4 Fakta Kasus Covid-19 di Pesantren Tasikmalaya, Berawal dari Seorang Santri Sakit
Merdeka.com - Kasus Covid-19 kembali merebak di Tasikmalaya, Jawa Barat. Kali ini virus asal China tersebut menjangkiti sebanyak 300-an santri serta pengurus di Pondok Pesantren Persis 67 Benda, Kecamatan Cipedes, Kota Tasikmalaya.
Hal tersebut turut dibenarkan oleh Pelaksana Tugas (Plt) Wali Kota Tasikmalaya Muhammad Yusuf. Ia menyebut jika Covid-19 di Pondok Pesantren menjadi klaster baru di Kota Tasikmalaya.
"Hari ini kasus di klaster pesantren di Cipedes bertambah banyak. Lebih dari 300 orang terkonfirmasi positif Covid-19," tutur Yusuf, Senin (15/2/2021) seperti dilansir dari Instagram @infotasik.
-
Kenapa kasus Covid-19 naik? Kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Kapan kasus Covid-19 meningkat? Kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Kenapa penderita TBC di Cianjur meningkat? Berdasarkan catatannya, kasus TBC di Kabupaten Cianjur pada 2021 sebanyak 4.643, lalu di 2022 menjadi 7.107 dan di 2023 per Januari sampai Juli terdapat 3.403 kasus.
-
Apa dampak pandemi Covid-19? Pandemi Covid-19 mengubah tatanan kesehatan dan ekonomi di Indonesia dan dunia. Penanganan khusus untuk menjaga keseimbangan dampak kesehatan akibat Covid-19 serta memulihkan ekonomi harus dijalankan.
-
Dimana wabah malaria terjadi di Cirebon? Tak hanya daerah kota, malaria juga menjangkit masyarakat di pinggiran Cirebon yang merupakan kawasan pantai utara. Penyakit ganas ini juga menyeber hingga ke wilayah ke dataran tinggi.
-
Apa penyebab wabah malaria di Cirebon? Tidak ada yang mengetahui pasti dari mana penyakit ini berasal. Namun berdasarkan laporan yang diterima pemerintah, malaria diduga berasal dari lingkungan yang kumuh dan penuh sampah.
Lantas bagaimana fakta sebenarnya terkait kasus Covid-19 yang menjangkiti 300-an warga pesantren di Kota Tasikmalaya tersebut? Berikut informasinya dari Merdeka.com.
Berawal Dari Salah Seorang Santri yang Sakit
Kasus sebaran Covid-19 tersebut dilaporkan bermula dari adanya santriwati yang sakit. Diketahui santriwati yang sakit tersebut berasal dari Kabupaten Garut.
Setelah dilakukan pemeriksaan, santriwati yang sakit dinyatakan positif corona. Pihak pesantren kemudian melakukan tracing kepada 16 santri lainnya.
Dari situ didapatkan 3 orang yang dinyatakan terkonfirmasi positif. Sebelumnya juga diketahui terdapat lima orang santri yang terkonfirmasi positif Covid-19 dari hasil swab bersama dan satu orang dari hasil swab mandiri.
“Awalnya itu terdapat santriwati yang sakit dan setelah diperiksa ternyata terkonfirmasi positif Covid-19. Selanjutnya dilakukan tracing dan dari 16 yang diswab PCR, 3 orang positif dan terus bertambah seiring dengan hasil swab PCR dari labkesda Bandung telah keluar hasilnya," ujar Asep Hendra, selaku Kepala Bidang (Kabid) Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit (P2P) dikutip dari Ayotasik.
Tindakan Isolasi Dibagi Tiga Tempat
Terkait isolasi para santri, proses isolasinya dilakukan di beberapa tempat seperti di pondok pesantren, Rumah Sakit Dewi Sartika dan Hotel Crown. Para santri yang diisolasi di Hotel Crown dan Rumah Sakit Dewi Sartika berjumlah 152 orang, termasuk para pengurus pesantren yang juga terkonfirmasi positif Corona.
Sedangkan santri yang diisolasi di Hotel Crown merupakan santri yang memiliki gejala ringan, maupun tidak bergejala. Hal itu menurut Asep akan mempermudah proses pengawasan dan pemantauan saat proses pemberian nutrisi serta vitamin.
Untuk santri pria serta yang bergejala berat (termasuk pengurus berusia di atas 50) sendiri dilakukan isolasi di rumah sakit Dewi Sartika, Kawalu Kota Tasik. Sebelumnya proses evakuasi telah dilakukan pada Senin (15/02) kemarin melalui 21 mobil ambulans. "Santri pria yang kita evakuasi sebanyak 56 orang dan dilakukan isolasi tersentralistik di Rumah Sakit Dewi Sartika dan sebagian santri yang terkonfirmasi positif Covid-19 kami lakukan isolasi mandiri di pesantren karena memang ruangan di tempat isolasi tersentralistik masih terbatas," ungkapnya.
380 Warga Pesantren Dinyatakan Positif
Sebelumnya pihak Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya telah melakukan tes PCR pada tanggal 8 Februari 2021 lalu. Tes tersebut dilakukan kepada 832 sample, kemudian sample tersebut dibawa ke Labkesda Kota Bandung untuk diteliti.
Dari 832 sampel yang dikirim, 45% atau 375 orang terkonfirmasi positif Covid-19, dengan penambahan 5 orang dari hasil swab umum dan satu lainnya hasil swab mandiri.
(Plt) Wali Kota Tasikmalaya Muhammad Yusuf menambahkan, agar penerapan prokes di setiap pesantren di Tasikmalaya harus terus ditingkatkan, sehingga tidak menimbulkan klaster pesantren lain di kota santri tersebut."Aktivitas di setiap pesantren silakan untuk terus berjalan, saya harap prokesnya itu diperketat," ucapnya.
Bantuan Ditanggung Pemerintah
©2020 Merdeka.com/liputan6.com
Yusuf menambahkan, Pemerintah bakal membantu Pondok Pesantren yang bersangkutan dalam pemenuhan kebutuhannya sehari-hari. Mengingat hal tersebut merupakan tanggung jawab pemerintah.
Ia pun mengimbau agar pesantren yang terdapat santri dengan kondisi positif Covid-19 agar tidak melakukan aktivitasnya terlebih dahulu dan diarahkan untuk melakukan karantina secara mikro."Jadi tidak boleh ada yang keluar masuk pesantren selain petugas kesehatan selama pelaksanaan karantina mikro di pesantren," tuturnya. (mdk/nrd)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kemenkes RI sudah mengirimkan vaksin Inavac ke Dinkes Sumsel.
Baca SelengkapnyaKasus ini bermula dari salah satu pelajar yang belum sembuh total dari cacar air masuk sekolah
Baca SelengkapnyaKasus pertama cacar monyet terjadi pada Agustus 2022 lalu. Pasien itu pun sudah dinyatakan sembuh.
Baca SelengkapnyaKemenkes menemukan kasus suspek cacar monyet atau mpox di Tangerang,
Baca SelengkapnyaPasien mengembuskan napas terakhir di RS Embung Fatimah pada 18 Desember 2023.
Baca SelengkapnyaDinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Tengah (Jateng) mengungkapkan kenaikan kasus Covid-19 di wilayahnya.
Baca SelengkapnyaSaat ini tercatat ada 300 warga yang terpapar covid dari sebelumnya 100 kasus.
Baca Selengkapnyamengonfirmasi tren kasus mingguan Covid-19 di Indonesia kembali mengalami peningkatan.
Baca SelengkapnyaAkibat kondisi itu, pemkot menerapkan kebijakan belajar jarak jauh.
Baca SelengkapnyaPenemuan kasus tersebut tercatat pada 23 Agustus 2024 dengan dua orang diantaranya terkonfirmasi positif.
Baca SelengkapnyaPada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
Baca SelengkapnyaDinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta mengungkapkan tiga penyebab kenaikan kasus Covid-19.
Baca Selengkapnya