 seniman mural graffiti se-Indonesia ini merupakan rangkaian HUT KAI Commuter ke-16.
Baca SelengkapnyaGanjar Pranowo menyinggung pentas seni yang dilakukan Seniman Butet Kartaredjasa.
Baca SelengkapnyaKusmanto mengklaim motif batik yang ia buat bukanlah motif yang selama ini mudah ditemui di pasaran.
Baca SelengkapnyaKemendikbudristek resmi membuka Mega Festival Indonesia Bertutur 2024 pada 7 Agustus lalu.
Baca Selengkapnya