Dulu Tak Mampu Beli Roti, Anak Tukang Becak Ini Kini Punya 9 Cabang Toko Kue
Merdeka.com - Sosok Neni Heryani berhasil membuktikan kerja kerasnya dalam membangun toko kue bernama Bunga Bakery. Sebelumnya ia tak pernah menyangka bisa mengembangkan bisnis tersebut, mengingat orang tuanya pernah tak mampu membelikan roti saat masih kecil.
Kisah inspiratif tersebut ia ceritakan lewat video di kanal YouTube Jaga Lilin, yang diunggah Sabtu (19/2) lalu. Mimpi wanita asal Tasikmalaya berhasil terwujud berkat dorongan ayahnya yang merupakan seorang tukang becak dan ibunya yang pembantu rumah tangga.
Kini motivasi orang tuanya masih ia pegang. Berkat ketekunannya Neni berhasil mengembangkan usaha toko kuenya di Bogor, Jawa Barat. Bahkan, kini memiliki sembilan cabang. Berikut kisah inspiratifnya
-
Bagaimana cara dia memulai usaha roti? “Iseng-iseng cari resep roti di YouTube dan akhirnya setelah enam bulan uji coba barulah menemukan resep paten dan jualan roti,“ katanya lagi.
-
Bagaimana mereka merintis usaha? Ketika itu ia hanya memiliki sisa uang Rp500 ribu, yang kemudian digunakan untuk modal usaha kue di rumah. Kondisi ini dirasakan berbeda, ketika dirinya bekerja di bank tersebut.
-
Bagaimana Ibu Putri memulai usaha batiknya? Berawal dari Pandemi Putri bercerita ia merintis usaha batik itu waktu masa pandemi COVID-19. Waktu itu ia termasuk salah satu warga yang kena COVID-19.Setelah pandemi mereda, kampungnya mengadakan pelatihan membatik. Saat itu Ibu Putri tidak ikut sebagai peserta. Di sana ia bertugas sebagai tukang masak. Namun di sela-sela waktu, ia ikut melihat proses membatik itu.Selesai pelatihan, ia mengambil sisa limbah untuk dibawa pulang. Selama mengisi hari-hari di rumah, ia memanfaatkan waktu untuk belajar membatik secara autodidak di rumah. Lama-lama ia ketagihan membatik. Mulai saat itulah Ibu Putri mantap untuk merintis usaha batik.
-
Bagaimana Dina memulai usaha? Dina benar-benar mulai dari nol, dia mempelajari resep dari internet dan YouTube. Dengan modal Rp300 ribu, Dina memproduksi roti Maryam di kos-kosannya.
-
Bagaimana Peternak muda di Nganjuk memulai bisnisnya? Untuk yang mau mulai saran saya bisa dimulai dari breeding dulu, karena saat ini beternak dengan cara penggemukan sudah sangat banyak dan modal pakannya akan sangat banyak serta konsisten.
-
Bagaimana Ahmad mengatasi kesulitan keuangan di awal berbisnis? Dengan modal awal yang terbatas, Ahmad bertekad untuk membangun usahanya dengan sungguh-sungguh. Dia memulai bisnis bernama Mitraku, menjual bahan dan kemasan yang menarik, dengan tujuan menjawab kebutuhan masyarakat.
Berawal dari Suka Makan Roti dan Motivasi Sang Ibu
©2022 YouTube Jaga Lilin/Merdeka.com
Saat masih kecil, Neni begitu menggemari roti. Setiap hari terdapat penjual roti keliling di kampungnya yang selalu ia panggil. Ekonomi keluarganya yang pas-pasan, Neni pun tak diizinkan lagi untuk membeli roti.
Ibunya pun memberinya motivasi sekaligus nasehat agar ia bisa membeli roti sekaligus dengan tokonya saat sudah dewasa.
“Saya orang sederhana, tapi kesukaannya itu makan roti. Jadi suatu hari ibu saya tidak bisa memberikan saya roti, dan saat itu saya nangis. Sambil menenangkan ibu saya bilang gini : nanti aja ya kalau sudah besar, beli rotinya sekalian sama tokonya” kata Neni
Jualan Gorengan dan Ingin Punya Pabrik Kue Sendiri
Untuk membantu memenuhi perekonomian keluarganya Neni pun sempat berjualan gorengan keliling kampung. Ia membawa dagangannya dengan menaruhnya di atas kepala. Kemudian sebelum sekolah ia juga selalu mengirimkan dagangan ibunya ke warung-warung sekitar pukul 05.30 WIB pagi.
Mengingat kesukaannya terhadap roti masih belum hilang, ia pun pernah berharap memiliki pabrik roti sendiri. Suatu ketika ada pameran alat-alat kue, ia mengusap-ngusap mesin sambil berdoa dan memohon agar mesin itu bisa ada di ke rumahnya kelak.
“Dulu pernah kan jualan gorengan, ditaruhnya di atas kepala, keliling kampung. Terus taruh puding di warung-warung sebelum pergi ke sekolah. Pas ada pameran alat-alat kue juga saya suka elus-elus itu mesinnya, ya Allah semoga alatnya nanti ada di rumah saya” kata dia
Pernah Bangkrut dan Rugi Ratusan Juta
Neni sendiri diketahui mulai merintis usaha toko roti dan kue setelah menikah di tahun 1995. Berbekal kemampuan ilmu tata boga yang ia peroleh dari les, ia mencoba membuat kue sederhana dan menjajakannya dari pintu ke pintu.
Usahanya perlahan berkembang hingga ia mampu membeli 11 motor untuk berjualan. Sayangnya keadaan itu tidak bertahan lama hingga usaha roti dan optik dari suaminya sempat bangkrut.
“Dari 11 motor itu tinggal satu, pernah ketipu agen kacamata juga, kacamatanya hilang duit nggak kembali, rumah juga dijual utangnya sampai ratusan juta” terang Neni
Perlahan Bangkit dan Punya 9 Cabang
©2022 YouTube Jaga Lilin/Merdeka.com
Usai bangkrut, ia dan suami pun kembali mengontrak rumah sederhana. Melihat keadaan Neni, saudaranya pun memberi bantuan modal Rp 70 juta. Ia mengaku kaget, karena tak menyangka mendapat bantuan pinjaman modal dari saudaranya itu.
Akhirnya Neni kembali merintis usaha rotinya, mulanya ia membuka usahanya roti itu di rumahnya dengan peralatan oven satu unit di garasi. Akhirnya ia membuka toko pertamanya di Jalan Raya Sukahati, hingga terus berkembang dan kini secara organik sudah ada 9 cabang.
Melalui toko rotinya, ia ingin orang dari berbagai kalangan bisa menikmati rotinya dan menyukai rasanya. Harganya pun ia jual terjangkau.
“Buat saya saat terjatuh itu bagaimana kita bisa punya semangat untuk kembali bangkit, karena seorang pengusaha kalau dia tidak jatuh, dia bukan pengusaha. Jadi salah satu kekuatannya adalah mimpi besar yang orang tua saya tularkan dan saya juga ingin bermanfaat untuk orang lain ” tandasnya
(mdk/nrd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dia tiba di Bekasi tahun 2000, dengan harapan bisa mendapatkan pekerjaan.
Baca SelengkapnyaPara pembeli bebas mencicipi roti sepuasnya tanpa bayar
Baca SelengkapnyaDia memutuskan keluar dari pekerjaannya sebagai supervisor di sebuah perusahaan BUMN dan memilih untuk merintis usaha keripik kentang.
Baca SelengkapnyaSeorang pengusaha perempuan, Mulyani membagikan kisah perjuangannya membangun usaha kue Dea Bakery.
Baca SelengkapnyaAyahnya pernah menjual donat saat kecil jadi modal Ega mantap berwirausaha.
Baca SelengkapnyaCerita bermula ketiga Ega lulus sekolah. Dia memutuskan untuk bekerja di ritel di salah satu Mal di Bekasi selama 1,5 tahun.
Baca SelengkapnyaPenjual bakso tersebut berhasil membuka tiga cabang di berbagai wilayah Cirebon, Jawa Barat.
Baca SelengkapnyaPerjuangan keras harus ditempuh pria bernama Hadi di usianya yang masih belia.
Baca SelengkapnyaPopularitas peyek kacang produksinya mulai meningkat hingga berdampak peningkatan omzet.
Baca SelengkapnyaMulanya, Deni memproduksi roti bersama dengan Istrinya. Roti yang diproduksi secara manual dijual keliling oleh Deni.
Baca SelengkapnyaIa pernah menjalani berbagai pekerjaan dan membuka sejumlah bisnis
Baca SelengkapnyaWalau dia tak tamat menempuh pendidikan di bangku SD, nyatanya kini ia berhasil menjadi seorang bos dengan punya banyak karyawan.
Baca Selengkapnya