Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Ini Besaran Harga Tiket Kereta Mudik Zaman Belanda

Ini Besaran Harga Tiket Kereta Mudik Zaman Belanda tarif kereta zaman belanda. delpher.nl©2023 Merdeka.com

Merdeka.com - Angkutan umum kereta api sudah sejak lama menjadi pilihan untuk mudik Lebaran. Bahkan, sejak masa kolonial Pemerintahan Hindia Belanda. Kereta api menjadi moda transportasi utama.

Pada masa Hindia Belanda, tiket kereta api dibedakan menjadi beberapa golongan. Golongan 1 diperuntukkan bagi orang Eropa. Golongan 2 untuk golongan asing (Cina dan Arab). Terakhir, golongan 3 untuk pribumi.

Harga tiket dan fasilitas dari tiap golongan pastinya berbeda-beda. Harga tiket kereta api pada masa Hindia Belanda tahun 1889 naik di saat-saat mudik lebaran.

Orang lain juga bertanya?

Tiket kereta pada saat itu melonjak dengan kenaikan harga f 1 (satu gulden) pada setiap satu kilometer.

"Tiket golongan 1 dijual dengan harga 6 cent, golongan dua dijual dengan harga 4 cent, dan golongan 3 dengan harga paling rendah yaitu 1,6 cent," tulis laporan Staatsspoorwegen op Java: Bepalingen en Tarieven.

Manajemen Penumpang

Boleh dikatakan, sistem manajemen penumpang angkutan pada masa Pada masa Hindia Belanda lebih baik ketimbang masa pemerintahan Indonesia tahun 1970an.

"Di Bandung contohnya, penumpang yang memiliki dan tidak memiliki tiket tidak dapat dibedakan karena terlalu padat, apalagi di saat-saat lebaran. Kebijakan untuk para pengantar pun tidak bagus, alhasil banyak pengantar penumpang yang terbawa kereta," tulis Syarifani dalam Jurnal Historia Madani berjudul Kereta Api dan Tradisi Mudik Lebaran di Bandung.

Sedangkan pada masa Hindia Belanda jauh lebih baik. Penumpang yang memiliki tiket akan diatur dari satu stasiun ke stasiun berikutnya. Bagi yang tidak memiliki tiket, tidak boleh berada di sekitar peron.

Pembagian golongan pada sistem Hindia Belanda juga menjadi salah satu faktor sistem pertengahan tahun 1800an jauh lebih baik ketimbang tahun 1970an.

Reporter Magang: Ita Rosyanti (mdk/noe)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Sejarah Mobil Wajib Pakai Pelat Nomor,  Bermula di Prancis
Sejarah Mobil Wajib Pakai Pelat Nomor, Bermula di Prancis

Sejarah penggunaan pelat nomor kendaraan di dunia dan Indonesia.

Baca Selengkapnya
Potret Perjalanan Jemaah Calon Haji Era Kolonial Belanda, Naik Kapal Sebulan Lebih, Diberi Makan Lauk Ikan Asin Cabai Bawang
Potret Perjalanan Jemaah Calon Haji Era Kolonial Belanda, Naik Kapal Sebulan Lebih, Diberi Makan Lauk Ikan Asin Cabai Bawang

Anak-anak di bawah usia tertentu tidak perlu membayar biaya perjalanan haji

Baca Selengkapnya
Menilik Stasiun Kereta Api Binjai, Bukti Peninggalan Zaman Kolonial Belanda di Sumatra Utara
Menilik Stasiun Kereta Api Binjai, Bukti Peninggalan Zaman Kolonial Belanda di Sumatra Utara

Stasiun Binjai, salah satu peninggalan zaman Belanda yang masih kokoh dan berfungsi dengan baik.

Baca Selengkapnya
Transformasi Transportasi Umum di Jakarta
Transformasi Transportasi Umum di Jakarta

Sebagai pusat ekonomi dan pemerintahan dibutuhkan angkutan massal yang menopang mobilitas warga di DKI Jakarta.

Baca Selengkapnya
Molek, Transportasi Legendaris yang Dibangun Belanda Ratusan Tahun Lalu, Dulunya Dipakai Angkut Emas
Molek, Transportasi Legendaris yang Dibangun Belanda Ratusan Tahun Lalu, Dulunya Dipakai Angkut Emas

Molek adalah transportasi legendaris asal Bengkulu yang digunakan untuk mengangkut penumpang dan logistik antar desa.

Baca Selengkapnya
Gedung Societeit de Harmonie, Tempat Sosialita Belanda Cari Jodoh Kini Jadi Lahan Parkir di Jakarta
Gedung Societeit de Harmonie, Tempat Sosialita Belanda Cari Jodoh Kini Jadi Lahan Parkir di Jakarta

Gedung tersebut merupakan tempat sosialita orang-orang Belanda. Sayangnya, kini gedung tersebut sudah dihancurkan untuk dijadikan lahan parkir.

Baca Selengkapnya
Momen Ribuan Warga Blitar Naik Kereta Menuju Sumatra, Diminta Pindah dari Pulau Jawa dengan Iming-iming Lahan Pertanian Luas
Momen Ribuan Warga Blitar Naik Kereta Menuju Sumatra, Diminta Pindah dari Pulau Jawa dengan Iming-iming Lahan Pertanian Luas

Minimnya lapangan pekerjaan dan upah buruh yang rendah membuat warga Blitar rela meninggalkan kampung halamannya

Baca Selengkapnya
Sejarah Kereta Api Cepat
Sejarah Kereta Api Cepat "Java Nacht-Expres" pada Era Hindia-Belanda, Disebut Pernah Jadi yang Tercepat di Asia

Jarak Jakarta-Surabaya dapat ditempuh dalam waktu 11 jam. Tak jauh berbeda dengan waktu tempuh kereta api saat ini.

Baca Selengkapnya