Dahulu 'Rumah Pemuja Setan', Ini Sepenggal Kisah Masjid Al Ukhuwah di Kota Bandung
Merdeka.com - Kota Bandung merupakan salah satu wilayah di Jawa Barat yang memiliki ragam kisah bersejarah di dalamnya. Salah satunya adalah Masjid Al Ukhuwah yang berdiri di Jalan Wastukencana, Babakan Ciamis, Kec. Sumur Bandung, Kota Bandung.
Tempat ibadah yang menyandang gelar Masjid Agung di Kota Bandung ini memiliki desain yang unik, dan berkonsep modern.
Dengan bentuk jendelanya yang menyerupai belah ketupat, serta kapasitas yang cukup luas membuat para jemaah seakan betah untuk melaksanakan ibadah di dalamnya.
-
Kenapa gedung Loji Batavia dijuluki gedung setan? Sejarawan Onghokham, seperti dikutip oleh Dhakidae, menceritakan bahwa masyarakat sekitar sering menyebut gedung Vrijmetselaarsloge sebagai 'gedung setan'.Penyebutan ini bukan tanpa alasan. Sebab, warga setempat sering melihat praktik ritual yang dilakukan anggota Freemasonry dengan membakar lilin dan mengenakan pakaian yang aneh.
-
Dimana masjid kuno itu ditemukan? Situs arkeologi Alto da Vigia, di dekat Praia das Maçãs di garis pantai Sintra, mengungkap keberadaan masjid kedua yang berasal dari abad ke-11 dan ke-12 ini.
-
Mengapa gedung itu disebut Gedung Setan? Menurut warga sekitar, daerah tersebut angker dan sering terjadi kecelakaan. Dahulu, bila kenek angkutan umum menunjukkan pada penumpang yang ingin berhenti, mereka sering menyebutnya 'Gedung Setan, Gedung Setan.'
-
Mengapa bangunan misterius itu dibangun? Hermitage dirancang terutama untuk menyediakan titik pandang di seluruh perkebunan sehingga Robert dapat memamerkannya kepada para tetangganya, tetapi dia adalah orang yang suka bercanda dan memiliki lelucon dan pengalaman puisi yang mendalam.
-
Dimana masjid bersejarah itu berada? Situs ini merupakan sebuah masjid yang dibangun dari tanah dan batu oleh dinasti abad pertengahan yang berkuasa di Afrika Utara dan Spanyol.
-
Di mana bangunan ditemukan? Arkeolog menemukan struktur atau bangunan misterius di bawah lapangan bola bangsa Maya di Campeche, Meksiko.
Namun tahukah Anda bahwa masjid yang kerap digunakan oleh ASN di Kota Bandung untuk salat dzuhur dan ashar secara berjemaah itu dahulu memiliki kisah yang kelam? Berikut sekelumit kisah dari masjid yang pernah dianggap ‘sesat’ oleh pemerintahan presiden pertama Indonesia itu.
Disebut Rumah Setan oleh Warga Setempat
Twitter @kangopeNew ©2020 Merdeka.com
Sebelum dijadikan bangunan masjid, konon di masa kolonial Belanda bangunan tersebut merupakan sebuah tempat yang diduga digunakan untuk menyembah setan. Hal tersebut didasarkan pada pelaksanaan berbagai ritual yang aneh dan asing di bangunan tersebut.
Dahulu bangunan tersebut memiliki nama Loge Sint Jan, yang digunakan sebagai rumah perkumpulan bagi kalangan penganut Freemason ke-13 di Hindia Belanda.
Penyokong Beberapa Aktivitas Kemanusiaan di Bandung
Twitter @kangopeNew ©2020 Merdeka.com
Walaupun para penganutnya telah dianggap bersebrangan oleh masyarakat, komunitas di loji ini juga kerap membantu masyarakat dengan memberikan kredit ringan guna memerangi rentenir.
Di ranah pendidikan, mereka juga turut berkontribusi dengan mendirikan Bandoengsche Schoolvereniging yang berhasil mengadakan 3 sekolah dasar, 3 sekolah menengah, serta sebuah Taman Kanak-kanak.
Tak hanya itu, perkumpulan Freemason Hindia Belanda juga memberikan sokongan untuk mendirikan lembaga orang buta di wilayah Bandung.
Dibongkar oleh Presiden Soekarno
Humas Kota Bandung
©2020 Merdeka.com
Tahun 1960 merupakan masa terakhir dari berdirinya gedung Loge Sint Jan tersebut sebelum akhirnya dibongkar oleh Presiden Soekarno. Tidak ada keterangan pasti soal alasan pembongkaran gedung pertemuan rahasia tersebut.
Namun dikutip dari sumurbandung.bandung.go.id, saat itu gedung tersebut dibongkar lantaran adanya pelarangan aktivitas Freemasonry di wilayah Indonesia.
Kendati demikian melalui perpustakaan di gedung tersebut, Presiden Soekarno pernah mendapatkan referensi terkait pembuatan ‘Pledoi Indonesia Menggugat’.
Berubah Fungsi hingga Menjadi Masjid
Humas Kota Bandung
©2020 Merdeka.com
Setelah dibongkar, bangunan tersebut berubah fungsi menjadi gedung baru bernama Graha Pancasila. Graha Pancasila tidak berumur panjang hingga akhirnya berubah fungsi kembali menjadi Masjid Al-Ukhuwah yang mulai digunakan pada 1998 hingga sekarang. (mdk/nrd)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sejak didirikan pada 27 Juni 1830, tempat ini kerap dianggap kontroversial.
Baca SelengkapnyaRumah itu dulunya merupakan salah satu rumah termegah di Surabaya.
Baca SelengkapnyaDulu para pengikut Freemason memakai jubah hitam untuk menjalani ritual di gedung tua itu.
Baca SelengkapnyaMasjid ini dulunya jadi tempat rahasia bagi para pejuang kemerdekaan Indonesia.
Baca SelengkapnyaSetiap tahunnya, warga harus memberi tumbal kepala kerbau ke tempat itu
Baca SelengkapnyaSalah satu bangunan pernah digunakan sebagai tempat penyekapan oleh tentara Belanda.
Baca SelengkapnyaDulunya masjid ini menjadi salah satu rumah ibadah terbesar di Minangkabau dan menjadi sentra pengembangan dakwah Islam.
Baca SelengkapnyaKini tempat itu sering digunakan warga untuk ritual maupun aktivitas kebatinan lainnya.
Baca SelengkapnyaSaat ini masjid tersebut hanya tersisa ruang mahrab, pondasi, dan menara yang sudah tidak utuh.
Baca SelengkapnyaKampung Melayu merupakan salah satu kawasan tertua di Semarang. Di sana banyak terdapat peninggalan kolonial
Baca SelengkapnyaMasjid ini jadi sisa peninggalan Kesultanan Banten yang masih tersisa.
Baca SelengkapnyaDi masjid ini tersimpan peci dan sorban peninggalan K.H Opo Musthofa atau Mama Kandang Sapi. Peci dan sorban itu terlihat disimpan di dalam kotak kaca.
Baca Selengkapnya