Deteksi Daerah Rawan Pangan, Ridwan Kamil Siapkan Data Digital Berbasis Zona Warna
Merdeka.com - Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat tengah mematangkan rencana pembentukan Komando Ketahanan Pangan. Nantinya komando tersebut akan berdiri di bawah Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Provinsi Jawa Barat.
Lini yang berbentuk Unit Pelaksana Teknis Daerah atau UPTD tersebut juga sebagai upaya dari kebutuhan digitalisasi data di ranah pangan hingga gizi.
"Sambil menunggu UPTD berproses saya minta proses jalan terus. Lakukan upaya kontrak kerja kepada personel yang akan membangun ini," kata Gubernur Jawa Barat, Mochamad Ridwan Kamil di jabarprov.go,id saat memberikan arahan kepada Tim Penyusun Pembentukan Pusat Komando Ketahanan Pangan Jawa Barat di Gedung Pakuan, Rabu (23/12/2020) lalu.
-
Bagaimana ID FOOD membantu perempuan di sektor pangan melalui digitalisasi? 'Langkah tersebut memungkinkan ID FOOD menjalin kemitraan dengan pelaku usaha pertanian dan UMKM Perempuan,' jelasnya.
-
Apa tugas Ditjen Pengawasan Ruang Digital? Penugasan ini merupakan implementasi dari Peraturan Presiden Nomor 174 Tahun 2024 tentang Kementerian Komunikasi dan Digital, yang mencerminkan perubahan nomenklatur kementerian sebagai respons terhadap dinamika dan tantangan era transformasi digital saat ini, di mana dibentuk satu kedirjenan baru yang mengawasi kejahatan di ruang digital.
-
Kenapa ID FOOD mendorong perempuan di sektor pangan untuk memanfaatkan digitalisasi? Sehingga perempuan semakin melek perkembangan digital dan berdampak terhadap semakin mudah menjalankan usaha secara daring. 'Berdasarkan data Kementerian Komunikasi dan Informatika RI 2021, 80 persen UMKM milik perempuan di Indonesia kini menggunakan platform digital untuk menjual produk dan layanannya. Survei tersebut juga menemukan bisnis-bisnis ini mengalami peningkatan penjualan rata-rata sebesar 20% sejak merekamenggunakan teknologi digital,' papar Raras saat menjadi pembicara di Asia Pacific Economic Cooperation (APEC) Workshop on Promoting Women Economic Empowermen Across Agri-Food Chain di Hanoi, Vietnam, kemarin (16/4).
-
Apa saja yang dibutuhkan untuk transformasi digital di Indonesia? Ada dua hal yang menjadi poin penting. Pertama, talenta dan yang kedua adalah infrastruktur digital.
-
Di mana program Digitalisasi Kelurahan diluncurkan? Di antaranya dengan meluncurkan program Digitalisasi Kelurahan di Kantor Kecamatan Banyuwangi, Jumat (18/8).
-
Apa fokus DAK pangan di Gunungkidul? Kepala Bidang Perikanan Tangkap DKP Gunungkidul, Wahid Supriyadi, mengatakan bahwa DAK tersebut akan berfokus pada bidang pangan akuatik.
Sistem Kewaspadaan Daerah Rawan Pangan
©shutterstock.com/Piotr Malczyk
Menurut Kang Emil, sapaan akrabnya, pusat komando ketahanan pangan tersebut nantinya akan dilengkapi dengan teknologi, informasi dan komunikasi. Sehingga bisa berfungsi sebagai sistem kewaspadaan atau early warning system agar daerah yang rawan pangan dan berpotensi rawan bencana bisa diketahui secara cepat melalui sistem digital.
Menurutnya, ke depan sistem pendeteksian akan berupa zonasi warna layaknya level daerah kewaspadaan Covid-19.
"Dengan begini saya bisa tahu daerah mana yang rawan pangan dengan membuat zonasi warna seperti zonasi kewaspadaan Covid-19. Tantangan terbesarnya adalah mengambil data pangan dari daerah yang sudah harus online," ucapnya.
Mendeteksi Kemampuan Akses Pangan Masyarakat
Menariknya, Pusat Komando Ketahanan Pangan Jawa Barat juga akan difungsikan sebagai bahan dasar untuk pendataan distribusi dan kemampuan akses pangan dari masyarakat, khususnya komoditas pokok yang juga akan memuat data lokasi dari lahan yang bisa digarap oleh petani milenial di Jawa Barat.
"Saya ingin sistemnya secanggih aplikasi Pikobar (Pusat Informasi dan Koordinasi Covid-19 Jabar) yang mudah dan sangat informatif. Ini juga akan mendukung program Petani Milenial, di mana mereka akan menggarap lahan yang direkomendasikan oleh pusat komando ini yang sudah tahu daerah mana yang cocok," ujarnya.
Sesuai Tujuan Jawa Barat
Emil turut menambahkan, ihwal pembentukan Pusat Komando Ketahanan Pangan Jawa Barat ini merupakan upaya sinergisitas dengan visi Jawa Barat yakni Jabar Juara Lahir Batin dengan Inovasi dan Kolaborasi.
"Isinya inovasi dan kerjanya kolaborasi, ini menandakan bahwa urusan pembangunan ini tidak melulu domain pemerintah," pungkas Kang Emil. (mdk/nrd)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
BPPSDMP kembali memanfaatkan dan mengembangkan lahan rawa di Kalsel
Baca SelengkapnyaTerutama, kata dia terkait produksi pangan nasional.
Baca SelengkapnyaHal ini ditekankan Mendagri saat memimpin Rapat Koordinasi (Rakor) Pengendalian Inflasi Tahun 2024.
Baca SelengkapnyaPerum BULOG melakukan pengembangan pengelolaan sebanyak 24 infrastruktur pasca panen yang tersebar di seluruh Indonesia.
Baca SelengkapnyaGerakan tanam ini diharapkan bisa mengendalikan inflasi dan menjaga ketahanan pangan.
Baca SelengkapnyaLangkah ini, kata dia, akan memberikan dampak positif dalam mendukung tercapainya pelayanan publik yang lebih efisien, transparan, dan responsif.
Baca SelengkapnyaIndonesia memiliki potensi besar untuk menjadi pemimpin industri halal terbesar di dunia.
Baca SelengkapnyaMasih ada tantangan dalam pemenuhan data pemerintah yang berintegritas tinggi.
Baca SelengkapnyaPemerintah tengah membangun Pusat Data Nasional (PDN) demi integrasi data di Indonesia.
Baca SelengkapnyaPemerintah menargetkan sekitar 400.000 hektare lahan rawa untuk dioptimalkan melalui perbaikan irigasi dan saluran air.
Baca SelengkapnyaHal ini ditegaskan Mendagri saat memimpin Rapat Koordinasi (Rakor) Pengendalian Inflasi Tahun 2024
Baca SelengkapnyaLangkah ini dilakukan untuk mengatasi masalah produksi pertanian yang terhambat akibat minimnya akses jaringan irigasi.
Baca Selengkapnya