Sering kehilangan karyawan berbakat? Ini alasannya!
Merdeka.com - Seorang pemimpin membutuhkan bawahan yang tangguh dan berbakat dalam bidang mereka. Namun sayang, hanya sedikit orang yang tahu caranya mengembangkan tim mereka. Akibatnya, banyak karyawan berbakat yang memutuskan untuk keluar dari perusahaan. Berikut adalah enam alasan kenapa sebuah perusahaan kehilangan karyawan berbakatnya, seperti dilansir Forbes.
1. Gagal melepas passion mereka
Perusahaan yang pintar seharusnya tahu cara melepas passion karyawannya sehingga mereka dapat bekerja dengan lebih baik. Sebab ketika gairah bekerja itu padam, kinerja karyawan akan cepat menurun.
-
Bagaimana mengatasi kelemahan minim skill? Namun, sertakan juga pernyataan bahwa Anda mau belajar hal-hal baru dan memiliki kesabaran untuk terus mengembangkan diri agar semakin terampil dan menguasi bidang tersebut.
-
Siapa yang sulit untuk mengenali kemampuan sebenarnya? Beberapa yang memberi kesan pintar sebenarnya tidak sepintar bayangan mereka.
-
Siapa yang kesulitan mendapatkan pekerjaan? Indira adalah bagian dari kelompok generasi terbesar di Indonesia, Generasi Z, yang mencakup lebih dari 74 juta orang, atau 27,9 persen dari populasi Indonesia, yang lahir antara tahun 1997 dan 2012.
-
Siapa yang kesulitan cari kerja? Dan Colflesh, seorang warga Amerika Serikat mengeluh dia sangat kesusahan mendapat pekerjaan meski sudah bergelar sarjana.
-
Kenapa orang-orang di masa lalu mengalami kegagalan? Surat Asy-Syams juga menjelaskan tentang pengalaman pahit yang dialami oleh orang-orang di generasi terdahulu.
-
Mengapa karyawan tidak dipromosikan? Tidak sedikit seseorang berada di zona nyaman, dan menjadi seorang 'job clinger'. Orang tersebut berada di satu pekerjaan dalam durasi yang panjang seperti di atas 3 tahun lebih.
2. Gagal meningkatkan kreativitas mereka
Seorang pemimpin harus mampu membangun tim yang giat dalam berinovasi. Maka, pemimpin yang baik tidak mengkotak-kotakkan bawahannya, melainkan membebaskan mereka untuk berkreasi.
3. Tidak mendengarkan mereka
Ini adalah kegagalan terbesar yang dilakukan seorang pemimpin. Bagaimana tidak, seorang pemimpin seharusnya bersikap bijak dengan mendengarkan ide, wawasan, dan pengamatan dari bawahannya.
4. Gagal merawat mereka
Bagaimanapun seorang pekerja butuh digaji sesuai dengan apa yang telah mereka lakukan. Kesejahteraan pegawai adalah faktor penting yang mendukung kesuksesan sebuah perusahaan.
5. Gagal menjaga komitmen
Seorang pemimpin yang telah gagal menjaga komitmennya akan dinilai tidak terhormat oleh bawahannya. Ingat, menjilat ludah sendiri bukan sikap seorang pemimpin.
6. Gagal memimpin bawahan
Semua orang punya kesempatan berada di atas. Tetapi hanya sedikit yang akhirnya menjadi pemimpin sejati. Memimpin memang tak semudah yang dibayangkan kebanyakan orang.
Kegagalan mungkin adalah kesuksesan yang tertunda. Namun alangkah baiknya jika Anda tahu apa faktor di balik kegagalan Anda. Dengan demikian, langkah Anda di masa mendatang akan jauh lebih baik. (mdk/des)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sejumlah pekerja Gen Z mengalami kesulitan dalam mengelola beban kerja.
Baca SelengkapnyaJika belum dipromosikan, bukan berarti kinerja Anda yang buruk.
Baca SelengkapnyaMeski begitu, banyak startup yang mampu bertahan karena memiliki produk yang dibutuhkan masyarakat.
Baca SelengkapnyaAnak muda masa kini kurang motivasi, atau inisiatif mereka kurang dari 50 persen.
Baca SelengkapnyaPerusahaan berpandangan jika generasi z belum siap bekerja.
Baca SelengkapnyaMinat anak muda di Jerman untuk meneruskan usaha orang tua mereka terus menurun beberapa tahun terakhir.
Baca SelengkapnyaSeorang pelatih karier profesional, Caroline Castrillon mengungkapkan strategi berharga bagi para pencari kerja di tahun 2024.
Baca SelengkapnyaAda juga karyawan yang memutuskan untuk mengundurkan diri setelah bertahun-tahun bekerja karena perubahan prioritas hidup.
Baca SelengkapnyaHolmes mendadak bangkrut setelah alat-alat kesehatan buatannya diragukan.
Baca SelengkapnyaKelemahan diri perlu dipahami sebagai bekal wawancara kerja.
Baca SelengkapnyaBadan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan jumlah pengangguran di Indonesia per Februari 2024 mencapai 7,2 juta orang.
Baca Selengkapnya