Walaupun kedua kakinya diamputasi, pria gigih ini berhasil taklukkan Mount Everest
Merdeka.com - Seberat apa pun cobaan yang dihadapi seseorang, sesungguhnya manusia selalu diberkati kekuatan untuk menaklukkannya. Bahkan mereka yang memiliki keterbatasan fisik pun tak sedikit yang mampu meraih pencapaian luar biasa. Itulah yang terjadi kepada Xia Boyu, 69 tahun.
Xia harus menunda cita-citanya selama 40 tahun untuk menaklukkan puncak gunung Everest. Namun setelah kedua kakinya diamputasi pendaki Gunung Everest ini justru berhasil mencapai puncak tertinggi itu.
Dilansir dari Time, Xia Boyu pertama kali mencoba meraih puncak gunung Everest pada tahun 1975 sebagai bagian dari ekspedisi yang didukung oleh Pemerintah China. Hanya saja tim yang berangkat harus tertahan oleh cuaca buruk selama 2 hari 3 malam. Xia kemudian memberikan kantong tidurnya pada salah satu rekannya yang berada dalam kondisi buruk dan membuat kedua kakinya hilang karena radang dingin.
-
Siapa yang pertama kali menaklukkan puncak Everest? Pasangan petualang, Norgay seorang Sherpa Nepal-India dan Hillary seorang Selandia Baru, mencapai puncak Everest pada pukul 11:30 pada tanggal 29 Mei, menjadi orang pertama yang menginjakkan kaki di puncak gunung yang terkenal di dunia ini.
-
Siapa yang pertama kali mencapai puncak Everest? Meskipun Edmund Hillary dan Tenzing Norgay tercatat secara resmi sebagai orang pertama yang mencapai puncak tertinggi di dunia pada tahun 1953, penemuan terbaru oleh pembuat film dan pendaki AS, Jimmy Chin, kembali memicu spekulasi tentang pencapaian Mallory dan Irvine.
-
Siapa pendaki gunung yang tewas di Everest? Pada Juni 1924, sebuah tim ekspedisi melakukan pendakian Gunung Everest. Di tanggal 8 Juni, pendaki gunung asal Inggris bernama George L Mallory dan seorang mahasiswa teknik bernama Andrew 'Sandy' Irvine berangkat meninggalkan tim ekspedisi mereka untuk mecapai puncak. Sayangnya, mereka tidak pernah terlihat lagi dalam keadaan hidup.
-
Bagaimana pendaki mencapai puncak? Ada beberapa jalur yang dapat ditempuh untuk mendaki Gunung Salak. Puncak yang umumnya menjadi tujuan pendaki adalah Salak I. Alternatif jalur lainnya termasuk melalui 'jalan belakang' melalui Cidahu, Sukabumi, atau dari Kawah Ratu, yang berdekatan dengan Gunung Bunder.
-
Bagaimana cara pria Tiongkok itu memecahkan rekor Guinness? Agar dapat mencetak rekor dan divalidasi oleh Guinness, orang yang mencoba trik human water fountain ini harus terus-menerus mengeluarkan air dari mulutnya.
-
Mengapa Asmujiono tetap berjuang mencapai puncak Everest? “Kalau meninggal, itu risiko melaksanakan tugas. Semboyan Kopassus, lebih baik pulang nama, daripada gagal tugas,“ ujar Asmujiono, dikutip dari Liputan6.com, Sabtu (18/8/2023).
Cita-cita yang awalnya hanya memiliki jarak tersisa sebanyak 250 meter itu pun harus ditunda dan memastikan orang-orang yang ada tetap hidup serta kembali dalam keadaan selamat. Tindakan Xia saat itu memang heroik, tapi radang dingin nyatanya memberikan dampak lain padanya di masa depan. Benar, di tahun 1996, Xia didiagnosa dengan lymphom, semacam kanker darah dan menyebabkan kedua kakinya harus diamputasi lagi, kali ini sampai di atas lututnya.
Tentu saja kejadian itu menjadi pukulan keras untuknya, tapi Xia yang penuh ambisi itu tidak menyerah mewujudkan mimpinya sebagai pendaki untuk menaklukkan salah satu puncak gunung tertinggi di dunia. "Mendaki gunung Everest adalah mimpiku. Aku harus mewujudkannya. Hal itu juga menjadi tantangan untuk diriku sendiri, tantangan dari takdirku," ujar Xia pada AFP.
Xia Boyu © CENSetelah 2 dekade kehilangan kedua kakinya, Xia kembali berlatih untuk mempersiapkan tubuhnya dan mencoba kembali mendaki gunung Everest lagi. Pada tahun 2014, ia kembali mencoba menaklukkan gunung Everest, sayangnya cuaca buruk kembali menghalangi jalannya dan terulang kembali di tahun berikutnya. Bahkan ketika ia kembali mendaki di tahun 2016, badai salju harus menghalangi langkahnya yang hanya terpaut 100 meter dari puncak gunung Everest.
"Kalau aku sendirian karena usiaku yang sudah tua dan sudah berjuang selama 40 tahun demi mewujudkan mimpiku, aku mungkin tidak akan mempertimbangkan konsekuensinya. Tapi saat aku melihat ke belakang, lima orang Sherpa sedang menatapku. Mereka punya keluarga, jadi aku memutuskan untuk mundur," terang Xia Boyu.
Lalu pada tahun 2017, Xia kembali mencoba menaklukkan puncak Everest untuk kelima kalinya meski Pemerintah Nepal secara resmi melarang orang yang kakinya diamputasi, pendaki solo dan buta untuk mendaki gunung tersebut. Xia lalu berpikir kalau semua yang dilalui selama 4 dekade terakhir ini akan berakhir sia-sia dan ia tidak akan pernah bisa mewujudkan mimpinya.
Akhirnya Mahkamah Agung Nepal membatalkan keputusan kontroversial yang mereka buat. Pria difabel ini diizinkan kembali ke Everest dan berhasil menaklukkan puncak tersebut.
Xia Boyu menjadi orang kedua yang berhasil menaklukkan puncak Everest dengan kedua kaki diamputasi. Sebelumnya Mark Inglis, seorang pendaki asal Selandia Baru meraih pencapaian itu di tahun 2006.
Sumber: KapanLagi.com
(mdk/tsr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pensiunan anggota Kopassus ini mengenang perjuangannya menaklukan puncak tertinggi dunia demi mengibarkan bendera merah putih.
Baca SelengkapnyaKeterbatasan fisik tak membuatnya berkecil hati. Ia membuktikan jika disabilitas bukanlah sebuah halangan.
Baca SelengkapnyaSaat itu, Asmujiono membawa nama Indonesia, karena memang negara tetangga Malaysia juga menjalankan misi serupa.
Baca SelengkapnyaAda 1.015 pendaki di Gunung Bawakaraeng. Jumlah tersebut diprediksi akan terus bertambah.
Baca SelengkapnyaPerayaan Hari Everest Internasional, memiliki sejarah menarik.
Baca SelengkapnyaBerikut adalah daftar gunung tertinggi di jagad semesta.
Baca SelengkapnyaBerusia 10 tahun, Raihanun Rinjani Pratomo membutuhkan waktu 60 jam untuk mencapai puncak.
Baca SelengkapnyaDi tengah keterbatasan, sosok Sukarno begitu menginspirasi di Pekan Paralimpiade Nasional (PEPARNAS) XVII Solo 2024.
Baca SelengkapnyaPria ini mendaki Everest hampir setiap tahun karena berkaitan dengan pekerjaannya.
Baca SelengkapnyaErupsi Gunung Marapi yang terjadi pada 3 Desember 2023 masih menyisakan duka bagi keluarga korban yang gugur.
Baca SelengkapnyaPenemuan sepatu kuno di Gletser Rongbuk kembali memicu diskusi mengenai keberhasilan George Mallory dan Andrew Irvine mencapai puncak Gunung Everest 1924.
Baca SelengkapnyaTemuan sepatu bot milik Sandy Irvine memberikan harapan baru terkait jejak pendakian yang dilakukan Irvine dan Mallory.
Baca Selengkapnya