Kisah Inspiratif Guru Tunadaksa di Bandung, Gagal CPNS 5 Kali hingga Sempat Putus Asa
Merdeka.com - Di tengah keterbatasan, tak ada istilah menyerah dalam kamus kehidupan. Setidaknya itulah motivasi yang terus digenggam oleh Dadan, seorang tenaga pengajar di SMP Negeri 20 Bandung.
Guru tunadaksa ini terus ingin berbagi semangat kepada sesama agar mereka dapat memperjuangkan cita-cita.Dadantentu telah melalui perjalanan panjang untuk tak mudah menyerah.
Sebagai abdi negara, pria bernama lengkap Dadan Mochammad Ramdan ini berpesan bahwa apapun yang dikerjakan dengan penuh perjuangan, maka keterbatasan tidak akan menjadi kendala. Berikut kisah lengkapnya:
-
Siapa yang memberikan kata semangat? Kita sebagai masyarakat bukannya tidak bisa ikut berpartisipasi dalam perjuangan mereka.
-
Siapa guru inspiratif di Bandung? Hendra merupakan anak pertama dari empat bersaudara. Di keluarganya, Hendra jadi satu-satunya yang penyandang disabilitas. Namun Hendra justru terpacu untuk bisa memperoleh hak pendidikannya, bahkan ia menjadi satu-satunya anak di keluarganya yang menjadi sarjana.'Alhamdulillah sekarang bisa bergabung jadi guru di SMPN 4 Bandung. Saya merupakan satu-satunya anggota keluarga yang memiliki disabilitas. Namun, saya juga satu-satunya di keluarga yang bisa sekolah sampai sarjana,' katanya
-
Siapa yang bisa memberikan kata-kata semangat? Terutama untuk teman yang sangat dekat, memberinya kata-kata ucapan penyemangat untuk teman ini bisa menjadi gestur yang baik dan penuh perhatian.
-
Apa pesan yang disampaikan untuk guru? Semoga bapak dan ibu guru bisa tetap kreatif dalam merancang serta menyampaikan materi kepada para siswanya. Semoga sehat selalu, sukses terus, dan tetap menjadi guru yang peduli dengan siswanya.
-
Bagaimana guru ini menyampaikan pesannya? Tri Adinata dengan penuh empati menyampaikan pesannya, bahwa anak-anak Palestina juga berhak mendapatkan pendidikan dan kebahagiaan seperti anak-anak di tempat lain.
-
Apa arti dari kata-kata semangat? Kata-kata semangat untuk diri sendiri yang bangkitkan rasa pantang menyerah demi masa depan cerah.
Melupakan Kekurangan yang Dimiliki
http://disdik.jabarprov.go.id/ ©2020 Merdeka.com
Seperti dilansir dari disdik.jabarprov.go.id, Dadan mengungkapkan jika sejak taman kanak-kanak hingga sekolah menengah atas, dirinya bersekolah di sekolah umum (bukan sekolah khusus disabilitas).
Kendati demikian, ia berhasil meraih berbagai prestasi. Salah satunya peringkat tiga besar yang selalu ia raih semasa sekolah hingga jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA). Dadan terus fokus menuju apa yang akan diraihnya.
Pasca lulus SMA, ia sempat jeda satu tahun. Namun usahanya membuahkan hasil hingga ia bisa melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi di Universitas Islam Nusantara (Uninus).
"Saat itu, saya kuliah (jurusan apa pun) enggak masalah, yang penting ada kesempatan dulu. Jika sudah masuk, saya harus totalitas. Tahu cara belajar maksimal dengan tetap bertanggung jawab," tuturnya beberapa waktu lalu.
Memupuk Totalitas
Saat kuliah, Dadan terus memupuk motivasinya yang kadang goyah. Banyak dari kalangan dosen yang mendukung perjuangannya. Di antaranya, dosen mata kuliah morfologi dan dosen pembimbing yang selalu memupuk kepercayaan diri Dadan.
"Mereka memberikan support saya dengan luar biasa," ungkapnya.
Sempat Putus Asa karena Gagal CPNS 5 Kali
http://disdik.jabarprov.go.id/ ©2020 Merdeka.com
Namun ada suatu masa di mana semangatnya itu sempat terputus. Hal itu terjadi saat Dadan mengalami kegagalan ketika berjuang untuk menjadi abdi negara melalui pendaftaran Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS).
Bahkan ia menuturkan pernah sempat kehilangan harapan (hopless) saat mengetahui dirinya telah gagal lolos selama 5 kali mendaftar. Namun berkat dorongan dari orang tuanya ia berhasil lolos di pendaftaran ke enam.
"Sebetulnya hopeless, cuma jadi ingat Mamah yang tetap nyuruh daftar. Akhirnya di-cumponan dulu dan Alhamdulillah karena proses ikhtiar serta doa orang tua, saya bisa sampai di sini," tuturnya.
Guru adalah Pemberi Contoh
Bagi Dadan, terdapat tantangan tersendiri saat ia menjadi pendidik. Baginya, guru merupakan teladan yang harus memberi contoh.
"Jika tidak bisa memberi contoh mulai dari hak dan kewajibannya, bagaimana seorang guru bisa mencerminkan kesuksesan bagi anak-anak," tegasnya.
Selain itu, lanjutnya, peran guru tidak hanya sebagai sosok yang memberikan tugas. Tetapi alangkah baiknya jika guru bisa menjadi teman bagi anak didiknya.
"Guru itu bukan hanya dikenang, tapi harus bisa mengenang karena guru adalah sosok panutan dan teladan," ucapnya.
Melalui prinsip tersebut, Dadan bertekad untuk mengabdikan diri sebagai seorang guru. Baginya, menjadi tenaga pendidik tidak hanya sekedar mengajar, tapi juga harus menginspirasi. (mdk/nrd)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dengan tekad kuat dan semangat pantang menyerah, Daffa berhasil meraih impiannya.
Baca SelengkapnyaCasis ini tak pernah letih untuk terus mencoba mewujudkan mimpinya menjadi prajurit TNI.
Baca SelengkapnyaBerikut kisah anak piatu 5 kali gagal masuk TNI kini memilih menjadi anggota Polri.
Baca SelengkapnyaSeorang anak menceritakan kisah ayahnya yang gagal 6x masuk TNI dan kini dilanjutkan oleh sang anak yang lolos Akmil.
Baca SelengkapnyaMeski sudah berkali-kali mendaftarkan diri menjadi prajurit TNI, ia harus menerima kenyataan bahwa dirinya lagi-lagi tidak diterima.
Baca SelengkapnyaKisah perjuangan anak petani berhasil lolos tes Tamtama Polri setelah gagal sebanyak enam kali.
Baca SelengkapnyaCerita perjuangan gigih seorang pemuda untuk bisa meraih mimpinya.
Baca SelengkapnyaKisah ini mengingatkan bahwa kegagalan bukanlah akhir dari segalanya, melainkan bagian dari proses menuju keberhasilan.
Baca SelengkapnyaMomen seorang Kolonel TNI AD temui prajurit baru yang berhasil lolos pendidikan setelah 9 kali gagal.
Baca SelengkapnyaDalam video yang viral tersebut, terlihat pemuda itu didampingi oleh kedua orang tuanya yang selalu memberikan dukungan penuh
Baca SelengkapnyaAda tekad dan usaha yang sudah dilakukan untuk bisa lolos menjadi seorang prajurit TNI.
Baca SelengkapnyaTak kenal menyerah, sosok anggota TNI ini mengaku sempat gagal 10 kali sebelum akhirnya menjadi abdi negara.
Baca Selengkapnya