Kisah Haru Pendiri Rumah Baca Garuda yang Harus Gulung Tikar, Tak Sanggup Lagi
Merdeka.com - Digitalisasi sangat membawa dampak besar bagi kehidupan masyarakat, efeknya yang memudahkan aktivitas ternyata tidak serta merta membawa sisi positif bagi sebagian orang. Salah satunya yang dialami oleh Rumah Baca Garuda di Cimahi Jawa Barat yang didirikan Suparman.
Taman Bacaan Garuda sendiri berlokasi di sebuah gang, ruas jalan utama di Jalan Jend. Amir Mahmud-Tagog Gg. M. Arjo Kota Cimahi.
Dikutip dari akun Instagram @bukuindie_, rumah baca yang menghiasi kehidupan remaja di Cimahi era 1990-an ini, kini harus tutup karena turunnya minat baca dan maraknya E-book dan Internet.
-
Kenapa rumah tua itu terbengkalai? Kini rumah tua itu tak ada yang menempati dan terbengkalai.
-
Dimana Suparna Sastra Diredja mengasingkan diri hingga akhir hayat? Kerinduannya terhadap keluarga dan tanah air akhirnya tertahan sampai akhir hayat.
-
Kenapa perpisahan terasa sulit? Karena sudah bekerja bersama dalam jangka waktu yang lama, biasanya kita akan sulit melepas atasan atau rekan kerja kita.
-
Kenapa Rumah Indosiar terbengkalai? Banyak dari dekorasi rumah seperti kaca, jendela dan pintu yang mengalami kerusakan karena sudah lama tidak pakai. Bagian jendela saja, kacanya sudah tidak ada dan tak sedikit juga yang pecah karena usia. Lalu langit-langitnya juga terpantau runtuh dan berlubang.
-
Kenapa rumah artis senior itu ditinggalkan? 'Dulu rumah ini itu dihuni sama beberapa keluarga, dan rumah ini ditinggalkan karena yang punya sudah tiada dan pergi atau hijrah ke daerah lain. rumah ini ditinggali sejak tahun 1990 hampir 30 tahun,' ungkap sang Youtuber pada video yang diunggahnya tersebut.
-
Mengapa rumah ini terbengkalai? Setelah lebih dari satu abad berdiri,tampak rumah ini sekarang menjadi terbengkalai,' demikian dikutip dari keterangan video.
Hampir 30 tahun mengelola rumah baca, Suparman kini tinggal berpasrah. Ia mengaku sedih dengan fenomena digitalisasi saat ini dan tak sanggup lagi melanjutkan perjuangannya mengelola Rumah Garuda.
Berawal Dari Hobi Membaca
Dilansir dari Satupena.id, Suparman sebagai pemilik menceritakan awal berdirinya Rumah Baca Garuda. Tepatnya di tahun 1990an, dirinya tergerak untuk menyewakan novel dan komik koleksinya. Suparman mengaku gemar membaca dan ingin membagikan keseruan buku-buku terbaru, yang pada saat itu cukup sulit dicari.
Hampir 30 tahun bergerak di bidang literasi, sudah ada sekitar 20 ribu koleksi buku yang disewakan, mulai dari komik, novel, cerita rakyat hingga fiksi.
"Berawal dari hobi baca, akhirnya buka taman bacaan. Awalnya koleksi buku cerita tradisional, silat, komik Indonesia. Masuk 1992 ramai komik Jepang, sekarang komik dari cerita Korea Selatan juga punya," ungkapnya.
Sempat Popular dan Jadi Legenda
Suparman menjelaskan, sekitar 2 tahun belakangan, pengunjung Rumah Baca Garuda mulai berkurang. Padahal, di masa kejayaannya dulu, rumah baca yang ia kelola ini bisa dikunjungi ratusan orang. Ada pengunjung yang datang untuk menyewa buku, atau ada juga yang datang hanya untuk membaca di tempat.
Pada pertengan 2000-an, rumah baca yang didirikan Suparman ini kerap dikunjungi anak muda dan pelajar. Sayangnya, kini minat anak muda terhadap buku semakin menurun.
Koleksi Buku Di Rumah Baca Garuda/ Sumber: Satupena.id 2020 Merdeka.com
Akan Menjual Semua Bukunya
Melihat turunnya minat baca dan sepinya Rumah Baca Garuda, Suparman berniat menjual seluruh bukunya. Total ada sekitar 20.000 buku yang ditaksir mencapai Rp75 juta. Suparman berharap ada pemborong yang mau membeli koleksi buku-bukunya tersebut.
"Bapak mau berhenti, sudah nggak kuat. Anak sekarang sudah tidak baca buku ini. Sebetulnya ini bukan persoalan saya saja, semua yang berkecimpung di dunia buku juga mengalami termasuk toko buku besar," katanya.
Akun Intagram @bukuindie_ 2020 Merdeka.com
Makna Buku bagi Suparman
Dalam unggahan tersebut, Suparman sempat ragu untuk menjual koleksi bukunya. Ia terpaksa menjual aset berharganya itu, karena apa yang Suparman inginkan saat mendirikan Rumah Baca Garuda sudah tak bisa ia lanjutkan lagi.
2019 Merdeka.com/Tantri Setyorini
Di tengah modernisasi dan digitalisasi, produk cetak seperti buku, koran dan majalah mulai beralih ke digital. Namun, bagi Suparman, buku tetap menjadi nilai kehidupan yang dapat diwarisakan.
Tidak Berniat Menambah Koleksi Buku
Suparman sebetulnya masih memiliki keinginan untuk menambah koleksi bukunya, mengingat masih ada komik keluaran terbaru yang menarik dan dijual dengan harga murah. Namun, Suparman sadar bahwa keinginanya tersebut akan sulit terlaksana.
"Wah bapak tertarik tuh, kalau dihitung-hitung dengan modal murah (Rp5000) dalam sekali penyewaan juga sudah kembali modal untuk beli buku lainnya. Tapi Bapa mikir, sepertinya sudah tidak ada baca lagi, jadi terpaksa keinginan itu bapa kubur dalam-dalam," ungkapnya.
Koleksi Komik Di Rumah Baca Garuda/ Sumber: Satupena.id 2020 Merdeka.com
Terpaksa Gulung Tikar
Dikutip dari Satupena.id, Suparman mengungkapkan kesedihannya. Ia yang sudah puluhan tahun menekuni dunia persewaan buku, kini harus pasrah dengan perkembangan zaman.
"Saat ini sudah tidak ada lagi masyarakat terutama kalangan muda yang ingin membaca buku cetak di era seperti sekarang. Berat, terus terang bapak nangis. Istilahna, ieu teh nu ngahirupan bapak (ini yang menghidupi bapak)," cerita Suparman. (mdk/nrd)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Hanya tinggal menghitung hari Toko Buku Gunung Agung ditutup total.
Baca SelengkapnyaEkspresi sedih dan bingung terlihat jelas di wajah perempuan berjilbab kuning itu.
Baca SelengkapnyaKisah pilu seorang lansia bernama Guritno (70) ditemui di kawasan Kabupaten Bandung.
Baca SelengkapnyaInilah pemandangan rumah Isye Sumarni ketika dilihat dari depan. Yang menarik, rumah ini dikelilingi oleh kebun yang hijau dan asri.
Baca SelengkapnyaPotret Kemiskinan Putri Eks Model Majalah Dewasa, Hidup Sebatang Kara di Rumah Reyot Penuh Puing
Baca SelengkapnyaDi dalam rumah Pak Cecep, ada pohon beringin besar. Rumah ini sudah terbengkalai 20 tahun.
Baca SelengkapnyaKondisi rumah kakek pembuat gula merah berusia 82 tahun ini memprihatinkan bahkan nyaris roboh.
Baca SelengkapnyaViral pria bagikan kondisi rumah setelah satu tahun tanpa ibunya. Momen ini bikin haru.
Baca SelengkapnyaMulai dari area luar hingga dalam, rumah tersebut terlihat sangat berantakan.
Baca SelengkapnyaKakek Carmad masih dibayangi rasa cemas oleh ombak besar yang bisa saja datang secara tiba-tiba.
Baca Selengkapnya