5 Fakta Pembangunan Jembatan Otista, Sampai Pengaruhi Lalu Lintas di Kota Bogor
Merdeka.com - Pemerintah Kota Bogor, Jawa Barat mulai mencicil renovasi Jembatan Otto Iskandar di Natta atau Otista. Di tahap pertama, bagian aspal lapisan atas dikupas oleh alat berat. Jembatan ini menjadi jalur vital yang membentang di tengah kota hujan itu.
Mengutip akun TikTok @bimaarya.activity, Sabtu (6/5), dua unit excavator drill atau alat berat pemecah struktur dikerahkan. Keduanya mulai membobok lapisan aspal atas yang cukup tebal. Tak berapa lama seluruh bagian yang ganti selesai dibongkar.
Sebelumnya jembatan ini sudah mulai ditutup sejak 1 Mei 2023 lalu sebagai proses awal konstruksi. Untuk mendukung kegiatan, rekayasa lalu lintas kemudian diterapkan Pemkot Bogor bekerja sama dengan pihak kepolisian setempat.
-
Kapan proyek pemeliharaan jembatan dimulai? Proyek penguatan tiang jembatan itu sudah dimulai sejak tahun 2020 lalu.
-
Kapan jembatan itu dibangun? Konon jembatan gantung ini sudah ada sejak tahun 1918.
-
Kapan jembatan ini dibangun? Jembatan ini dibangun pada tahun 1914.
-
Bagaimana pembangunan jembatan ini dilakukan? “Pembangunan ini akan menambah akses jembatan baru, sehingga menjadi dua akses jembatan. Selain itu, akan dilakukan diperkuat jembatan eksisting yang sudah ada,“ jelas Gubernur Andi.
-
Kenapa pembangunan jembatan ini dilakukan? Hadirnya pembangunan jembatan ini menjadi keluhan masyarakat karena kondisi sering terjadi kemacetan parah di jembatan ini.
-
Kapan Jembatan Talang Abang dibangun? Jembatan yang menghubungkan dua tebing curam ini dibangun pihak kolonial Belanda pada tahun 1881 silam.
“Warga Bogor, saya ingin menyampaikan bahwa, Jembatan Otista ditutup tanggal 1 Mei, dan bisa menyesuaikan. Terima kasih, dan Insya Allah ini semua untuk Bogor lancar,” kata Bima, dikutip Merdeka.
Terdapat Beberapa Tahap Revitalisasi
©2023 TikTok @bimaarya.activity/ Merdeka.com
Merujuk dari laman jembatanotista.kotabogor.go.id, terdapat sejumlah tahapan pengerjaan, mulai dari persiapan dan sterilisasi, loading alat berat, pembongkaran struktur jembatan, pelebaran dan pemanjangan ulang bidang jembatan sampai proses finishing.
Penutupan akan berlangsung selama 7 bulan, terhitung sejak 1 Mei sampai Desember 2023 mendatang. Penutupan dengan durasi lama ini merupakan upaya agar revitalisasi berjalan dengan baik dan sesuai rencana.
"Berdasarkan kajian maka tidak ada pilihan lain kecuali melebarkan jembatan ini untuk melancarkan arus lalu lintas dan penting untuk warga Bogor menyesuaikan selama jalan Otista ditutup maka akan ada pengalihan arus lalu lintas," kata Bima.
Solusi Kemacetan di Kota Bogor
Alasan jembatan bersejarah itu dibongkar ulang karena lokasi itu selama ini menjadi salah satu biang kemacetan. Setiap harinya ratusan kendaraan yang melintas harus tertahan di Jembatan Otista lantaran penyempitan jalur.
Secara desain, jembatan tersebut saat ini memiliki bentuk yang menyempit di bagian tengah atau bottleneck. Ini menyebabkan kendaraan yang bertumpuk akan kesulitan untuk melaju sehingga ikut tertahan.
Ini cukup berimbas terutama di kawasan Tugu Kujang, sehingga pembongkaran ini menjadi alternatif mengentaskan kemacetan.
"Rencana dari pembangunan jembatan Otista ini karena menjadi sumber kemacetan di Kota Bogor, terjadi bottleneck di sini," kata orang nomor satu berkacamata itu.
Terakhir Direvitalitasi 40 Tahun Silam
Adapun terakhir dilakukan perbaikan pada jembatan ini sekitar 40 tahun silam. Seiring bertambahnya usia, kondisinya juga kian berubah.
Menurut pengamatan, beton bagian bawah sudah mengalami pengelupasan, sehingga sangat rawan jika dilalui dengan kendaraan bertonase besar. Lalu nantinya lokasi itu juga akan dilintasi kendaraan massal berbasis trem, sehingga kekuatannya harus ditingkatkan.
Adapun nilai anggaran pembangunan jembatan itu mencapai Rp49 miliar, dan didapat dari bantuan keuangan Pemerintah Provinsi Jawa Barat.
"Terkait skema rekayasa lalu lintas ini sudah dikoordinasikan dengan sejumlah instansi seperti Satlantas Polresta Bogor Kota serta Dishub Kota Bogor," kata Bima.
Ada 8 Jalur Alternatif yang Bisa Dilalui Pengendara
Selama proses revitalisasi dan penutupan lalu lintas di Jembatan Otista, setidaknya terdapat 8 jalur alternatif yang bisa dipilih untuk dilalui.
Pertama, kendaraan yang melaju dari Simpang Tugu Kujang atau arah barat, akan diluruskan melalui Simpang Lippo Plaza Kebun Raya, dan diberlakukan menjadi dua arah. Lalu, kawasan Jalan Malabar juga diberlakukan menjadi uda arah.
Lalu dari situ juga bisa diluruskan menuju arah Warung Jambu. Kemudian untuk mendistribusikan dari Jalan Suryakencana dan Ir Haji Juanda, kendaraan dari arah Baranangsiang bisa belok kiri, melalui Simpang Bundaran Ekalokasari, Jalan Lawang Gintung, Jalan Batu Tulis, dan Jalan NV Sidik. Kendaraan dari Jalan NV Sidik, dapat belok kiri menuju Jalan Siliwangi, lanjut ke Jalan Suryakencana yang satu arah.
Dari rute NV Sidik juga bisa belok ke kanan menuju Jalan Padjajaran melalui Sukasari 1, kendaraan dari Jalan Siliwangi di Simpang Gang Aut, Suryakencana dapat belok ke kiri untuk menuju Warung Doyong dan Jalan Pahlawan. Lalu Jalan Roda akan diberlakukan satu arah, dengan pengaturan masuk dari Jalan Otto Iskandar di Nata, keluar belok kanan ke Jalan Suryakencana, sedangkan dari arah tersebut bisa belok menuju jalan Ir Haji Juanda, Empang atau menuju area relokasi parkir di Jalan Otto Iskandar di Nata.
"Kami juga akan menyiapkan anggota untuk mengantisipasi terjadinya kemacetan," terang Kapolresta Bogor Kota, Kombes Bismo Teguh Prakoso.
Pintu Masuk Kebun Raya Bogor Dipindah
Selain berimbas ke lalu lintas, penutupan Jembatan Otista selama 7 bulan ini turut berdampak ke aktivitas berwisata di Kebun Raya Bogor. Untuk mendukung kegiatan pembangunan jembatan, pihak pengelola terpaksa memindahkan pintu masuk karena berada persis di ujung jembatan.
General Corporate Communication PT Mitra Natura Raya (MNR) selaku pengelola, Zaenal Arifin, pemindahan dilakukan ke kawasan gedung Alumni IPB atau yang saat ini digunakan shelter Bus Damri dan gedung parkir Mal Lippo Keboen Raya.
Di sana pihaknya juga telah mempersiapkan kantung parkir sehingga memudahkan para wisatawan yang tetap ingin berkunjung.
"Kita lihat selama sepekan ini untuk bisa menentukan apakah pintu utama dipindah ke pintu 3 tepat di seberang Mal Keboen Raya atau ke pintu 4 yang dekat dengan underpass (IPB)," katanya, dikutip dari Liputan6. (mdk/nrd)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
jembatan utilitas di Jembatan Otista, saat ini sudah selesai pengerjaan dengan menggunakan sistem pengeboran kini dilanjut pengecoran.
Baca SelengkapnyaRevitalisasi membuat kondisi jembatan kini lebih lebar dari sebelumnya.
Baca SelengkapnyaProgres pembangunan Jembatan Otista telah mencapai 87 persen.
Baca SelengkapnyaRevitalisasi jembatan Otista ini memakan waktu selama 7,5 bulan dan menelan biaya perbaikan hingga Rp50 miliar.
Baca SelengkapnyaUntuk memasuki tahapan laik fungsi jalan usia beton minimal harus berusia 21 hari sampai 28 hari untuk bisa dilakukan uji beban.
Baca SelengkapnyaHal ini imbas pembangunan UOB Entrance dan MRT tunnel
Baca SelengkapnyaAmblasnya Jalan Olimo, Jakarta Barat sempat membuat kemacetan sepanjang 2 km.
Baca SelengkapnyaSejumlah ruas jalan juga akan ditutup secara bertahap hingga 2 Januari 2024.
Baca SelengkapnyaProyek perbaikan saluran air itu dilakukan di ujung Jalan Ciputat Raya dengan Jalan RA Kartini, Kecamatan Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.
Baca SelengkapnyaLokasi pekerjaan JPO berada di Jalan KH Mas Mansyur, Jakarta Pusat sisi Barat dekat Citywalk Sudirman, Jakarta.
Baca SelengkapnyaNantinya, jembatan yang menjadi penghubung Bogor-Tangerang tersebut akan dilengkapi JPO dan fasilitas lain untuk mendukung pengguna moda transportasi umum.
Baca SelengkapnyaProyek LRT Jakarta rute Velodrome-Manggarai ditargetkan selesai pada 2026.
Baca Selengkapnya