Diduga Disambar Petir, Pria di Ciamis Ditemukan Tewas di Kebun dengan Wajah Gosong
Merdeka.com - Sesosok mayat pria paruh baya ditemukan dalam keadaan mengenaskan di kawasan perkebunan Sirnagalih, Gunung Cupu, Kecamatan Cikoneng, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Senin (10/1) lalu.
Menurut keterangan sang istri, kondisi suami berinisial E itu cukup mengenaskan karena mengalami gosong pada bagian wajah dan kedua telinga mengeluarkan darah. Kuat dugaan E meninggal usai tersambar petir besar yang terjadi pada Minggu sore sebelumnya.
"Eta pas ditingali teh, Laillaha ilallah eta bapa kumaha (Itu pas pertama ditemukan itu Laillaha ilallah, itu bapak bagaimana bisa begitu)" kata AAI Wadidah, istri E yang berteriak kepada anaknya, mengutip dari YouTube Liputan6 SCTV, Rabu (12/1).
-
Bagaimana pasangan ini meninggal? Beberapa laporan media mengklaim pasangan tersebut mati karena dirajam. Namun Papathanasiou mengatakan tidak ada bukti terkait klaim tersebut. Penyebab kematian pasangan ini masih misterius.
-
Apa yang terjadi saat kepala tersambar petir? Sambaran petir bukanlah sebuah fenomena yang bisa dianggap remeh. Mereka dapat menghantarkan arus listrik melebihi 200 kiloampere – jauh lebih tinggi dari daya yang dibutuhkan untuk membunuh manusia.
-
Apa yang terjadi pada tubuh orang yang tersambar petir? Petir menghantarkan tegangan listrik yang sangat besar. Sambaran petir itu bisa menyebabkan ritme jantung yang berubah, gendang telinga pecah, pernapasan tak stabil, dan luka bakar sebelum akhirnya tewas.
-
Apa yang membuat istri sedih? Rasanya aku sudah lelah dengan perilakumu akhir-akhir ini. Bagaimanapun aku berusaha untuk tetap mempercayaimu, namun sayang aku tak bisa menahan rasa kecewaku padamu.
-
Bagaimana korban meninggal? 'Dalam proses dari Lampung ke Jakarta ini (korban) pendarahan hebat. Pelaku juga mengetahui bahwa si korban sedang pendarahan. Pelaku ini mengetahui bahwa korban sedang pendarahan hebat, namun dibiarkan saja, sehingga korban kehabisan darah dan meregang nyawa,' kata dia.
-
Siapa saja korban sambaran petir? Ketiga korban yakni dua orang ibu, FT (35) dan WR (30), dan seorang remaja laki-laki AR (18).
Berencana Makan Bersama
©2022 YouTube Liputan6 SCTV/ Merdeka.com
Wadidah mengatakan, sedianya ia akan mengantarkan nasi liwet kepada suaminya dan berencana untuk dimakan bersama-sama sang anak di kebun. Kebiasaan tersebut kerap ia lakukan karena E jarang pulang saat sedang berladang.
Jenazah langsung dibawa ke rumah untuk disalatkan, dan dikebumikan. Pihaknya pun sudah menerima kepergian sang suami yang mendadak tersebut.
"Muhun, tadina mah bade ngaliwet bareng (betul, tadinya itu kami berencana masak nasi dan makan bersama)," terang Wadidah.
Tidak Dilakukan Otopsi
Kendati ditemukan secara mengenaskan, namun jenazah E langsung dimakamkan di TPU setempat tanpa dilakukan pemeriksaan autopsi.
Tokoh masyarakat setempat, Yusuf, mengatakan jika pihak keluarga sudah merelakan kepergian E sehingga tidak diperlukan pemeriksaan pada jenazah.
"Betul, keluarga sudah menerima dengan ikhlas kepergian almarhum," kata Yusuf.
Sebelumnya, E pamit dari rumah untuk berladang di Gunung Cupu pada Sabtu (08/01/2022). Ia mengaku akan kembali pulang pada Senin (10/01) pagi. (mdk/nrd)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ketiga korban tersambar petir saat menggarap sawah.
Baca SelengkapnyaJasad Arsyad pertama kali ditemukan dalam kondisi tertelungkup.
Baca SelengkapnyaKorban pertama kali ditemukan tergeletak dalam kebun jagung
Baca SelengkapnyaGeger satu keluarga saling bacok memakai senjata tajam di Desa Batu Putih, Ogan Komering Ulu
Baca SelengkapnyaDiketahui bahwa korban diketahui sudah meninggal sebelum dimutilasi oleh pelaku.
Baca SelengkapnyaKorban sempat dibawa ke Rumah Sakit Sariningsih, namun akhirnya dinyatakan meninggal dunia.
Baca SelengkapnyaKedua pelaku menyerahkan diri setelah dilakukan pendekatan dengan keluarga.
Baca SelengkapnyaAnas menjelaskan bahwa saat itu korban diketahui melakukan pendakian bersama beberapa orang rekannya
Baca SelengkapnyaSeorang pria bernama Wayan Agus Yutayasa alias Kariasa (39) tewas tergantung setelah bertengkar dan menembaki istrinya menggunakan senapan angin.
Baca SelengkapnyaPeristiwa itu terjadi di kebun kemiri, Desa Sada Ate, Kecamatan Leuser, Kabupaten Aceh Tenggara.
Baca SelengkapnyaPolres Malang langsung menggelar olah TKP di lokasi kejadian untuk mengetahui penyebab kematian korban.
Baca SelengkapnyaDia menganiaya korban menggunakan tangan kosong dengan cara membenturkan kepala korban ke tembok hingga berdarah.
Baca Selengkapnya