300 Siswa Perwira di Sukabumi Terindikasi Corona, Ini 5 Fakta Sebenarnya
Merdeka.com - Covid-19 tengah menghantui instansi Pendidikan di Sekolah Pembentukan Perwira (Setukpa) Sukabumi Jawa Barat. Beberapa siswa yang sekolah di sana diinformasikan terindikasi Virus Corona atau Covid-19.
Menurut Liputan6.com diberitakan bahwa, sebanyak 300 polisi siswa Setukpa dari Lembaga Pendidikan Polri (Lemdikpol) di Sukabumi Jawa Barat telah diisolasi. Menurut Kapusdokkes Polri, Brigjen Pol Musyafak menjelaskan jika sebanyak 300 siswanya telah ditangani selayaknya ODP Corona.
Belum Dinyatakan Positif Corona
-
Kapan Covid-19 pertama kali terkonfirmasi di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Siapa yang terlibat dalam penelitian Covid-19 ini? Tim peneliti yang dipimpin oleh Wellcome Sanger Institute dan University College London di Inggris menemukan respons kekebalan baru yang memberikan pertahanan garis depan yang kuat.
-
Mengapa beberapa orang kebal terhadap Covid-19? Meskipun vaksin dan booster secara radikal mengurangi risiko kematian dan komplikasi berat dari COVID-19, mereka tidak banyak membantu menghentikan virus dari memasuki lapisan hidung dan sistem pernapasan.
-
Apa yang menyebabkan beberapa orang tidak terinfeksi Covid-19? Berdasarkan analisis aktivitas genetik dalam jaringan hidung dan darah orang yang tidak berhasil terinfeksi SARS-CoV-2, tim peneliti yang dipimpin oleh Wellcome Sanger Institute dan University College London di Inggris menemukan respons kekebalan baru yang memberikan pertahanan garis depan yang kuat.
-
Siapa yang mengumumkan kasus Covid-19 pertama di Indonesia? Presiden Jokowi mengumumkan hal ini pada 2 Maret 2020, sebagai kasus Covid-19 pertama di Indonesia.
-
Siapa yang melakukan penelitian tentang penanganan Covid-19 oleh polisi? Disertasi yang berjudul 'Evaluasi Kebijakan Operasi Aman Nusa II dalam Penanganan Covid-19 oleh Polrestabes Bandung,' karya Kombes Pol Dr. Yade Setiawan Ujung, menyoroti peran kritis Polri dalam mengimplementasikan strategi efektif yang mengintegrasikan keamanan dan kesehatan publik.
Senada dengan Brigjen Pol Musyafak, Mabes Polri melalui Kepala Biro Penerangan Masyarakat, Brigadir Jenderal Argo Yuwono juga mengungkapkan bahwa, benar sebanyak 300 siswanya yang tengah menempuh pendidikan di Sekolah Pembentukan Perwira Polri, Kota Sukabumi telah positif terjangkit virus dari hasil Rapid Test. Tapi dari hasil tersebut belum mengarah ke Corona, karena fungsi dari Rapid Test bukan untuk Covid-19.
Kendati demikan pihaknya tetap melakukan pemantauan terhadap 300 siswa Lemdikpol Sukabumi. Jumlah ini diketahui setelah Polri menggelar tes cepat atau rapid test untuk mengetahui ada tidaknya personelnya yang terjangkit corona. Ada 1.550 orang yang menjalani tes tersebut.
"Itu bukan Corona, tapi positif rapid test. Iya rapid test-nya belum Corona. masih swab masih macem-macem masih panjang," ucap Argo.
300 Siswa Terindikasi Corona Telah di Isolasi
Dilansir dari laman ayobandung.com, sebanyak 300 siswa telah menjalani isolasi mandiri selama 14 hari kedepan. Hal tersebut guna pemantauan untuk ditetapkan apakah betul positif corona atau hanya gejala lain.
Selama masa isolasi ke 300 siswa polisi tersebut juga diberikan asupan gizi dan vitamin untuk meningkatkan daya tahan tubuh sebagai Langkah penangkal virus. Diluar itu sebanyak 1.250 siswa lainnya telah dicutikan untuk sementara waktu demi terciptanya suasana yang kondusif di lingkungan sekolah pembentukan perwira tersebut.
"Setiap hari rencanan dalam 14 hari kita isolasi kita berikan vitamin C tablet, kemudian imbost, dan lain-lain. Tujuanya untuk tingkatkan daya tahan tubuh. Sehingga kalau memaNg terinveksi virus tubuh bisa mengkonter," ungkapBrigjen Pol Musyafak.
"Sebelumnya juga sebanyak 1.250 siswa di Sekolah Setukpa Lembaga Pendidikan Polri (Lemdikpol), sudah kami cutikan untuk sementara waktu." tambahnya.
Sempat Membantah
Menurut Argo Yuwono sebelumnya pernah mengatakan bahwa kabar adanya ratusan siswa Sekolah Pembentukan Perwira (Setukpa) Polri di Sukabumi, Jawa Barat, adalah tidak benar terinfeksi virus corona atau Covid-19.
"Setukpa Sukabumi memang dari siswa kita observasi atau kita lakukan tes, jadi kita menemukan tujuh siswa yang positif corona," tutur Argo di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Pada Selasa lalu (31/3/2020).
Argo hanya menjelaskan jika ketujuh siswa tersebut sudah diisolasi dan menjalani perawatan di Rumah Sakit Polri, Karamat Jati, Jakarta Timur, tanpa menyebut terindikasi atau positif Covid. "Jadi tidak benar ada ratusan siswa ratusan positif corona, tidak benar, saat ini sedang isolasi di RS Polri Kramat Jati," jelas dia.
Selain itu, lanjut Argo, siswa yang kembali ke wilayah masing-masing juga menjalani karantina sesuai protokol pananganan pandemi Covid-19.
"Siswa yang kembali ke Polda masing-masing kita isolasi. Kita cek agar tetap sehat, isolasi selama 14 hari," Argo menandaskan.
Tanggapan Walikota Sukabumi
Walikota Sukabumi beserta Wakilnya/humpro.sukabumikota.go.id 2020 Merdeka.com
Terkait dugaan ratusan siswa perwira yang diduga terkena Corona, Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi membantah pernyataan tersebut. Ia menjelaskan bahwa di Sukabumi hanya 60 orang yang menjalankan Rapid Test dan menurut dia hasilnya pun belum keluar sehingga tidak ada 300 orang di wilayahnya yang terjangkit Corona.
"Yang pertama, warga Kota Sukabumi yang dilakukan rapid test itu jumlahnya adalah 60. Dan sampai saat ini dari 60 itu kita belum keluar hasilnya. Karena prosesnya berakhir hari ini," ujar Fahmi dari rekaman video yang diterima Liputan6.com, Senin 30 Maret 2020.
Namun dia menyinggung kemungkinan adanya instansi lain di Kota Sukabumi yang juga menjalani rapid test. Hanya saja dia mengaku tidak mengetahui hasil dari tes tersebut.
"Yang dites hanya 60. Tetapi mungkin memang ada institusi lain yang melakukan proses rapid test ya saya belum dapat informasi dari institusi lain tersebut. Institusi yang ada di wilayah Kota Sukabumi tetapi bukan melakukan pemeriksaan kepada warga Sukabumi," Fahmi menandaskan.
Respon Ridwan Kamil
Akun Youtube Humas Jabar 2020 Merdeka.com
Pada kesempatan sebelumnya, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil melalui teleconferencenya di Bandung sempat menyinggung bahwa sebanyak 300 orang terdeteksi positif virus corona atau Covid-19. Hasi tersebut merupakan data dari kegiatan rapid test atau tes cepat yang telah digelar sejumlah daerah di Jawa Barat termasuk di Sukabumi.
Dari situ, muncul fakta baru, Kota Sukabumi menjadi wilayah dengan angka tertinggi baru orang yang terdeteksi Covid-19.
"Di luar dugaan untuk tes di kota Sukabumi. Terjadi hasil tes yang paling besar dari seluruh kota/kabupaten di Jawa Barat," kata Emil dalam siaran langsung Youtube Humas Jabar, Senin (30/03).
Meski tak merinci angka kasus orang terdeteksi positif tersebut, Emil mengaku pihak Pemprov Jabar memerintahkan kepada wali kota Sukabumi untuk melakukan tes tahap kedua. Ia juga meminta kepala daerah untuk melakukan karantina wilayah parsial. (mdk/nrd)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Saat ini, Omicron EG.5 mendominasi di tengah kenaikan kasus Covid-19.
Baca SelengkapnyaPasien mengembuskan napas terakhir di RS Embung Fatimah pada 18 Desember 2023.
Baca SelengkapnyaKasus ini bermula dari salah satu pelajar yang belum sembuh total dari cacar air masuk sekolah
Baca SelengkapnyaBeredar di media sosial TikTok sebuah video yang memberikan informasi terkait dampak erupsi Gunung Ruang.
Baca SelengkapnyaTerkait mobilisasi orang yang banyak berpotensi terjadi pada liburan Natal dan Tahun Baru, pemerintah belum mengeluarkan kebijakan pembatasan perjalanan.
Baca SelengkapnyaSeorang siswa SMKN 4 Semarang berinisial GRO ditemukan tewas secara misterius di seputaran Sampokong, Minggu (24/11) dini hari.
Baca SelengkapnyaSebelumnya dilaporkan, ada satu pasien Mpox di Pulau Dewata itu.
Baca Selengkapnyamengonfirmasi tren kasus mingguan Covid-19 di Indonesia kembali mengalami peningkatan.
Baca SelengkapnyaKepala Dinkes Sumsel Trisnawarman menegaskan, pihaknya telah memeriksa sampel swab pasien J. Hasilnya diketahui negatif cacar monyet.
Baca Selengkapnya