Dianggap Serial Killer, Ini 6 Fakta Pembunuhan Bekasi - Cianjur yang Bikin Geger
Merdeka.com - Kasus kematian satu keluarga di Bekasi, Jawa Barat, menemukan titik terang. Mereka merupakan korban pembunuhan dengan menggunakan racun. Polisi berhasil mengungkap kasus tersebut dan menyebutnya sebagai “Serial Killer”.
Korban satu keluarga itu yakni seorang wanita bernama Ai Maimunah beserta kedua anaknya, Ridwan Abdul Muiz,dan Riswandi. Mereka ditemukan dengan kondisi tidak sadarkan diri dengan mulut mengeluarkan busa. Ada satu korban lainnya yang juga masih anak Ai, namun selamat.
Dari hasil penyelidikan polisi selama ini, pelaku pembunuhan yang menimpa satu keluarga di Kampung Ciketing Udik, Kecamatan Bantargebang itu ternyata suami Ai Maimunah, yakni Wowon alias Aki (60). Berikut 6 faktanya:
-
Di mana pembunuhan keluarga itu terjadi? Arkeolog menemukan situs pemakaman massal ini di Desa Koszyce, Polandia. Dari hasil pengamatan yang dilakukan pada sampel DNA kerangka tersebut mengungkap sebuah keluarga besar tewas secara brutal di lokasi ini.
-
Siapa korban pembunuhan? Pelaku ditangkap oleh tim gabungan Resmob Polrestabes Semarang dan Jatanras Polda Jateng di hari yang sama dengan kejadian yaitu Senin (24/7). “Jadi kejadian jam 03.00 wib. Pelaku kami tangkap dalam pelariannya di Solo Jateng pukul 06.00 Wib.“
-
Bagaimana cara keluarga itu dibunuh? Terdapat 15 kerangka perempuan, anak-anak, dan pemuda yang tewas akibat pukulan kuat di kepala. Semua mayat pada lokasi ini memiliki tanda bekas pukulan di tengkorak mereka, ini menunjukan pada masanya mayat-mayat tersebut dibunuh secara brutal.
-
Siapa yang membunuh korban? Jasad wanita berinisial R (34) ditemukan di Dermaga Ujung Pulau Pari dengan kondisi sudah membusuk pada 13 April 2024. Pembunuhan tersebut dilakukan oleh pelaku berinisial N yang diketahui memesan layanan Open BO dari R melalui aplikasi WeChat.
-
Siapa yang dibunuh di Bengkulu? Thomas Parr yang dulunya merupakan seorang Residen pada masa penjajahan Inggris di Benteng Malborough. Tugu yang tak jauh dari benteng ini dibangun untuk memperingati Thomas Parr yang tewas terbunuh oleh masyarakat Bengkulu.
-
Bagaimana pelaku membunuh korban? 'Bahwa modus operandi pelaku melakukan tindak pidana yaitu pelaku mencekik dan menjerat leher korban dengan menggunakan tali sehingga (korban) meninggal dunia dan membuang mayat dalam kardus dan dilempar ke sungai.
Ditemukan Tetangga
©2021 Merdeka.com
Sebelumnya, penemuan ini bermula dari tetangga yang mendatangi rumah kontrakan korban pada Kamis (12/1) lalu pukul 08.00 WIB pagi. Ketika itu, tetangga mendapati korban sudah tergeletak dengan kondisi yang sama, yakni mulut mengeluarkan busa.
Tetangga sekaligus saksi langsung melaporkan temuannya kepada pihak kepolisian untuk ditangani lebih lanjut. Posisi korban juga diketahui terpisah, salah satu di antara korban ada di kamar.
"Jadi mau ngebangunin, pas dibuka pintunya, udah pada terkapar semua, cewek 1, cowok 3, sama anak kecil. Kondisinya udah pada berbusa mulutnya. Kalau anak kecilnya sih gak kenapa-kenapa," kata Asep, tetangga sekaligus saksi yang pertama menemukan korban, mengutip Liputan6.com.
Pelaku Pembunuhan Suami Ai
Setelah ditemukan dan dilaporkan, para korban langsung dibawa ke rumah sakit. Namun sayang ketiganya meninggal dunia. Pelaku pembunuhan ternyata suami dari Ai, yakni Wowon alias Aki. Ia sempat melarikan diri setelah kejadian. Wowon diduga mencampurkan racun ke makanan yang dimakan keluarganya.
Wowon merencanakan pembunuhan bersama kerabatnya bernama Duloh, dan Dede yang juga adik ipar Ai. Ketiganya berkomplot untuk menghabiskan nyawa orang-orang yang mengetahui penipuan yang dilakukan pelaku.
Keluarga yang tewas itu disebut warga baru sekitar dua minggu menempati rumah tersebut, dan sebelumnya tinggal di Cianjur. Korban Ai Maimuhan berusia 40 tahun, Ridwan Abdul Muiz 23 tahun, dan Riswandi 17 tahun.
Ketiga Pelaku Ditangkap, 2 Orang di Cianjur
Setelah melakukan pendalaman dan penyelidikan, lima hari kemudian pada 17 Januari 2023, ketiga pelaku berhasil ditangkap. Dari ketiganya, dua di antaranya ditangkap di rumah masing-masing yakni Wowon dan Duloh di Kampung Babakanmande, Cirajang, Cianjur, Jawa Barat.
Keduanya ditangkap tanpa perlawanan, dan sempat mengakui perbuatannya kepada petugas kepolisian yang datang. Begitu juga dengan Dede yang berhasil diamankan. Penangkapan ini dilakukan secara kolaborasi oleh Tim Jatanras Polda Metro Jaya dan Satreskrim Bekasi Kota.
Setelah penangkapan, mereka dibawa ke lokasi kejadian untuk melakukan olah kejadian perkara. Dari sana ditemukan fakta bahwa para pelaku ini juga membunuh anggota keluarga dan korban lain di Cianjur dan Kabupaten Garut, Jawa Barat.
“Saha nu ngaracun (Siapa yang meracun),” kata tim Jatanras dan Satreskrim Bekasi Kota saat menginterogasi pelaku.
“Saya (yang meracun),” kata Duloh.
Membunuh Enam Korban Lain
Setelah membunuh tiga anggota keluarga di Bekasi, Wowon dan Duloh rupanya juga membunuh enam korban lainnya, dengan kematian yang berbeda-beda termasuk dibunuh dan dikubur di dekat rumah pelaku.
Salah satu korban yang dibunuh dengan cara dikubur adalah Faridah yang merupakan istri lain Wowon.
Pemilik rumah kontrakan yang sempat ditempati Wowon dan menjadi lokasi penguburan Faridah tak menyangka terjadi pembunuhan dan penguburan di rumahnya.
“Jadi dulu mereka tinggal di sini selama empat bulan,” kata Dedi Somantri, pemilik rumah kontrakan yang ditinggali Wowon bersama salah satu korban.
Spekulasi Motif
Kasus pembunuhan ini masih terus didalami polisi. Namun, salah satu motif Wowon adalah ekonomi. Salah satu korban yang didorong ke laut, ternyata sempat menagih harta yang dijanjikan Wowon.
Namun Wowon menyebut jika hartanya tidak di sini melainkan di Mataram. Korban lalu diarahkan untuk ke Pelabuhan dan didorong ke laut hingga meninggal dunia. Hal ini juga terkait alasan korban lainnya dibunuh, diduga karena mengetahui tindak pidana ini.
Adapun korban lain tersebut bernama Neneng, Wiwin, Bayu, Faridah, Halimah, dan Ai Maemunah. Hingga polisi memastikan korban tewas berjumlah 9 orang.
"Jadi, korban tewas sementara berjumlah sembilan orang," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Trunoyudo Wisnu Andiko. Mengutip ANTARA.
Disebut Serial Killer
Sementara itu, Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Fadil Imran mengatakan jika kasus pembunuhan berantai ini serupa dengan tindakan serial killer. Pembunuhan ini dikemas dengan motif ekonomi berbalut supranatural. Salah satu pembunuh, Duloh mengaku memiliki kekuatan untuk menggandakan uang.
Menurutnya, korban menagih janji kepada pembunuh, lalu merasa terdesak akhirnya dibunuh. Hal yang sama juga dilakukan ke korban lainnya karena modusnya sudah diketahui korban lain.
"Mereka melakukan serangkaian pembunuhan atau biasa disebut 'serial killer' dengan motif janji-janji yang dikemas supranatural untuk membuat orang menjadi sukses atau kaya," katanya. (mdk/nrd)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Vonis hakim terhadap ketiga terdakwa itu lebih ringan dari tuntutan jaksa yang menuntut Pasal 340 KUHPidana dengan ancaman hukuman mati.
Baca SelengkapnyaWarga awalnya hanya mencium bau busuk dan tak mencurigai rumah korban menjadi sumber aroma tersebut.
Baca SelengkapnyaMajelis hakim memberikan waktu dua minggu untuk ketiga terdakwa menyusun pleidoi.
Baca SelengkapnyaSekeluarga Tewas di Malang Diduga Bunuh Diri Bersama
Baca SelengkapnyaSeorang ayah di Jagakarsa, Jakarta Selatan tega membunuh 4 anaknya sendiri.
Baca SelengkapnyaUntuk kemungkinan tewasnya empat bocah, karena kekurangan makanan atau mati karena kelaparan.
Baca SelengkapnyaPegi terancam pidana mati seumur hidup dan paling lama 20 tahun
Baca SelengkapnyaKejati Jabar mulai membahas lokasi persidangan untuk Pegi Setiawan. Mereka menyiapkan enam orang sebagai Jaksa Penuntut Umum (JPU).
Baca SelengkapnyaWarga yang penasaran masuk ke rumah dan menemukan satu mayat. Warga akhirnya melapor ke polisi dan ditemukan tiga mayat lagi di rumah tersebut.
Baca SelengkapnyaAlasan kubu Pegi Setiawan mendorong gelar perkara ulang karena menilai terjadi kejanggalan terkait penanganan perkara tersebut.
Baca Selengkapnya"Ada 4 orang penemuan mayat di dalam kamar untuk sementara masih dilakukan penyelidikan. Sementara masih dugaan anaknya, semuanya masih kita cek dulu," tuturnya
Baca SelengkapnyaKorban dibunuh kedua tersangka menggunakan pisau daging.
Baca Selengkapnya