Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

SoKlin Antisep Bekali Tips Jalani PTM di Tengah Ancaman Omicron bagi Orangtua

SoKlin Antisep Bekali Tips Jalani PTM di Tengah Ancaman Omicron bagi Orangtua Webinar Ruang Keluarga SoKlin Antisep. ©2022 Wings Group

Merdeka.com - SoKlin Antisep, detergen + protection (disinfektan) yang 99,99% efektif membunuh virus Corona produksi Wings Care, kembali hadir melalui Webinar Ruang Keluarga SoKlin Antisep yang bertajuk “PTM di Tengah Kasus Omicron yang Beranjak Naik, Bagaimana Orang Tua Menyikapinya?”. Acara ini dihadirkan guna mengedukasi keluarga Indonesia mengenai tata cata dan syarat pelaksanaan pembelajaran tatap muka terbatas (PTM Terbatas), termasuk beragam persiapannya, seperti vaksinasi pada anak serta peran dan sikap orangtua terkait izin pelaksanaan PTM Terbatas 100% yang telah digalakkan oleh pemerintah Indonesia, di tengah ancaman Omicron yang sedang bergejolak.

Pelaksanaan PTM tersebut dilakukan guna menghindari fenomena learning loss yang berpotensi terjadi akibat pembelajaran secara daring yang berkepanjangan. Pemerintah sendiri sudah menyiapkan regulasi terkait protokol kesehatan yang cukup ketat. Namun, hal tersebut masih membuat sebagian orangtua khawatir terkait dengan aktivitas belajar tatap muka di sekolah karena para siswa masih menghadapi resiko terpapar viru akibat interaksi secara fisik.

Dra. Sri Wahyuningsih, M.Pd, selaku Direktur Sekolah Dasar, Ditjen PAUD, Dikdas dan Dikmen Kemendikbud menegaskan bahwa pemerintah memiliki kewajiban untuk memberikan hak perlindungan kepada peserta didik, agar mereka sehat dan selamat. “Prioritas sehat dan selamat untuk para peserta didik PTM Terbatas 100%, ingat terbatas, ya, apalagi di sekolah yang berada pada zona level 3, itu masih harus bergiliran masuk sekolah atau blended learning,” tegasnya.

Penerapan PTM Terbatas dan Prototype Kurikulum Khusus

ilustrasi anak sekolah

©2014 Merdeka.com

Secara nasional, terdapat sekitar 285 kabupaten kota yang berada di level 1, sehingga dapat menjalankan PTM terbatas 100% ini guna menghindari learning loss. Pelaksanaan PTM pun disesuaikan dengan level kasus infeksi COVID-19 per daerah. Sejatinya, pemerintah menyadari akan pentingnya kesehatan, namun pendidikan juga merupakan hal yang penting.

“Pendidikan kalau sudah ketinggalan, mengejarnya susah, tidak main-main. Secara nasional kualitas pendidikan kita sudah tertinggal, bahkan masih ada anak-anak yang belum bisa membaca, ditambah dengan pandemi lagi. PTM adalah jawaban untuk mengejar ketertinggalan, tapi tetap prokes, prokes, dan prokes,” imbuhnya.

Dalam pelaksanaannya, Sri menjelaskan bahwa tenaga pengajar tentunya sudah divaksin secara lengkap sembari peserta didik yang secara bertahap sedang dilengkapi vaksinasinya. PTM pun dilakukan dengan disiplin prokes yang ketat, mulai dari persiapan, pelaksanaan, dan proses pembelajaran harus dikawal dengan baik. Proses PTM yang aman pun dapat tercipta dengan peran keluarga selain penerapan prokes yang baik di sekolah dan juga vaksinasi.

“Vaksinasi dan prokes saja tidak cukup, perlu adanya perubahan perilaku yang baik pula. Orangtua harus dapat mengedukasi anak-anak bahwa kita harus menjadi masyarakat yang siap menghadapi tantangan, seperti pandemi ini. Kita harus bisa saling menguatkan dan saling mengingatkan,” ujar Sri Wahyuningsih.

Sri juga menyampaikan bahwa PTM Terbatas ini bersifat adaptif, sehingga pemerintah akan mengikuti perkembangan kasus virus Corona. Sri menegaskan bahwa tidak boleh ada diskriminasi terhadap anak-anak yang menjalankan PTM dan PJJ. “Jika PJJ, tentunya kita membutuhkan porsi peranan orangtua yang lebih besar ya,” terangnya.

Sri Wahyuningsih menambahkan, dampak pembelajaran jarak jauh berkepanjangan menyebabkan capaian pembelajaran menurun, penurunan kualitas karakter anak, penurunan kedisiplinan, dan meningkatnya stress pada anak dan angka putus sekolah. Seluruh pemerintah daerah diharapkan memberikan alternatif mendorong fasilitas dan layanan pembelajaran agar menumbuhkan kembali rasa semangat anak-anak.

Kemendikbud sendiri akan menerapkan kurikulum khusus (prototype) dimana kurikulum ini lebih sederhana dan esensial daripada kurikulum K13. Kurikulum ini akan diberikan kepada wajib kepada 2500 sekolah penggerak dari PAUD, SD, SMP, SMA dan SLB yang terpilih dari 115 kota dan kabupaten mulai tahun ajaran baru 2022/2023 mendatang. Ini supaya adalah upaya agar tidak terjadi demotivasi belajar pada anak-anak sekolah, karena memperoleh pendidikan adalah HAK setiap anak.

Pentingnya Vaksinasi Anak dan Cara Tepat Menjaga Kesehatan Anak

ilustrasi vaksinasi di indonesia

©2021 pixabay.com

Dokter Spesialis Anak dr. Lucia Nauli Simbolon, M.Sc, Sp.A, pada kesempatan yang sama, mengatakan bahwa dalam mendukung pelaksanaan PTM terbatas, sejauh ini tidak ada efek samping yang berbahaya untuk vaksinasi anak.

“Kondisi kesehatan anak dipengaruhi oleh multi-faktor ya, mulai dari asupan bergizi dan seimbang, minum yang cukup, prokes, serta vaksinasi berbagai penyakit,” terang dr. Lucia. Selain vaksinasi, menurutnya, pelaksanaan PTM dalam kelompok belajar kecil memudahkan proses contact tracing jika terdapat kasus positif. “Batasi interaksi yang tidak berarti. Jam masuk dan keluar diatur bertahap, sehingga tidak ada kerumuman. Selain itu, perhatikan secara lebih kondisi kesehatan anak yang memiliki penyakit komorbid, dimana obesitas sudah termasuk komorbid,” terangnya.

Sesuai rekomendasi IDAI, selain penerapan protokol kesetahan yang baik dan tepat, pelaksanaan PTM terbatas dapat dilakukan dengan catatan bahwa semua guru dan petugas sekolah sudah divaksinasi dengan lengkap. Begitu pula dengan para peserta didik yang dapat hadir hanya jika sudah divaksin lengkap dan tanpa komorbid. Menurut dr. Lucia, idealnya anak usia 12-18 tahun dapat menjalani PTM terbatas 100% dengan catatan tidak adanya peningkatan kasus Covid-19 dan tranmisi lokal Omicron. Untuk anak usia 6-11 tahun, proses pembelajaran idealnya dilaksanakan secara hybrid (50% luring dan 50% daring) dan untuk usia 6 tahun ke bawah belum dianjurkan pelaksanaan PTM. Sekolah dan pemerintah memberikan kebebasan kepada orangtua untuk memilih PTM atau belajar secara daring, tidak boleh ada paksaan.

dr. Lucia juga menjelaskan bahwa akibat infeksi Covid-19 pada anak, kini terdapat kondisi yang disebut MIS-C (Multisystem Inflammatory Syndrome in Children). Hal ini merupakan kondisi di mana banyak organ tubuh yang mengalami peradangan pada anak yang sebelumnya terkena Covid-19. Keluhannya pun beragam mulai dari ringan ke berat, seperti demam, nyeri, sulit bernafas, kebiruan atau pucat, yang dapat menyebabkan kondisi kritis hingga dapat menyebabkan anak meninggal dunia. “Terdapat sekitar 0,14% anak yang dinyatakan MIS-C, sedikit ya sepertinya, tapi jangan sampai anak terkena, akan sedih sekali,” imbuhnya.

Oleh karena itu, kita wajib menjaga kesehatan anak. Orangtua harus menumbuhkan gaya hidup aktif terhadap anak. “Anak-anak direkomendasikan bergerak aktif 1 jam sehari, sedangkan dewasa 30 menit sehari untuk aktivitas fisik,” tegasnya. Orangtua juga harus membatasi waktu gawai anak-anak, memastikan anak memiliki tidur yang cukup dan berkualitas, makanan bergizi dan seimbang, cairan cukup, pemanfaatan energi secara tepat, mendapatkan dukungan mental dan sosial, serta vaksinasi secara lengkap.

“Varian virus corona terus bermutasi. Meskipun data pastinya belum lengkap untuk Omicron, namun yang jelas pemberian vaksinasi Covid-19 91% efektif mencegah terjadinya kejadian MIS-C pada anak. Oleh kerenanya, kita harus merubah gaya hidup menjadi lebih bersih dan sehat,” tutupnya.

Mental Anak dan Kecemasan Orangtua

sekolah

©2016 Merdeka.com

Menurut Psikolog Anak Samantha Elsener, M.Psi, tingkat stress anak dan ibu berada di level 56% dan beranjak naik ke level 95% di 6 bulan awal pandemi. Hal tersebut tentunya mempengaruhi kesehatan mental anak, seperti tingkat konsentrasi rendah dan motivasi belajar yang turun selama PJJ berlangsung.

“Dengan PTM, interaksi sosial seharusnya dapat menjadi lebih baik ya, tidak awkward. Dari beberapa kasus yang saya ketahui, terdapat beberapa anak yang memilih PJJ karena adanya tekanan sosial di kehidupan remaja 6-18 tahun, di mana kemampuan bersosialiasi yang menurun karena jarangnya berinteraksi. Untuk kasus anak di bawah 6 tahun, anak-anak cenderung parnoan, menjadi takut. Oleh karena itu sebagai orangtua, kita harus bijak dan jangan berlebihan. Hal penting lainnya adalah jangan menakut-nakuti anak,” terangnya.

Samantha juga menjelaskan dua tips agar orangtua dan anak dapat lebih tenang menjalani kehidupan sehari-hari di kondisi sekarang. Yang pertama adalah dengan memberikan angka penilaian terhadap suatu hal yang dikhawatirkan, dilanjutkan dengan instropeksi diri dan keadaan, ditambah dengan mengatur pernapasan (inhale dan exhale). Tips kedua adalah dengan menulis dua hal yang benar; satu hal negatif dan satu hal positif, boleh berupa kekhawatiran dan keyakinan. “Ada virus Omicron yang berbahaya namun saya pasti mampu melewatinya, begitu contohnya”, ungkapnya. Dengan menulis, otak manusia menyerap lebih dalam apa yang ditulisnya.

“Anak kelahiran 2010 ke atas domimannya belajarnya dari movement learning, artinya anak harus bergerak aktif agar dapat memahami suatu hal dengan baik. Selain bergerak aktif, kita juga harus memastikan anak terhindar dari konten dan scam berbahaya yang saat ini bertebaran di internet,” terangnya menambahkan.

Samantha juga menjelaskan bahwa terdapat 3 tempramen anak; mudah, sedang, berat. Oleh karena itu, orangtua harus dapat memberikan pengertian dan penjelasan sesuai tingkat tempramen mereka. “Di pagi hari sebelum sekolah atau beraktivitas kita harus jaga mood anak. Selain itu, kalau bahasa anak-anak sekarang, ketika ada sesuatu yang tidak sesuai atau dalam keadaan panik, jangan nge-gas,” terangnya.

Pada webinar “PTM di Tengah Kasus Omicron yang Beranjak Naik, Bagaimana Orang Tua Menyikapinya?” ini, Samantha juga menyampaikan konsep bernama emotional bank account; debit dan kredit interaksi emosional antara ibu dan anak. “Kita boleh tegur anak tapi sudah kasih perhatian, kasih sayang belum ke anak? Perbandingannya itu 5:1. Sebagai orangtua, tentunya kita tidak ingin menambahi beban anak, jadi kita harus lebih sabar dan tenang. Kita dapat melakukan aktivitas bersih-bersih bareng, anak itu belajar melalui gerakan dan gerakan ini menurunkan tingkat kecemasan lho,” ucapnya.

Terkait cara mengurangi kekhawatiran ketika anak PTM, selain informasi di atas, Samantha juga membeberkan beberapa hal yang dapat dilakukan oleh para moms, seperti mempersiapkan prokes yang perlu dibawa anak ke sekolah, membiasakan mendengarkan cerita anak, berkoordinasi dengan pihak sekolah, serta tidak mudah untuk terhasut hoaks/gosip.

SoKlin Antisep senantiasa mendukung para moms di Indonesia untuk memberikan yang terbaik kepada keluarganya, termasuk urusan pendidikan dan kesehatan anak. Oleh karena itu, merek detergen + protection pertama di Indonesia ini mengajak SoKlin Moms untuk dapat menerapkan gaya hidup yang lebih memperhatikan kesehatan dan kebersihan, tak terkecuali pakaian, terlebih dengan terlaksananya kembali PTM 100%. Sebab, ibarat kulit kedua, pakaian dan masker lah yang pertama kali terpapar oleh virus, kuman, dan bakteri sebelum menyentuh tubuh kita, sehingga sangatlah penting untuk menjaga kebersihannya.

Setelah beraktivitas di luar rumah jangan lupa untuk langsung mencuci baju sekeluarga. SoKlin Antisep dilengkapi dengan teknologi O2 Active Power yang berfungsi sebagai disinfektan, yang terbukti efektif membunuh virus, bakteri, dan kuman pada pakaian tanpa merusak warna dan serat kain. SoKlin Antisep tentunya merupakan pilihan cerdas, praktis dan tepat bagi para moms dalam melindungi keluarganya karena keluarga sangat berharga.

(mdk/tsr)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Jakarta 'Digempur' Polusi Udara, Orangtua Punya Balita Perhatikan Hal Ini
Jakarta 'Digempur' Polusi Udara, Orangtua Punya Balita Perhatikan Hal Ini

Kemudian, yang kedua adalah strategi pengurangan emisi pencemaran udara. Salah satunya adalah dengan menggalakkan uji emisi dan penggunaan transportasi umum.

Baca Selengkapnya
Difasilitasi Pemkab, Ribuan Orang Tua di Banyuwangi Telah Ikuti Sekolah Parenting
Difasilitasi Pemkab, Ribuan Orang Tua di Banyuwangi Telah Ikuti Sekolah Parenting

Ribuan orang tua siswa di Banyuwangi telah mengikuti pendidikan parenting, Sekolah Orang Tua Hebat (Sobat), yang difasilitasi oleh Pemkab Banyuwangi.

Baca Selengkapnya
Pesan Pakar Kesehatan: Hindari Mencium Balita Ketika Kumpul Lebaran
Pesan Pakar Kesehatan: Hindari Mencium Balita Ketika Kumpul Lebaran

Orang tua bisa melatih anak sebisa mungkin untuk belajar memakai masker.

Baca Selengkapnya
Kemenkes Buka Suara soal Wabah Cacar Air dan Gondongan di Tangsel
Kemenkes Buka Suara soal Wabah Cacar Air dan Gondongan di Tangsel

Akibat wabah tersebut, sekolah meliburkan sementara.

Baca Selengkapnya
Jangan Cium Balita Saat Lebaran, Ini Risikonya
Jangan Cium Balita Saat Lebaran, Ini Risikonya

Biasanya, orang dewasa kerap mencium balita saat kumpul bersama keluarga di momen Lebaran.

Baca Selengkapnya
Empat Strategi Menkes Hadapi Potensi Pandemi Selanjutnya
Empat Strategi Menkes Hadapi Potensi Pandemi Selanjutnya

Dari semua perang yang dihadapi manusia, melawan patogen mencatatkan kematian yang paling banyak.

Baca Selengkapnya
Mudah Menular, Begini Cara Mencegah Terjangkit Cacar Air dan Gondongan
Mudah Menular, Begini Cara Mencegah Terjangkit Cacar Air dan Gondongan

Gondongan dan cacar air merupakan penyakit yang mudah menular.

Baca Selengkapnya
Cara bagi Orangtua yang Tinggal Jauh, untuk Mencegah Anak Terlibat Pergaulan Bebas
Cara bagi Orangtua yang Tinggal Jauh, untuk Mencegah Anak Terlibat Pergaulan Bebas

Mencegah anak terlibat dalam pergaulan bebas juga bisa dilakukan orangtua walau dari jauh.

Baca Selengkapnya
Istighosah di Jawa Timur, Siti Atikoh Bicara Pencegahan Polio
Istighosah di Jawa Timur, Siti Atikoh Bicara Pencegahan Polio

Pemerintah dinilai kecolongan lantaran sibuk dengan pencegahan pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya
Polusi Udara Sedang Tinggi, IDAI Sarankan Anak Banyak Konsumsi Buah
Polusi Udara Sedang Tinggi, IDAI Sarankan Anak Banyak Konsumsi Buah

Konsumsi buah-buahan tinggi air bisa menjadi cara bagi anak untuk menghadapi polusi udara tinggi.

Baca Selengkapnya
Lima Langkah Agar Anak Memiliki Gigi yang Kuat dan Sehat
Lima Langkah Agar Anak Memiliki Gigi yang Kuat dan Sehat

Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) mencatat peningkatan jumlah pengunjung mal pasca Covid-19 mencapai 90 persen.

Baca Selengkapnya
Cara Cegah ISPA pada Anak, Lengkap Beserta Gejala dan Penyebabnya
Cara Cegah ISPA pada Anak, Lengkap Beserta Gejala dan Penyebabnya

Polusi udara yang meningkat di wilayah Jakarta dan sekitarnya membuat kasus infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) terus meningkat.

Baca Selengkapnya