Suka saxophone, gabung aja Bandung Saxophonist Community
Merdeka.com - Berawal dari iseng untuk mengumpulkan para pemain saxophone di Bandung menjadi awal mula terbentuknya Bandung Saxophonist Community. Komunitas ini sendiri berdiri pada akhir 2014 melalui sebuah acara gathering yang diadakan di Taman Musik.
"Peserta yang datang saat acara gathering pertama saat itu hanya 10 orang. Namun ternyata inilah yang menjadi cikal bakal terbentuknya Bandung Saxophone Community," kata Yudha Rahadyan, salah seorang anggota Bandung Saxophonist Community saat berbincang dengan merdeka.com, Selasa (20/10).
Ada beragam kegiatan yang dilakukan oleh Bandung Saxophone Community. Untuk kegiatan rutin yakni acara gathering rutin bersama anggota dilakukan setiap Selasa sore di Taman Musik. Di acara gathering ini menjadi ajang sharing ilmu antar sesama anggota. Untuk anggota baru yang baru belajar juga menjadi ajang untuk latihan bersama.
-
Dimana komunitas ini berlokasi? Komunitas yang terletak di Jalan Balaputera Dewa, No. 16 Wanurejo Borobudur ini memilih BRI sebagai alat transaksi pembayaran untuk para pengunjung bahkan anggotanya.
-
Siapa saja orang Bekasi yang tercatat? Keenamnya diketahui berasal dari beberapa kampung, seperti Amat Bin Amat asal Gabus, Noran Bin Miet asal Tanah Doearatoes, Sani asal Lembur Pulo Panjang, Sajian asal Rawa Bamboe, Saderi asal Bekasi dan seorang perempuan, Nyi Isah bin Ning asal Teloek Poetjoeng.
-
Di mana letak Gang Stones Bandung? Diketahui gang ini berada di kawasa Jalan Pelesiran, RW 06, Kelurahan Lebak Siliwangi, Kecamatan Coblong, Kota Bandung, Jawa Barat.
-
Apa yang terkenal dari Kota Bandung? Tentu semua orang sudah tahu kalau alat musik tradisional angklung berasal dari Jawa Barat. Berkat Saung Angklung Udjo, alat musik angklung jadi terkenal hingga ke mancanegara.
-
Apa yang unik dari gang di Bandung? Walaupun berukuran hanya selebar badan, kondisi gang padat penduduk di Kota Bandung ini amat bersih dan rapi
-
Bagaimana kondisi gang di Bandung? Jalanannya sudah diaspal dan dicor semen. Terlihat rumah-rumah warga juga bersih dan jauh dari kata kumuh. Banyak di antara pemilik rumah menanam tanaman hias di depan tempat tinggalnya, sehingga tampak hijau.
Tak hanya itu, komunitas ini juga sering mengadakan workshop. Pada tahun 2014 lalu seorang saxophonist (sebutan pemain saxophone) asal eropa Ezra Brown bahan diundang ke Bandung untuk memberikan workshop masterclass.
"Jadi Ezra Brown ini pemain saxophone dari Eropa yang memang sengaja diundang ke Bandung untuk memberikan workshop masterclass. Kegiatan ini menjadi ajang sharing ilmu kepada anggota komunitas," kata mahasiswa Jurusan Pendidikan Seni Rupa UPI Bandung ini.
Komunitas ini juga sering diundang untuk mengisi beragam acara-acara. Salah satunya tampil dalam acara Bandung Lautan Iket pada 13 Juni 2015 lalu. Di event ini komunitas ini membuat pemecahan rekor MURI untuk kategori pemain saxophone terbanyak yakni 50 orang.
Saat itu mereka memainkan lagu 'Halo-halo Bandung'. Terakhir komunitas ini menjadi salah satu pengisi acara di acara festival clothing terbesar yakni Kickfest yang digelar 16-18 Oktober lalu.
Jumlah anggota Bandung Saxophonist Community saat ini ada sekitar 120 orang. Mereka berasal dari berbagai latar belakang. Mulai dari mahasiswa hingga pekerja swasta. Para anggota di komunitas ini tak hanya berasal dari kalangan mahasiswa seni musik saja, tetapi juga dari lintas disiplin ilmu.
"Jadi tidak semua orang orang di komunitas ini orang orang seni musik saja. Tetapi mereka yang memiliki background bukan dari seni musik juga banyak yang bergabung. Intinya mereka memiliki hobi bermain saxophone dan ingin belajar gabung di sini," katanya.
Jika Anda ingin bergabung dengan komunitas ini silakan datang langsung saat mereka melakukan gathering rutin. Untuk melihat rencana kegiatan mereka, Anda dapat join di grup facebook mereka yakni Indonesia Saxophonist Community.
"Karena kita yang di Bandung menjadi bagian dari Indonesia Saxophonist Community. Nanti jika ada kegiatan biasanya kita posting di facebook," ungkap Yudha yang telah 4 belajar bermain saxophone.
(mdk/has)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Aula Barat ITB jadi saksi perkembangan musik jazz di tanah air.
Baca SelengkapnyaMenjelang perayaan Tahun Baru Imlek, cuannya meningkat karena banyak pesanan barongsai
Baca SelengkapnyaSeni rampak kendang tak hanya menampilkan kepiawaian memainkan alat musik, tetapi lebih dari itu.
Baca SelengkapnyaDi sepanjang gang, terpampang banyak mural lidah menjulur khas band rock Inggris The Rolling Stones.
Baca SelengkapnyaAndika mengaku jika dirinya yang membuat custom kok untuk bermain di lapangan bersama kerabatnya.
Baca SelengkapnyaPertunjukannya selalu dinanti dan bisa “menghipnotis” penonton. Bahkan, mereka juga rela berdandan ala koboy sampai badut saat menari Kliningan Bajidoran.
Baca SelengkapnyaSaat itu anak band akan diakui jika membawakan lagu The Rolling Stones di Bandung.
Baca SelengkapnyaTari Jaipong memiliki daya tarik unik yang bikin warga Jepang kepincut.
Baca SelengkapnyaMenjelang perayaan Imlek, Sanggar Shen Lung Jakarta kebanjiran pesanan untuk mentas di berbagai lokasi.
Baca SelengkapnyaSandy Pas Band bersahabat dekat dengan sejumlah perwira tinggi TNI. Salah satunya Jenderal TNI Agus Subiyanto yang baru dilantik menjadi Kasad.
Baca SelengkapnyaBelum lama ini D'Professor Band mendapatkan rekor MURI
Baca Selengkapnya