Dedi Mulyadi Diprotes Mahasiswa saat Bersih-Bersih Pasar di Purwakarta, Ini Sebabnya
Merdeka.com - Unggahan video dari kanal YouTube Kang Dedi Mulyadi Channel kini ramai disorot oleh masyarakat.
Pasalnya dalam video tersebut, Wakil Ketua Komisi 4 DPR RI itu mendapat sebuah protes dari seorang mahasiswa yang tiba-tiba datang saat tengah bersih-bersih di kawasan Pasar Rebo, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat.
Di video yang diunggah pada Selasa (16/11) lalu itu sang mahasiswa langsung menghentikan tindakan memungut sampah hingga memicu perdebatan dari keduanya.
-
Bagaimana Dekan Unisba melibatkan mahasiswa dalam pengelolaan sampah? 'Setelah memilah, lalu mengolah sampah yang sudah terpilah organik, anorganik dan residu. Untuk organik kita bisa olah menjadi kompos. Anorganik bisa kita jual atau serahkan ke bank sampah. Terakhir residu, baru diangkut ke TPA,' jelasnya.
-
Dimana aksi membersihkan sampah dilakukan? Mereka membersihkan area sekitar 400 meter dari titik awal pembersihan.
-
Siapa yang memprotes kejadian tersebut? Diketahui, terekam video yang beredar di media sosial salah satu pendukung mengacungkan tiga jari saat debat capres berlangsung. Hal tersebut pun menuai protes dari pihak 02 yakni Grace Natalie.
-
Apa tuntutan mahasiswa saat itu? Lahirlah apa yang dinamakan TRITURA. Tritura atau Tri Tuntutan Rakyat 1. Bubarkan PKI dan ormas-ormasnya 2. Rombak Kabinet Dwikora 3. Turunkan Harga-Harga
-
Apa tujuan warga demo? Dilansir dari akun Instagram @merapi_uncover, mereka mengadakan arak-arakan itu dengan tujuan 'Mberot Jalan Rusak' di sepanjang Jalan Godean.
-
Apa yang terjadi di video tersebut? Dalam video tersebut, pasukan Israel menembak mati empat warga sipil Palestina menggunakan drone. Empat warga sipil dipastikan tidak bersenjata dan ditembak saat sedang berjalan di sebuah tempat.
Dalam protesnya, pemuda itu mempertanyakan wewenang dan dasar hukum dari Dedi dalam membersihkan lingkungan pasar.
“Akang (Dedi Mulyadi) di sini sebagai apa? dan dasar hukumnya apa (melakukan bersih-bersih di sini)?" tanya mahasiswa itu.
Dedi Mulyadi Dianggap Bukan Pelaksana Teknis
©2021 YouTube Dedi Mulyadi Channel/Merdeka.com
Mahasiswa yang mengaku dari STAI Muttaqien Purwakarta itu mencoba mempertanyakan kapasitas Dedi dalam melakukan tindakan bersih-bersih pasar.
Menurutnya, setiap tindakan termasuk kebersihan sudah diatur oleh pihak yang berwenang salah satunya Ikatan Warga Pasar (Iwapa) dan dinas kebersihan setempat.
“Artinya di sini akang kan bukan pelaksana teknis kebersihan dan tidak ada dasar hukumnya,” kata mahasiswa itu.
“Saya di sini sebagai warga yang ingin Purwakarta bersih. Kalau membersihkan lingkungan apa harus ada dasar hukum?,” kata Dedi menjawab.
Diberi Nasihat oleh Dedi
©2021 YouTube Dedi Mulyadi Channel/Merdeka.com
Perdebatan antar keduanya pun terus berlanjut, karena mahasiswa terus memutar pertanyaan terkait tugas, wewenang dan kompetensi kebersihan di area pasar yang bukan seharusnya dilakukan oleh Dedi Mulyadi.
Namun menurut Dedi, sebagai warga yang mencintai kebersihan di daerahnya ia menjelaskan jika memungut sampah tidak perlu kompetensi dan tidak perlu wewenang sehingga bisa dilakukan oleh siapa saja.
Di akhir perdebatan, Dedi mengajak mahasiswa yang diketahui bernama Yudha Dawami itu untuk ikut terjun namun ditolak dengan alasan sedang ada forum di kampusnya.
“Di tempat anda (Plered) tau kan banyak sampah, di sini juga tau kan banyak sampah?. Seharusnya sebagai mahasiswa anda malu lingkungannya kotor. Mahasiswa itu seharusnya ikut terjun langsung, dan tidak hanya pandai berteori sehingga membuat negara menjadi tidak maju,” tegas Dedi, mengutip dari YouTube Dedi Mulyadi Channel.
Pihak Kampus STIE Muttaqien Purwakarta Beri Klarifikasi
Tangkapan layar Facebook kampus STAI DR. KHEZ. Muttaqien purwakarta
©2021 YouTube Dedi Mulyadi Channel/Merdeka.com
Sementara itu buntut viralnya video tersebut, pihak kampus dari STAI DR. KHEZ. Muttaqien Purwakarta memberikan klarifikasi melalui akun Facebooknya bahwa mahasiswa yang viral karena memprotes Dedi Mulyadi bukanlah anak didik dari institusinya.
Hal itu dikarenakan banyak warganet yang memberikan komentar negatif di kolom akun kampus tersebut.
Menurut penjelasan kampus STAI DR. KHEZ. Muttaqien Purwakarta, di sana tidak memiliki program studi hukum seperti yang disebutkan oleh mahasiswa yang viral itu. Namun diketahui saat ini unggahan klarifikasi telah dihapus oleh pihak kampus. (mdk/nrd)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Demonstrasi terkait RUU Pilkada di Semarang berakhir ricuh. Puluhan mahasiswa harus dirawat di rumah sakit dan puluhan lainnya ditahan polisi
Baca SelengkapnyaPara pengunjuk rasa melempari Kantor DPRD Kota Cirebon dengan berbagai macam benda.
Baca SelengkapnyaDalam aksinya, mahasiswa menentang Laporan Pertanggung Jawaban (LPJ) yang disampaikan Presiden Jokowi di Sidang Tahunan MPR.
Baca SelengkapnyaSosok Kepala Desa Sangrawayang Sukabumi curi perhatian. Ia sempat menolak kegiatan Pandawa Group membersihkan pantai.
Baca SelengkapnyaDemo yang dilakukan mahasiswa Universitas Pancasila , Selasa (27/2) sempat diwarnai aksi blokade Jalan Raya Srengseng Sawah yang memicu kemacetan.
Baca SelengkapnyaDi tengah gelombang aksi mahasiswa, Ibu Negara Iriana Jokowi melakukan kunjungan kerja di sejumlah tempat di Kota Makassar.
Baca SelengkapnyaRatusan massa terdiri dari pelbagai elemen masyarakat itu melakukan demonstrasi di depan gedung DPR sejak Kamis (22/8) pagi.
Baca SelengkapnyaDelapan mahasiswa yang melakukan demo ditetapkan polisi sebagai tersangka.
Baca SelengkapnyaAksi tersebut berujung ricuh setelah mahasiswa yang ingin masuk kedalam gedung DPRD dipukul mundur polisi.
Baca SelengkapnyaMereka coba kembali mendekati gedung DPRD sambil melempar botol, kayu dan batu.
Baca SelengkapnyaPenolakan ini karena pemerintah seakan tak dikaitkan dalam inisiatif bersih-bersih ini.
Baca SelengkapnyaVideo keributan viral di media sosial. Dalam salah satu postingan keributan terjadi di Jl Ampera Rt 007 Rw 002, Kelurahan Babakan, Kecamatan Setu, Tangsel.
Baca Selengkapnya