Cegah Potensi Hujan Ekstrem di Jabodetabek, BPPT Akan Lakukan Upaya Ini
Merdeka.com - Untuk mengantisipasi curah hujan ekstrem di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek), Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dan tim melakukan tindakan rekayasa cuaca.
Sebagaimana melansir dari ANTARA, pihak BPPT telah menyiapkan 25 ton bahan semai NaCl sebagai langkah pengendalian hujan.
"Semoga dengan TMC bisa redistribusi hujan, sehingga Jakarta dan sekitarnya yang diprediksi mengalami cuaca ekstrem bisa aman," kata Kepala BPPT Hammam Riza saat dihubungi wartawan, Jakarta, Kamis (25/2/2021).
-
Bagaimana BPBD DKI Jakarta memperoleh informasi potensi cuaca ekstrem? BPBD DKI Jakarta menjelaskan, potensi cuaca ekstrem tersebut berdasarkan hasil pengamatan Badan Meteorologi Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).
-
Siapa yang mengumumkan potensi cuaca ekstrem di Jakarta? BPBD DKI Jakarta mengumumkan, cuaca ekstrem berpotensi melanda Ibu Kota hingga 8 Maret 2024.
-
Apa saja potensi dampak cuaca ekstrem di Jakarta? Masyarakat pun dihimbau untuk mewaspadai dampak dari cuaca ekstrem tersebut, di antaranya banjir dan angin kencang.
-
Mengapa cuaca ekstrem berpotensi terjadi di Jakarta? Cuaca ekstrem ini dipengaruhi oleh adanya aktivitas Madden Jullian Oscillation (MJO) atau fenomena perambatan awan yang memasuki wilayah Indonesia.
-
Bagaimana BPBD mengatasi banjir? Dia menjelaskan, BPBD DKI Jakarta mengerahkan personel untuk memonitor kondisi genangan di setiap wilayah dan mengkoordinasikan unsur Dinas SDA, Dinas Bina Marga, Dinas Gulkarmat untuk melakukan penyedotan genangan dan memastikan tali-tali air berfungsi dengan baik bersama dengan para lurah dan camat setempat.
-
Kenapa BMKG memprakirakan cuaca Jakarta cerah? Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan cuaca di Jakarta dan Kepulauan Seribu cerah dan cerah berawan pada Sabtu (30/9).
Mereduksi Curah Hujan
Hammam mengatakan, operasi TMC tersebut secara teknis akan berfungsi mereduksi curah hujan melalui proses penyemaian. Nantinya curah hujan yang akan turun di wilayah Jabodetabek akan terlebih dahulu jatuh di tempat lain.
Dengan adanya upaya reduksi tersebut, curah hujan yang berpotensi masuk ke wilayah tersebut dapat berkurang, baik dari sisi durasi maupun intensitas airnya.
Untuk memperlancar proses, BPPT telah bekerja sama dengan beberapa pihak seperti Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Udara (AU), Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), serta Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) untuk menyiapkan bahan semai dan dua pesawat, yakni CASA-212 dan CN-295.
Penyemaian Dilakukan di Beberapa Daerah
Berdasarkan informasi yang dihimpun, proses penyemaian pun dilakukan oleh tiga sorti (pengiriman unit pesawat) dari armada pesawat TNI AU CASA-212 dan CN-295.
Kepala Balai besar Teknologi Modifikasi Cuaca (BBTMC) BPPT Jon Arifian mengatakan pada Kamis (25/2), untuk sorti penerbangan pertama dilakukan penyemaian di wilayah Selat Sunda bagian utara dan perairan barat daya Lampung.
Di situ pihaknya menggunakan level ketinggian 12.000 kaki dengan menghabiskan bahan semai sebanyak 2.000 kilogram (kg) NaCl. Kemudian di sorti kedua, armada melakukan penyemaian di wilayah Pandeglang dan Selat Sunda pada level ketinggian 12.000 kaki. Di situ pihaknya menghabiskan bahan semai sebanyak 2.000 kg NaCl. Untuk sorti ketiga, proses penyemaian dilakukan di wilayah Kabupaten Lebak bagian selatan, pantai selatan Banten dan Pelabuhan Ratu di level ketinggian 9.000 kaki dengan menghabiskan bahan semai sebanyak 800 kg NaCl.
Potensi Cuaca Ekstrem
©2020 Merdeka.com/id.wikipedia.org
Operasi TMC untuk merekayasa cuaca di Jabodetabek telah dilaksanakan sejak 21 Februari 2021. Dalam empat hari pelaksanaan TMC, terdapat delapan sorti penerbangan yang membawa total 12 ton NaCl di sekitar Selat Sunda dan Bagian Utara Pulau Jawa. Berdasarkan pantauan di lapangan, potensi cuaca ekstrem terlihat melalui radar cuaca. potensi awan akan semakin tinggi dalam beberapa hari ke depan. Hal tersebut dipicu bibit siklon tropis di Selatan Pulau Jawa.
Itu turut memicu angin dengan kecepatan yang lebih tinggi dibanding beberapa hari sebelumnya. Menurut BMKG potensi cuaca ekstrem tersebut akan terjadi di Jabodetabek pada 24 sampai 27 Februari 2021.
BMKG pun meminta masyarakat agar mewaspadai potensi hujan di periode tersebut, terutama pada malam atau dini hari menjelang pagi dengan potensi distribusi hujan dapat terjadi merata. (mdk/nrd)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Teknologi modifikasi cuaca itu meniru China, Korea Selatan, Thailand, dan India.
Baca SelengkapnyaKondisi udara di DKI Jakarta memburuk dalam beberapa pekan terakhir. Untuk menanggulanginya, BPBD DKI Jakarta akan melaksanakan teknologi modifikasi cuaca.
Baca SelengkapnyaMenurut Isnawa, berdasarkan hasil rapat menunjukkan musim kemarau cukup berpengaruh pada meningkatnya polutan di Ibu Kota.
Baca SelengkapnyaBPBD DKI Jakarta meminta warga agar tetap waspada terhadap dampak cuaca ekstrem yang terjadi beberapa hari terakhir di wilayah Ibu Kota.
Baca SelengkapnyaHujan dengan intensitas sedang hingga lebat ini diprediksi akan disertai dengan kilat atau petir dan angin kencang.
Baca SelengkapnyaBPBD DKI Jakarta mengumumkan, cuaca ekstrem berpotensi melanda Ibu Kota hingga 8 Maret 2024.
Baca SelengkapnyaHendri berujar, sarana dan prasarana juga disiagakan.
Baca SelengkapnyaBMKG memprediksi cuaca ekstrem, terutama hujan dengan intensitas tinggi, terjadi di beberapa wilayah Jawa Barat selama sepekan ke depan.
Baca SelengkapnyaOperasi hari pertama telah dilakukan sebanyak tiga kali sortie menghabiskan tiga ton NaCl .
Baca SelengkapnyaHari ini, sebagian besar daerah di Indonesia berpotensi mengalami hujan lebat yang disertai dengan petir dan angin kencang
Baca SelengkapnyaBadan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi cuaca ekstrem berupa hujan disertai petir akan terjadi selama sepekan ke depan di Jabodetabek.
Baca SelengkapnyaFenomena potensi bencana periode Natal dan Tahun Baru 2024 patut diwaspadai warga.
Baca Selengkapnya