Tentara Inggris di Ambang Kehancuran
Merdeka.com - Keputusasaan melanda Brigadier Mallaby dan anak buahnya di Surabaya selama pertempuran akhir Oktober 1945. Bahkan mereka sudah memutuskan akan menyerah.
Penulis: Hendi Jo
JAKARTA masih dibekap gelap dini hari itu. Dari sebuah rumah besar di Pegangsaan Timur, tiba-tiba suara telepon berbunyi nyaring. Tukimin, pengawal Presiden Sukarno bergegas mengangkat telepon. Beberapa detik kemudian, dia melangkah ke kamar Bung Karno. Diketuknya pintu kamar atasannya itu dengan hati-hati.
-
Siapa yang terbunuh dalam Pertempuran Surabaya? Kematian Jendral Mallaby membuat pasukan Inggris geram dan berakibat pada keputusan pengganti Mallaby yaitu Mayor Jenderal Eric Carden Robert Mansergh mengeluarkan Ultimatum 10 November 1945.
-
Kapan Pertempuran Surabaya terjadi? Tanggal 10 November diperingati sebagai Hari Pahlawan Nasional untuk mengenang jasa-jasa para pahlawan, terutama orang-orang yang terlibat dalam peristiwa Pertempuran Surabaya pada 10 November 1945.
-
Siapa yang bertempur di Surabaya? Para pemuda rela bertempur menghadapi tentara Belanda yang ingin kembali menguasai Indonesia.
-
Kapan tepatnya peristiwa di Surabaya? 10 November tahun 1945 silam, sebuah peristiwa penting terjadi di tanah Surabaya.
-
Kapan pertempuran besar di Surabaya terjadi? Pada hari ini tepat 78 tahun yang lalu terjadi pertempuran besar di Surabaya yang menewaskan sekitar 20.000 rakyat setempat.
"Yaaa. Ada apa?" jawab Sukarno sambil menahan kantuk.
"Ajudan dari Komandan Tentara Inggris, Pak. Katanya sangat penting. Saya sampaikan padanya bapak lagi tidur, tapi dia mendesak supaya bapak dibangunkan," ujar Tukimin.
Sukarno segera keluar kamar. Dia kemudian mengangkat telepon, berbincang dalam nada serius. Setengah jam, dia kembali ke kamarnya. Sambil menghela napas, sang presiden menoleh kepada istrinya Fatmawati.
"Aku akan pergi ke Surabaya dengan pesawat terbang tentara Inggris besok," ungkapnya seperti ternukil dalam otobiografinya, Bung Karno Penjambung Lidah Rakjat Indonesia (disusun oleh Cindy Adams).
Dari jam ke jam, pertempuran antara pejuang Indonesia dengan tentara Inggris di Surabaya semakin berkobar. Alih-alih menguasai kota tersebut, posisi para prajurit dari Brigade ke-49 pimpinan Briagadier A.W.S. Mallaby malah semakin terjepit. Menurut sejarawan Frank Palmos, pasukan Inggris yang tersisa di tengah kota hanya segelintir dan tersudutkan. Satu persatu, mereka disergap dan dibantai.
"Mereka kehabisan logistik dan amunisi..." ungkap sejarawan Frank Palmos dalam Surabaya 1945, Sakral Tanahku.
Mallaby sendiri ada dalam situasi dilematis. Kendati sangat sadar akan sulit mendapatkan tambahan pasukan, dia tetap mengirim pesan untuk minta bantuan. Permintaannya tentu saja ditolak mengingat pertempuran yang seru terjadi juga di beberapa kota di Jawa. Sementara konsentrasi pasukan Inggris yang terdekat berada di Singapura. Itu menjadikan secara teknis bantuan tidak bisa didatangkan ke Surabaya dengan cepat. Penerjunan pasukan payung pun sangat mustahil karena pertempuran sudah meluas ke seluruh penjuru Surabaya.
Panglima Pasukan Sekutu untuk Asia Tenggara Letnan Jenderal Sir Philip Christison yang dimintai bantuan juga ada dalam kondisi bingung. Pada akhirnya dia harus melupakan 'janjinya' kepada Belanda untuk tidak berhubungan sama sekali dengan Sukarno. Maka ketika mengetahui posisi anak buahnya sudah terjepit pada 28 Oktober 1945, Christison menyerukan lewat radio untuk melakukan gencatan senjata. Suatu kenyataan yang dilukiskan Falmos sebagai bentuk 'keputusasa-an seorang jenderal Inggris'.
"Detakan waktu bergulir habis...Saya harus melanggar perintah untuk tidak berhubungan apa-apa dengan Presiden Sukarno," ungkapnya seperti dinukil Falmos dari otobiografi Christison berjudul Life an Times.
Beberapa menit usai ditelepon Mallaby, Christison langsung minta ajudannya menghubungkan langsung dengan Sukarno di Pegangsaan Timur. Kepada presiden Republik Indonesia itu, dia meminta untuk bertanggungjawab secara pribadi atas semua kebiadaban yang telah terjadi. Christison pun meminta Sukarno untuk datang menenangkan para pengikutnya di Surabaya.
"Lambaikan saja bendera putih sebelum Anda mendarat di Surabaya. Saya tidak ingin pesawat Anda ditembaki dari bawah," ujarnya.
Menurut Des Alwi, penyelesaian militer memang sudah buntu bagi Inggris. Satu-satunya jalan untuk menyelamatkan pasukan yang tersisa hanyalah penyelesaian politik. Suatu laporan dari intelijen militer Inggris yang berhasil disadap pihak Indonesia menyiratkan keputusasaan mereka akan situasi di Surabaya:
"Jika tidak segera datang penyelesaian politik, dalam beberapa jam mendatang kami terpaksa harus menyerah," demikian laporan tersebut dikutip Des Alwi dalam bukunya, Pertempuran Surabaya November 1945.
(mdk/noe)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pertempuran 10 November 1945 di Surabaya tak bisa dilepaskan dari keberadaan kereta api.
Baca SelengkapnyaMemperingati Hari Pahlawan adalah salah satu cara menghargai jasa para Pahlawan. Namun apa itu Hari Pahlawan?
Baca SelengkapnyaGubernur Suryo melobi penjajah agar tak sewenang-wenang pada rakyat Jawa Timur. Perjuangannya mengharukan.
Baca SelengkapnyaSaid mengingat lagi pada 10 November 1945 lalu yang dikenal sebagai Pertempuran Surabaya menjadi puncak perlawanan rakyat Indonesia.
Baca SelengkapnyaVideo tersebut menceritakan proses evakuasi para tawanan perang dari kamp Banyubiru menuju Kota Semarang
Baca SelengkapnyaBerikut isi buku 'pusaka' peninggalan Letnan Achijat sniper diduga pembunuh Jenderal Mallaby dari Inggris.
Baca SelengkapnyaTepat hari ini, 20 Oktober pada 1945 silam, terjadi pertempuran besar setelah kemerdekaan Indonesia yang disebut Pertempuran Ambarawa.
Baca SelengkapnyaBerikut kesaksian pilu anggota KKO TNI AL saat berjuang di operasi Dwikora hingga nyaris meregang nyawa. Simak informasinya.
Baca SelengkapnyaPerjalanan ini dipenuhi pertumpahan darah dan tangisan air mata.
Baca SelengkapnyaApa tujuan para pemuda menculik Bung Karno dan Bung Hatta ke Rengasdengklok?
Baca SelengkapnyaPeristiwa Gerbong Maut adalah insiden di mana 100 pejuang Indonesia yang ditawan Belanda dipindahkan dari Bondowoso ke Surabaya.
Baca Selengkapnya74 tahun berlalu, ini kisah Peristiwa Situjuah yang renggut banyak pejuang Pemerintah Darurat RI.
Baca Selengkapnya