Wow, festival ini hidangkan marmut sebagai masakan!
Merdeka.com - Festival of the Guinea Pig atau juga disebut Cavies, merupakan tradisi tahunan yang dilakukan di kota kecil Huacho di Peru. Festival ini akan dimulai dengan parade marmut yang telah dihias sebelumnya. Para penduduk akan mendandani marmut-marmut mereka dengan pakaian raja, penambang, petani, penyanyi tradisional dan juga kostum modern untuk diikutkan dalam sebuah fashion show. Setelah parade selesai, hewan pengerat tersebut akan dimasak dalam berbagai cara, seperti dipanggang atau digoreng. Penduduk setempat biasanya menyajikan marmut olahan tersebut dalam keadaan utuh di atas piring - lengkap dengan kepala, nyali, dan bahkan cakarnya. Kemudian dihias dengan tomat, mentimun, kentang, dan jagung. Namun, beberapa tahun terakhir. Tradisi menghidangkan marmut dalam keadaan utuh mulai ditinggalkan karena semakin banyak wisatawan yang datang. Agar hidangan marmut tidak terlihat begitu mengerikan, mereka menghilangkan kepala atau kakinya. Berminat untuk mencoba?
Baca berita terkait:
Keunikan festival unta di 'kota gurun'
-
Di mana tradisi Peh Cun berlangsung? Masyarakat etnis Tionghoa di wilayah Kota Tangerang, Banten, memiliki tradisi unik yakni mendirikan telur.
-
Apa keunikan Kampung Cihaur? Kampung Cihaur jadi daerah dengan kearifan lokal Sunda dan keramahan warganya yang masih kuat.
-
Di mana tradisi telur hias dirayakan? Di Kendari, Sulawesi Tenggara, masyarakat menghias telur dengan warna-warni cerah untuk merayakan Maulid Nabi.
-
Dimana karnaval lucu diadakan? Setiap langkah dan gerakan dalam karnaval lucu ini menjadi hiburan tersendiri yang dapat dinikmati oleh semua kalangan, dari anak-anak hingga orang dewasa.
-
Dimana acara budaya tersebut diadakan? Diadakan di kompleks kawasan bersejarah Kota Tua, Semarang, hadir pada pagelaran budaya tersebut Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu, Wakil Bupati Karangasem, I Wayan Artha Dipa, Ketua TP PKK Kota Denpasar, Ny. Sagung Antari Jaya, serta Kepala Dinas Kebudayaan Kota Denpasar, Raka Purwantara.
-
Apa yang dirayakan oleh tradisi Pacu Kude? Mengenal Pacu Kude Tradisi Pacu Kude adalah lomba pacuan kuda tradisional dengan joki tanpa menggunakan pelana. Pacu Kude menjadi acara yang mampu menyedot perhatian masyarakat sekitar untuk menonton.
Warna-warni festival gajah di India
8.000 Orang rayakan Festival Bacon di Iowa
Festival lari kenakan pakaian dalam untuk amal
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tak sedikit dari mereka bertingkah usil kepada wisatawan saat Monkey Buffet Festival di Thailand.
Baca SelengkapnyaCap Go Meh di Singkawang juga dirayakan dengan pawai tatung yang memadati jalan-jalan kota.
Baca SelengkapnyaCara membuatnya terbilang gampang, hampir sama dengan memasak pindang. Bahan-bahannya juga mudah didapat, terlebih bagi masyarakat pedesaan.
Baca SelengkapnyaSederet kuliner yang jarang dijumpai di Jakarta itu dapat mengobati kerinduan para perantau, terutama dari Tanah Minang, pada makanan khas kampung halaman.
Baca SelengkapnyaPelaksanaan festival pun melibatkan 8 desa yang ada di Kecamatan Pangkalan Jambu.
Baca SelengkapnyaIntip tradisi sambut hari Maulid Nabi yang berlangsung di Pulau Sumatra setiap tahunnya.
Baca SelengkapnyaMakanan khas Cap Go Meh merupakan bagian penting dari perayaan ini dan memiliki makna serta filosofi tersendiri.
Baca SelengkapnyaJika bibit sapi biasanya dibandrol sekitar Rp 9.000.000 per ekor, bibit Sapi Gerumbungan bisa sampai Rp 11.000.000 per ekor.
Baca SelengkapnyaFestival Rujak Uleg ini telah memasuki tahun ke-20 sejak pertama kali diselenggarakan pada tahun 2004.
Baca SelengkapnyaSebagai tanah penuh keajaiban, Kabupaten Kutai Timur tak hanya kaya akan Sumber Daya Alam.
Baca SelengkapnyaPasar Beriman Tomohon dikenal menjual daging dari binatang-binatang tidak lazim. Bahkan, hewan-hewan yang dijual bisa membuat bulu kuduk meremang.
Baca SelengkapnyaTradisi turun-temurun ini sudah dilakukan sejak tahun 1989 silam.
Baca Selengkapnya