Cerita Agum Gumelar Ribut dengan Sopir Voorijder Militer Ugal-ugalan di Jalan
Merdeka.com - Dikawal seorang petugas voorijder militer yang ugal-ugalan hingga membuat takut rakyat, Agum Gumelar marah besar dan nyaris melakukan penamparan.
Penulis: Hendi Jo
Salah satu perwira yang disenangi Panglima ABRI Jenderal Edi Sudradjat adalah Agum Gumelar. Bukan karena sama-sama orang Sunda, namun Edi melihat keberpihakan Agum terhadap rakyat sangat kental. Demikian menurut Lulu Lulu Lugiyat, istri almarhum Edi Sudradjat.
-
Mengapa Angger Dimas merasa mendapat teror? Saat itu, Angger juga mengatakan bahwa dirinya mendapat teror. Ia mengklaim bahwa beberapa orang datang ke rumahnya dengan tuduhan utang. Angger mencurigai bahwa teror tersebut dilakukan oleh orang yang dikirim oleh terdakwa.
-
Bagaimana Agum Gumelar menjadi Perwira TNI? Jadi Perwira TNI AD Tahun 1965, berangkatlah Agum ke Magelang.
-
Mengapa perwira tersebut diperlakukan seperti itu? Dijelaskan dalam video, bahwa setiap prajurit yang sudah masuk ke rumah tahanan maka dianggap sama. “Tidak ada yang spesial di penjara militer meski setinggi apapun pangkatnya,“
-
Kenapa Angger Dimas marah? Angger Dimas menyatakan bahwa ia merasa sangat marah atas tindakan Yudha Arfandi yang diduga telah menenggelamkan Dante di kolam renang.
-
Siapa yang mengancam warga? 'Setelah kami periksa secara maraton, kami tingkatkan ke penyidikan dan sudah ditetapkan sebagai tersangka,' ungkap Kasatreskrim Polrestabes Palembang AKBP Haris Dinzah, Selasa (19/12). Tersangka Bripka ED dijerat Pasal 335 KUHP tentang perbuatan tidak menyenangkan dengan ancaman paling lama satu tahun penjara.
-
Apa yang membuat Gempur merasa terjebak? 'Saya enggak tahu. Jadi kejebak, ‘kejebak kenapa om?’ ‘Pemimpin sekarang iblis semua’ kata dia. ‘Tolong bantu kita untuk menalangi permintaan pimpinan tiap bulannya.’ Ya saya sampaikan ‘apa yang saya bantu? Cuma uang saya kan enggak banyak om.’ ‘Udah tenang aja lu, nanti gua kasih kerjaan dah.’ Yaudah,' ungkap Hendra.
"Sama Agum, Bapak itu termasuk akrab. Malah sering main gaple bareng," kenang eks perwira pertama Wanita Udara TNI AU tersebut.
Keakraban Agum dengan Edi bisa jadi dimulai pada 1977. Saat itu, Kolonel Edi yang merupakan komandan Pusat Pelatihan Infanteri, mendapat laporan jika seorang kapten peserta Kursus Lanjutan Perwira (Suslapa) bernama Agum Gumelar terlibat keributan dengan seorang petugas voorijder dari CPM (Corps Polisi Militer).
Insiden itu sempat diceritakan agak panjang oleh Agum dalam biografinya, Agum Gumelar: Jenderal Bersenjatakan Nurani (disusun Retno Kustiati dan Fenty Effendi).
Sopir Ugal-ugalan, Agum Marah
Kisah itu berawal dari keikutsertaan Agum dan siswa-siswa Suslapa lainnya dalam sebuah konvoi mobil yang akan menuju tempat latihan di Sumedang.
Ketika konvoi sampai di jalur Cadas Pangeran yang jalurnya sempit, menanjak dan banyak kelokan, sopir voorijder yang mengawal konvoi berlaku arogan dan ugal-ugalan.
Tanpa menghiraukan pengguna jalan lainnya, sang sopir voorijder merajai jalan dan menakut-nakuti kendaraan dari arah berlawanan. Akibat ulahnya itu, sebuah mobil angkutan umum yang memuat banyak orang nyaris masuk jurang.
"Saya dengar penumpangnya menjerit," kenang Agum.
Tak tahan melihat situasi tersebut, Agum turun dari mobil. Melihat gelagat itu, sang sopir kendaraan yang ditumpangi Agum langsung berusaha mencegahnya turun. Namun Agum bersikeras.
"Tiga kali saya dilarang sopir karena dia takut dimarahi. Saya jawab: saya yang ambil alih!" ujar Agum.
Ancam Tampar
Karena mobil Agum berada paling depan, otomatis konvoi pun terhenti. Tanpa banyak bicara didekatinya sopir voorijder itu dan langsung disemprotnya.
"Kamu tahu enggak! Rakyat bisa benci kepada kita akibat perbuatanmu tadi!" sergahnya.
Orang yang dimarahi Agum tergagap. Namun dia dibela oleh seorang letnan kolonel yang mendampinginya. Alih-alih berterimakasih kepada Agum, dia malah membentak sang kapten untuk balik ke mobil. Namun Agum tidak kalah gertak.
"Saya sebutkan nama dan nomor siswa saya. Tetapi sebelum balik lagi ke mobil saya bentak lagi sopir voorijder itu: kamu sekali lagi main pepet, saya tempeleng kamu!" kata Agum galak.
Insiden itu ternyata menjadi panjang. Sang letkol melaporkan Agum kepada Kolonel Edi. Agum pun dipanggil, namun dia hanya diperingatkan saja oleh Edi. Namun jauh di hati Edi, dia bisa membenarkan apa yang dilakukan oleh sang kapten.
"Sejak dulu, sejak jadi tentara, saya paling benci melihat tentara yang tidak simpatik terhadap rakyat," ungkap jenderal yang pernah mencalonkan diri sebagai wakil presiden itu. (mdk/noe)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Aksi supir ugal-ugalan tersebut membuat geram pengendara lain, sehingga berakhir diamuk massa.
Baca SelengkapnyaPeristiwa bermula saat kendaraan yang dikemudikan oleh pelaku mogok di sekitar Jalan Kayu Putih, Pulogadung Jakarta Timur
Baca SelengkapnyaTerlihat pengendara lain diminta untuk menepi saat rombongan motor gede hendak lewat dan membuat konten video.
Baca SelengkapnyaAksi ugal-ugalan sopir truk kontainer di Jalan Raya Veteran, Kota Tangerang, menyebabkan puluhan pengendara menjadi korban kecelakaan lalu lintas.
Baca SelengkapnyaKorban hendak melerai kerusuhan, namun dia justru dianiaya lima pelaku
Baca SelengkapnyaKeberanian Brigadir Andri berbuah apresiasi. Kapolda memuji anak buahnya melawan geng motor.
Baca SelengkapnyaPolisi tersebut diketahui pada awalnya hanya hendak melerai karena ada senggolan kendaraan.
Baca SelengkapnyaSalah pilih lawan, tampaknya layak disematkan kepada seorang pengemudi mobil arogan di Kabupaten Tangerang belum lama ini.
Baca SelengkapnyaAksi tak terpuji sopir angkot tantang pemotor usai ditegur lawan arah viral di media sosial.
Baca Selengkapnya