12 Jenis Kekerasan Anak dari Keluarga, Penting Diketahui

Merdeka.com - Anak merupakan individu unik yang tidak dapat disamakan dengan orang dewasa, baik dari segi fisik, emosi, pola pikir maupun tingkah lakunya. Maka dari itu perlakuan terhadap anak membutuhkan spesialisasi atau perlakuan khusus dan emosi yang stabil.
Dalam hal ini ada banyak cara orang tua mendidik anak. Ada yang mengutamakan kasih sayang, komunikasi yang baik dan pendekatan yang lebih bersifat efektif.
Namun, ada pula yang menggunakan kekerasan sebagai salah satu metode dalam menerapkan kepatuhan dan pendisiplinan anak. Kekerasan pada anak, baik itu secara fisik atau psikis yang dipilih rang tua untuk mengubah perilaku anak dan membentuk perilaku yang diharapkan tentu membawa risiko tinggi untuk kesehatan anak terutama kesehatan mentalnya.
Untuk itu, penting bagi orang tua untuk tahu mengenai jenis kekerasan pada anak dari keluarga agar mengurangi risiko yang ditimbulkan hingga mencegah kekerasan itu sendiri. Berikut ini informasi lengkap mengenai 12 kekerasan anak dari keluarga, penting diketahui telah dirangkum merdeka.com melalui liputan6.com dan repository.uinjkt.ac.id.
Jenis Kekerasan Anak dari Keluarga
Berikut ini jenis kekerasan anak dari keluarga menurut hasil monitoring dan evaluasi Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) yaitu:
- Menjewer
- Mencubit
- Menendang
- Memukul dengan tangan
- Memukul dengan benda
- Menghukum hingga jatuh sakit dan pingsan
- Melukai dengan benda berbahaya dan kekerasan fisik lainnya
- Membandingkan anak dengan saudara atau anak lain
- Membentak dengan suara keras dan kasar
- Menghina di hadapan teman atau orang lain
- Menyebut anak bodoh, pemalas, nakal, dan sebagainya
- Mencap anak dengan sebutan yang jelek dan jahat serta kekerasan psikis lainnya
Pada hakikatnya, orang tua bertugas melindungi anak dari segala bentuk kekerasan yang berasal dari luar lingkungan keluarga. Namun, yang terjadi sekarang justru sebaliknya. Anak kerap kali mendapat perlakukan tidak menyenangkan di dalam rumah.
Faktor Pemicu Kekerasan Pada Anak
Beragam alasan dapat memicu terjadinya kekerasan pada anak dari keluarga terdekat. UNICEF berpandangan, munculnya tindak kekerasan pada anak terjadi karena 2 faktor, yang berasal dari orangtua dan anak itu sendiri.
- Orangtua pernah jadi korban penganiayaan dan terpapar oleh kekerasan di dalam rumah. Misalnya, dulu kerap dipukuli karena memiliki orangtua yang stres, berpenghasilan pas-pasan, pengguna obat-obatan terlarang, atau mungkin mengalami gangguan jiwa.Dampaknya, mereka jadi trauma, dan berniat melakukan hal yang sama agar anaknya turut merasakan apa yang pernah dirasakannya.
- Anak yang prematur, anak yang retardasi mental, anak yang cacat fisik, anak yang suka menangis, dan anak yang terlalu banyak menuntut namun tak pernah menghasilkan apa-apa yang dapat dibanggakan.
Dampak Buruk Kekerasan Pada Anak
Setiap jenis kekerasan dan perlakuan salah terhadap anak memiliki dampak buruk. Seberapa berat dampaknya tergantung apda sejumlah hal yaitu keparahan/intesitas tindak kekerasan, frekuensi, durasi, hubungan pelaku dengan anak, kondisi anak (tingkat kematangan, kesehatan, daya tahan mental), pengalaman anak sebelumnya dan juga respon seta penanganan/ dukungan awal yang diterima anak setelah kejadian.
Secara umum dampak buruk kekerasan pada anak dapat dikategorikan menjadi:Kekerasan fisik dan kekerasan seksual memiliki dampak langsung dan juga berjangka panjang secara fisik. Misal:
Kekerasan pisikis, terutama yang berkepanjangan, juga dapat memunculkan gangguan fisik dan kesehatan, seperti:
Kekerasan Mempengaruhi Keadaan Emosi dan Fungsi Psikis Anak
Semua jenis kekerasan baik fisik, psikis, seksual memiliki dampak buruk terhadap keadaan emosi dan fungsi psikis anak, dalam jangka pendek maupun panjang.
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya