Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Kisah Keberanian Gadis Rasjid di Tengah Pertempuran Bikin Chairil Anwar Kagum

Kisah Keberanian Gadis Rasjid di Tengah Pertempuran Bikin Chairil Anwar Kagum Gadis Rasjid menikah. Majalah Tionghoa Tjermin (Surabaya)©2023 Merdeka.com

Merdeka.com - Bagaimana seorang jurnalis perempuan, sempat membuat seorang penyair pejuang legendaris terkagum-kagum dan menaruh rasa hormat.

Penulis: Hendi Jo

Antara

Orang lain juga bertanya?

daun-daun hijau

padang lapang dan terang

anak-anak kecil tidak bersalah, baru bisa lari-larian

burung-burung merdu

hujan segar dan menyubur

bangsa muda menjadi, baru bisa bilang "aku"

Dan

angin tajam kering, tanah semata gersang

pasir bangkit mentanduskan, daerah dikosongi

Kita terapit, cintaku

— mengecil diri, kadang bisa mengisar setapak —

Mari kita lepas, kita lepas jiwa mencari jadi merpati

Terbang

mengenali gurun, sonder ketemu, sonder mendarat

— the only possible non-stop flight.

Tidak mendapat.

Puisi manis itu tercipta di tahun 1948. Penulisnya siapa lagi kalau bukan Chairil Anwar. Seniman Angkatan 45 yang dijuluki 'Si Binatang Jalang'. Chairil memberi judul puisi itu 'Buat Gadis Rasjid'. Siapakah dia?

Gadis Rasjid Sang Pemberani

Sabtu, 18 September 1948. Kekacauan terjadi Madiun. Orang-orang kiri yang tergabung dalam Front Demokrasi Rakyat (FDR) dituduh sebagai biang keladinya. Pemerintah Sukarno-Hatta lantas menugaskan Divisi Siliwangi untuk menumpas gerakan yang dipelopori oleh Moeso, Amir Sjarifudin, Soemarsono dan tokoh-tokoh PKI lainnya.

Salah satu unit pasukan dari Divisi Siliwangi itu adalah Batalyon Kian Santang pimpinan Mayor Sambas Atmadinata. Menurut Himawan Soetanto dalam Perintah Presiden Sukarno: Rebut Kembali Madiun!, pasukan itu bergerak melalui Tawangmangu dengan menggunakan puluhan truk.

Di antara prajurit-prajurit yang siap bertempur itu, terseliplah seorang perempuan muda bernama bernama Gadis Rasjid, Dia merupakan seorang jurnalis dari tabloid mingguan Siasat.

"Ia adalah pemberani; sebagai seorang wanita kadang-kadang turut dengan pasukan terdepan, berjalan kaki sehingga menghabiskan telapak sepatunya," ujar Mayor Sambas seperti dikutip oleh A.H. Nasution dalam Sekitar Perang Kemerdekaan Indonesia Jilid VIII: Pemberontakan PKI 1948.

Menurut Sambas, Gadis adalah saksi satu-satunya dari kalangan sipil yang mengalami secara langsung pertempuran-pertempuran seru antara pasukan Siliwangi dengan Tentara Merah (sebutan untuk pasukan-pasukan yang tergabung dalam FDR).

Sebagai jurnalis yang melekat (embedded), dia tahu bagaimana situasi operasi penumpasan. Termasuk menyaksikan kaum komunis membantai orang-orang yang dianggap musuhnya di sebuah desa bernama Gorang-Gareng.

Tidak hanya di palagan Madiun, Gadis juga aktif meliput berbagai pertempuran antara para gerilyawan republik dengan tentara Belanda di wilayah Cianjur utara. Laporan-laporan Gadis pun tak pernah absen mengisahkan kondisi rakyat kecil di tengah peperangan dan perjuangan mereka untuk lepas dari cengkaraman penjajahan.

Bisa jadi itulah yang membuat Chairil sangat mengagumi sepak-terjang perempuan kelahiran Bangkinang (Sumatra Tengah) pada 1923 tersebut. Terlebih di antara mereka terjalin persahabatan yang akrab. Gadis memang bukan perempuan yang dianggap Chairil sebagai 'salah satu cintanya'. Perhatian sang penyair kepada sang jurnalis tak lebih karena rasa kagum dan hormatnya terhadap aktivitas Gadis.

Menghipnotis Perempuan

Kepada Chairil, Gadis sendiri memiliki rasa kagum terhadap kepenyairannya. Dia paham, kendati penampilan sang seniman termasuk tidak menarik - dekil, bermata merah dengan rambut acak-acakan, namun kharisma dan pesona Chairil menghipnotis banyak perempuan.

"(Dia) banyak menarik perhatian para perempuan…" ungkap Gadis dalam buku Ajip Rosidi, Mengenang Hidup Orang Lain: Sebuah Obituari.

Karena keakraban itu pula, Gadis sempat meminta Chairil untuk menuliskan puisi khusus untuknya. Sang penyair kemudian mengabulkan permintaan itu dengan menulis sebuah puisi di atas yang kemudian dimuat dalam Siasat, edisi 2 Januari 1949.

Setelah Chairil meninggal pada April 1949, Gadis tetap setia di jalur jurnalisme. Dia kemudian berkibar sebagai jurnalis perempuan mumpuni di zamannya. Usai perang, petualangan ibu dari Ratna Apisa itu terus berlanjut. Saat bertugas itulah, berbagai negara dia pernah kunjungi termasuk Uni Sovyet dan Amerika Serikat, dua negara yang menjadi biang Perang Dingin. (mdk/noe)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Bencana dan Berkah Jurnalis Perempuan
Bencana dan Berkah Jurnalis Perempuan

Menjadi jurnalis perempuan yang meliput sepak bola bak dua mata pisau berlawanan. Pada satu sisi bisa memperoleh kemudahan, tapi bisa juga jadi korban kekerasan

Baca Selengkapnya
Rohana Kudus, Wartawan Wanita Pertama yang Jadi Pahlawan Nasional
Rohana Kudus, Wartawan Wanita Pertama yang Jadi Pahlawan Nasional

Rohana Kudus adalah sosok pahlawan nasional yang dikenal sebagai wartawan perempuan pertama di Indonesia.

Baca Selengkapnya
Sosok Ida Nasution, Penulis dan Kritikus Era Kemerdekaan yang Dekat dengan Chairil Anwar
Sosok Ida Nasution, Penulis dan Kritikus Era Kemerdekaan yang Dekat dengan Chairil Anwar

Lahir di Sibolga, Sumatra Utara pada tahun 1922, ia juga disebut-sebut sebagai perempuan yang dicintai Chairil Anwar.

Baca Selengkapnya
10 Puisi Hari Kartini Singkat, Sebarkan Semangat yang Menginspirasi
10 Puisi Hari Kartini Singkat, Sebarkan Semangat yang Menginspirasi

Puisi Hari Kartini mencerminkan penghormatan dan apresiasi terhadap dedikasi sosok Kartini.

Baca Selengkapnya
Jenderal Bintang Tiga Kagum ke Polwan Tangguh Tapi Tetap Cantik: Skincare-an Jangan-Jangan
Jenderal Bintang Tiga Kagum ke Polwan Tangguh Tapi Tetap Cantik: Skincare-an Jangan-Jangan

Ia kemudian ditanyai oleh Komjen Fadil mengenai perasaannya sebagai komandan wanita.

Baca Selengkapnya
Pocut Baren, Panglima Perang Wanita Asal Gome yang Gigih Berjuang Melawan Belanda
Pocut Baren, Panglima Perang Wanita Asal Gome yang Gigih Berjuang Melawan Belanda

Sosok pahlawan dan ulama wanita dari Serambi Mekkah ini begitu besar tekad dan kegigihannya dalam melawan Belanda demi mempertahankan tanah kelahirannya.

Baca Selengkapnya
14 September 1910 Kelahiran Rasuna Said, Pahlawan Nasional Pembela Hak-Hak Wanita
14 September 1910 Kelahiran Rasuna Said, Pahlawan Nasional Pembela Hak-Hak Wanita

Terinspirasi oleh ketidakadilan yang dialami perempuan pada masa itu, ia aktif dalam dunia pendidikan dan organisasi.

Baca Selengkapnya
Vokal Menentang Penjajahan Belanda, Ini Sosok HR Rasuna Said Pahlawan Nasional Asal Sumbar
Vokal Menentang Penjajahan Belanda, Ini Sosok HR Rasuna Said Pahlawan Nasional Asal Sumbar

Nama HR Rasuna Said diabadikan menjadi salah satu nama jalan di Jakarta Selatan.

Baca Selengkapnya
Jarang yang Tahu, Peran Penting Ibu Ruswo Dalam Revolusi Fisik Yogyakarta
Jarang yang Tahu, Peran Penting Ibu Ruswo Dalam Revolusi Fisik Yogyakarta

Setelah berhasil memproklamasikan kemerdekaan, Indonesia masih harus berjuang untuk mempertahankan kemerdekaan. Itu disebut dengan Revolusi Fisik.

Baca Selengkapnya
50 Kata-Kata Kartini untuk Generasi Muda yang Penuh Makna, Kobarkan Semangat Perjuangan
50 Kata-Kata Kartini untuk Generasi Muda yang Penuh Makna, Kobarkan Semangat Perjuangan

Semasa hidup, Kartini pun banyak menuliskan kata-kata yang menginspirasi hingga saat ini.

Baca Selengkapnya
Herlina Kasim, Satu-satunya Perempuan Dalam Operasi Trikora
Herlina Kasim, Satu-satunya Perempuan Dalam Operasi Trikora

Wanita ini pernah diberikan emas oleh Soekarno, namun ditolak mentah-mentah.

Baca Selengkapnya
Cerita Nyi Mas Melati Si Singa Betina dari Tangerang, Teriakannya Bikin Belanda Ketar Ketir
Cerita Nyi Mas Melati Si Singa Betina dari Tangerang, Teriakannya Bikin Belanda Ketar Ketir

Kabarnya, julukan ini melekat karena teriakannya amat mengerikan dan bikin penjajah ketar-ketir.

Baca Selengkapnya