Seniman Titarubi gelar pameran bertajuk Senyap
Merdeka.com - Setelah hampir 12 tahun lamanya tidak berpameran tunggal di kota Bandung, Titarubi seniman kelahiran Bandung yang kini tinggal dan bekerja di Jogjakarta akan menyelenggarakan pameran tunggalnya kembali di kota kelahirannya.
Pameran tunggalnya yang ke 12 ini akan menandai 22 tahun perjalanan karir Titarubi sebagai seniman Indonesia, yang telah berkiprah di tingkat internasional.
Dalam rilis yang diterima Merdeka.com, pameran tunggal Titarubi yang bertajuk Senyap akan menampilkan sejumlah karya lama menyoal penjelajahan bangsa eropa akan rempah-rempah dalam hal ini buah pala.
-
Bagaimana cara mencicipi kuliner Eropa di Bandung zaman Belanda? Sementara untuk kalangan Eropa, tentu Jalan Braga jadi pilihan. Salah satunya ada Maison Bogorijen, Restoran yang jadi langganan Gubernur Jenderal Hindia Belanda. Aneka makanan dan minuman Eropa tersedia, lengkap dengan minuman keras.
-
Bagaimana Museum Bahari menggambarkan era kejayaan rempah? Museum ini benar-benar menggambarkan era kejayaan rempah di Indonesia masa penjajahan.
-
Bagaimana Jejak Rempah Pati terlihat di budaya? Tak hanya dari faktor alam dan geografis, masa kejayaan rempah di Pati bisa dilihat dari jejak-jejak budayanya.
-
Bagaimana perdagangan rempah dilakukan di Palembang? Melalui Sungai Musi inilah perdagangan mulai terjalin, bahkan hingga terjadi percampuran budaya dengan masyarakat setempat.
-
Apa kuliner yang terkenal di Bandung zaman Belanda? 'Pasar Baru yang terletak di pusat kota, tidak jauh dari Stasion, di zaman baheula (dulu), jadi pangkalan ‘manusia kalong’ yang suka begadang malam. Segala jenis makanan mentah dan matang, ada di situ,' Pasar Baru saat itu rapi dan bersih.
-
Dimana kuliner Bandung di masa Belanda banyak dijumpai? Daerah sekitar Alun-Alun dan Stasiun Bandung hidup 24 jam, lengkap dengan aneka kulinernya.
Menghantarkan mereka pada kenyataan bahwa perkebunan pala telah dikelola oleh sejumlah penduduk asli lokal.
Keinginan menguasai serta mendominasi perdagangan pala yang ketika itu memiliki harga setara dengan emas murni mendorong sejumlah pergolakan dalam bentuk pembantaian massal di Indonesia serta peperangan di Eropa.
"Karya yang sama telah dipamerkan pada pameran “Suspended Histories” di Museum Van Loon, Amsterdam, Belanda pada tahun 2013 serta pameran tunggalnya yang bertajuk “Discourse of The Past” di Philo Artspace, Jakarta, Indonesia pada tahun 2014," tutur Titarubi.
Senyap menjadi kata sekaligus nuansa yang mewakili maksud dari pameran tunggal Titarubi kali ini.
"Karena ketika seorang manusia dihadapkan dengan peristiwa sejarah yang melibatkan tragedi kemanusiaan yang telah lalu, tidak ada pembicaraan lebih lanjut, tidak ada teriakan, hanya senyap menyergap sebagai bentuk cerminan akan bagaimana manusia kini memaknai kemanusiaan bagi dirinya sendiri maupun bagi manusia lainnya," jelasnya.
Pembukaan pameran akan diadakan pada hari Kamis, 26 November 2015, pukul 15:00 WIB yang akan di dahului dengan diskusi seni bertajuk Daya Ungkap Seniman bersama Titarubi, Dr. Augustinus Setyo Wibowo, Enin Supriyanto dengan penanggap diskusi Rizky A. Zaelani dan Moderator Rifandy Priatna di Salian Artspace, Jl. Sersan Bajuri no.86-88 Bandung, Indonesia.
Pameran dibuka setiap hari, pukul 11.00 – 23.00 WIB. Pameran bersifat gratis serta terbuka untuk umum dan akan berlangsung dari 26 November 2015 sampai dengan 4 Januari 2016.
(mdk/frh)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ada ragam jenis rempah yang laku di masa silam tersimpan di Museum Bahari
Baca SelengkapnyaSelain rempah, Banten rupanya punya kisah tentang kerajinan gerabah yang kala itu turut mendunia.
Baca SelengkapnyaKemendikbud Ristek bekerja sama dengan TNI AL menggelar Muhibah Budaya Jalur Rempah.
Baca SelengkapnyaPenelusuran jejak Jalur Rempah berupa Cagar Budaya sudah dilakukan sejak tahun 2020 hingga 2023.
Baca SelengkapnyaJejak-jejak akulturasi masih kental dalam setiap warisan budaya yang dijumpai di Pati
Baca SelengkapnyaRempah dan bumbu dapur tidak hanya berguna untuk melezatkan makanan saja namun juga memiliki manfaat kesehatan.
Baca SelengkapnyaPelukis kelahiran Semarang ini adalah salah satu pioner lukisan yang beraliran romantisme.
Baca SelengkapnyaLukisan itu menggambarkan tradisi masyarakat di Ibu Kota Mataram pada masa itu
Baca SelengkapnyaPada 2021 lukisan gua ditemukan di sebelah timur Spanyol bergambar manusia memanjat seutas tali untuk mencapai sarang lebah.
Baca SelengkapnyaDi museum ini pengunjung seakan diajak menapaki jejak masa silam kejayaan peranakan Tionghoa di Tangerang.
Baca SelengkapnyaGua ini telah menjadi subjek penelitian sejak abad ke-18.
Baca SelengkapnyaMuseum ini merupakan bentuk dedikasi seniman Timbul Raharjo terhadap kampung halamannya tercinta.
Baca Selengkapnya