12 Jenis Kekerasan Anak dari Keluarga, Penting Diketahui
Merdeka.com - Anak merupakan individu unik yang tidak dapat disamakan dengan orang dewasa, baik dari segi fisik, emosi, pola pikir maupun tingkah lakunya. Maka dari itu perlakuan terhadap anak membutuhkan spesialisasi atau perlakuan khusus dan emosi yang stabil.
Dalam hal ini ada banyak cara orang tua mendidik anak. Ada yang mengutamakan kasih sayang, komunikasi yang baik dan pendekatan yang lebih bersifat efektif.
Namun, ada pula yang menggunakan kekerasan sebagai salah satu metode dalam menerapkan kepatuhan dan pendisiplinan anak. Kekerasan pada anak, baik itu secara fisik atau psikis yang dipilih rang tua untuk mengubah perilaku anak dan membentuk perilaku yang diharapkan tentu membawa risiko tinggi untuk kesehatan anak terutama kesehatan mentalnya.
-
Bagaimana karakter anak terbentuk? Kelima ciri ini mulai membentuk kepribadian anak pada masa pra-remaja, dan kombinasi dari ciri-ciri ini yang akhirnya membentuk kepribadian anak.
-
Apa saja ciri-ciri karakter anak? Lima Ciri Kepribadian pada Anak Seperti temperamen, ciri kepribadian telah dijelaskan dengan berbagai cara oleh peneliti yang berbeda. Salah satu teori kepribadian yang terkemuka memusatkan perhatian pada lima ciri kepribadian utama berupa: Keteraturan (Conscientiousness) Seseorang yang cenderung tepat waktu, bertanggung jawab, dan bekerja menuju tujuan jangka panjang dengan sedikit pengawasan. Kebajikan (Agreeableness) Seseorang yang menyenangkan, bersosialisasi positif, membantu orang lain, dan berkolaborasi baik dalam situasi kelompok. Keterbukaan terhadap Pengalaman (Openness to Experience) Orang yang kreatif, fleksibel, penasaran, dan berani. Neurotisme (Neuroticism) Seseorang yang cenderung mengalami kondisi emosional negatif secara teratur. Ekstroversi (Extroversion) Seseorang yang mendapatkan energi dari interaksi sosial.
-
Kenapa anak dengan orang tua ekstrem bisa punya kepribadian lebih rata-rata? Sifat Ekstrem Tidak Selalu Menurun Secara statistik, orang yang memiliki sifat kepribadian ekstrem cenderung memiliki anak dengan kepribadian yang lebih mendekati rata-rata. Sebagai contoh, jika seorang orang tua memiliki sifat yang sangat egois atau sulit bergaul, tidak selalu anak mereka akan mewarisi sifat yang sama dalam intensitas tinggi. Fenomena ini disebut dengan 'regresi ke rata-rata,' di mana anak-anak cenderung memiliki kepribadian yang lebih moderat dibandingkan orang tua mereka.
-
Bagaimana kekerasan dapat memengaruhi kemampuan anak mengendalikan emosi? Kekerasan yang dialami anak memiliki dampak yang signifikan terhadap kemampuan mereka dalam mengendalikan emosi. Setelah mengalami kekerasan, anak sering kali kesulitan untuk mengontrol emosinya, sehingga mereka lebih rentan merasa sedih, marah, atau ketakutan secara berlebihan.
-
Kenapa anak bisa mengalami keterbelakangan mental? Penyakit ini dapat menyebabkan seorang anak belajar dan berkembang lebih lambat dibandingkan anak lain seusianya. Mereka membutuhkan waktu lebih lama untuk belajar berbicara, berjalan, berpakaian, atau makan tanpa bantuan, dan biasanya akan mengalami kesulitan saat belajar di sekolah.
-
Mengapa perilaku anak bisa menjadi cerminan orang tua? Penelitian menunjukkan bahwa anak yang mengamati perilaku positif dan negatif orang tua cenderung mengadopsi perilaku tersebut.
Untuk itu, penting bagi orang tua untuk tahu mengenai jenis kekerasan pada anak dari keluarga agar mengurangi risiko yang ditimbulkan hingga mencegah kekerasan itu sendiri. Berikut ini informasi lengkap mengenai 12 kekerasan anak dari keluarga, penting diketahui telah dirangkum merdeka.com melalui liputan6.com dan repository.uinjkt.ac.id.
Jenis Kekerasan Anak dari Keluarga
Berikut ini jenis kekerasan anak dari keluarga menurut hasil monitoring dan evaluasi Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) yaitu:
- Menjewer
- Mencubit
- Menendang
- Memukul dengan tangan
- Memukul dengan benda
- Menghukum hingga jatuh sakit dan pingsan
- Melukai dengan benda berbahaya dan kekerasan fisik lainnya
- Membandingkan anak dengan saudara atau anak lain
- Membentak dengan suara keras dan kasar
- Menghina di hadapan teman atau orang lain
- Menyebut anak bodoh, pemalas, nakal, dan sebagainya
- Mencap anak dengan sebutan yang jelek dan jahat serta kekerasan psikis lainnya
Pada hakikatnya, orang tua bertugas melindungi anak dari segala bentuk kekerasan yang berasal dari luar lingkungan keluarga. Namun, yang terjadi sekarang justru sebaliknya. Anak kerap kali mendapat perlakukan tidak menyenangkan di dalam rumah.
Faktor Pemicu Kekerasan Pada Anak
Beragam alasan dapat memicu terjadinya kekerasan pada anak dari keluarga terdekat. UNICEF berpandangan, munculnya tindak kekerasan pada anak terjadi karena 2 faktor, yang berasal dari orangtua dan anak itu sendiri.
- Orangtua pernah jadi korban penganiayaan dan terpapar oleh kekerasan di dalam rumah. Misalnya, dulu kerap dipukuli karena memiliki orangtua yang stres, berpenghasilan pas-pasan, pengguna obat-obatan terlarang, atau mungkin mengalami gangguan jiwa.Dampaknya, mereka jadi trauma, dan berniat melakukan hal yang sama agar anaknya turut merasakan apa yang pernah dirasakannya.
- Anak yang prematur, anak yang retardasi mental, anak yang cacat fisik, anak yang suka menangis, dan anak yang terlalu banyak menuntut namun tak pernah menghasilkan apa-apa yang dapat dibanggakan.
Dampak Buruk Kekerasan Pada Anak
Setiap jenis kekerasan dan perlakuan salah terhadap anak memiliki dampak buruk. Seberapa berat dampaknya tergantung apda sejumlah hal yaitu keparahan/intesitas tindak kekerasan, frekuensi, durasi, hubungan pelaku dengan anak, kondisi anak (tingkat kematangan, kesehatan, daya tahan mental), pengalaman anak sebelumnya dan juga respon seta penanganan/ dukungan awal yang diterima anak setelah kejadian.
Secara umum dampak buruk kekerasan pada anak dapat dikategorikan menjadi:Kekerasan fisik dan kekerasan seksual memiliki dampak langsung dan juga berjangka panjang secara fisik. Misal:
Kekerasan pisikis, terutama yang berkepanjangan, juga dapat memunculkan gangguan fisik dan kesehatan, seperti:
Kekerasan Mempengaruhi Keadaan Emosi dan Fungsi Psikis Anak
Semua jenis kekerasan baik fisik, psikis, seksual memiliki dampak buruk terhadap keadaan emosi dan fungsi psikis anak, dalam jangka pendek maupun panjang.
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Memukul anak merupakan metode hukuman yang sebaiknya tidak lagi dilakukan.
Baca SelengkapnyaLahir dari keluarga yang kurang harmonis bukanlah faktor utama yang membuat seseorang jadi orangtua yang buruk.
Baca SelengkapnyaMembesarkan anak laki-laki dan perempuan memiliki perbedaan yang perlu diketahui orangtua.
Baca SelengkapnyaSekali anak mengalami kekerasan, hal ini akan menempel di otak mereka dan menimbulkan dampak yang tak bisa disepelekan.
Baca SelengkapnyaAnak bungsu laki-laki sering kali menjadi sorotan dalam keluarga karena posisinya yang unik dan peran yang berbeda dibandingkan dengan saudara-saudaranya.
Baca SelengkapnyaMencegah perundungan bisa dimulai dari rumah dengan mendidik anak agar tidak menjadi perundung.
Baca SelengkapnyaSikap orangtua yang terlalu otoriter, memberikan terlalu banyak perhatian, atau tidak mendukung pendidikan dapat mengurangi kecerdasan anak.
Baca SelengkapnyaKemen PPPA pada 2021 menunjukkan bahwa empat dari 100 anak usia dini pernah mendapatkan pengasuhan tidak layak.
Baca SelengkapnyaPsikopat adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan seseorang yang tidak memiliki emosi, perasaan, dan hati nurani.
Baca SelengkapnyaSejumlah kebiasaan buruk pada anak perlu diketahui dan diatasi oleh orangtua.
Baca SelengkapnyaAnak yang terlibat sebagai pelaku perundungan harus segera ditindak, serta penanganan yang tepat dan segera sangat penting untuk menciptakan perubahan positif.
Baca SelengkapnyaPerilaku anak cerminan orang tua karena anak sering kali meniru apa yang orang tua lakukan.
Baca Selengkapnya