9 Bulan Indonesia Dilanda Covid-19, ini 5 Dampaknya Anak Tak Sekolah Tatap Muka
Merdeka.com - Hampir 9 bulan, Indonesia menghadapi pandemi virus corona Covid-19. Semua kegiatan belajar mengajar di sekolah pun terpaksa berjalan melalui daring.
Tapi, baru-baru ini Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim telah mengizinkan Pemerintah Daerah (Pemda) membuka kembali sekolah tatap muka di tengah pandemi virus corona Covid-19 pada Januari 2021.
Sedangkan, kasus virus corona Covid-19 di Indonesia masih terus meningkat. dr. Yogi Prawira, Ketua Satgas Covid-19 Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) pun belum bisa memberikan rekomendasi terkait tata cara yang aman sekolah di masa pandemi.
-
Bagaimana penanganan Covid-19 di Indonesia? Jokowi memilih menggunakan strategi gas dan rem sejak awal untuk menangani pandemi Covid-19. Gas dan rem yang dimaksudkan Jokowi diimplementasikan dalam tiga strategi yakni penanganan kedaruratan kesehatan, jaring pengaman sosial, dan pemulihan ekonomi. Inilah yang kemudian menjadi ujung tombak dalam penanganan Covid-19 di Indonesia.
-
Kapan kasus Covid-19 meningkat? Kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Kenapa kasus Covid-19 naik? Kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Kenapa kasus ISPA meningkat di Jakarta? Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mencatat kasus infeksi saluran pernapasan (ISPA) di DKI Jakarta terus meningkat akibat polusi udara yang kian memburuk di Jabodetabek.
-
Kenapa angka DBD di Indonesia terus meningkat? Demam berdarah dengue terus menjadi beban serius di Indonesia. Setiap tahun, ribuan kasus dilaporkan di seluruh negeri, menyebabkan beban yang signifikan pada sistem kesehatan.
-
Kenapa kasus TB di Indonesia masih tinggi? Beberapa faktor yang berkontribusi terhadap tingginya kasus TB di Indonesia antara lain kepadatan penduduk di kota-kota besar, seperti Jakarta, yang memudahkan penyebaran bakteri.
"Saat ini kami tidak bisa mengeluarkan anjuran. Karena, tidak ada satu rekomendasi yang bisa memenuhi semua wilayah di Indonesia," jelas dr Yogi dalam webinar "Adaptasi Kebiasaan Baru di Sekolah, Siapkah?" melalui Youtube Lawan Covid19 ID.
Di sisi lain, lamanya kegiatan tatap muka di sekolah diberhentikan akibat pandemi juga berdampak banyak pada anak.
Dr Novianty Elizabeth SH. M. Pd, Founder Sekolah Putra Pertiwi, Lecturer, Praktisi Pendidikan, memaparkan lima dampak utama anak terlalu lama tidak sekolah secara tatap muka menurut Kemdikbud tahun 2020.
1. Adanya risiko putus sekolah, sehingga menuntut anak harus bekerja.2. Munculnya persepsi orangtua yang mulai mempertanyakan peranan sekolah dalam proses belajar mengajar karena lama tidak tatap muka.3. Kesenjangan pada proses belajar, karena perbedaan akses dan kualitas yang mengakibatkan kesenjangan capaian belajar anak.4. Anak menjadi stres, karena minimnya interaksi dengan lingkungan sekolah, guru, teman dan kurang bermain akibat pandemi.5. Tidak optimalnya pertumbuhan anak, yang berpengaruh pada kemampuan kognitif dan perkembangan karakternya.
Reporter: Dwiyana Pangesthi (mdk/snw)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tercatat, 41.000 kasus penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA) yang menimpa balita di Ibu Kota
Baca SelengkapnyaMasker dianggap bisa melindungi anak-anak dari bahaya polusi.
Baca SelengkapnyaAkibat kondisi itu, pemkot menerapkan kebijakan belajar jarak jauh.
Baca SelengkapnyaJika 1 provinsi saja ada 10 anak yang menderita hepatitis, maka 34 provinsi lain bisa mengalami hal serupa.
Baca SelengkapnyaPemerintah kota Jambi mewajibkan anak-anak menggunakan masker saat beraktivitas di luar rumah.
Baca SelengkapnyaDBD menjangkiti kelompok usia produktif dan paling banyak terjadi di usia anak-anak.
Baca SelengkapnyaPB IDI mengimbau masyarakat untuk menerapkan lagi protokol kesehatan seperti memakai masker dan menghindari kerumunan.
Baca SelengkapnyaPada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
Baca SelengkapnyaProf. Tjandra Yoga Aditama, mengingatkan agar kita waspada terhadap peningkatan kasus gondongan dan cacar air di kalangan siswa.
Baca SelengkapnyaKasus ini bermula dari salah satu pelajar yang belum sembuh total dari cacar air masuk sekolah
Baca SelengkapnyaMasyarakat juga diminta segera melengkapi vaksinasi Covid-19, khususnya pada kelompok berisiko.
Baca SelengkapnyaPolusi udara yang buruk turut menjadi pendorong kasus infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) pada anak.
Baca Selengkapnya