Dinkes Kota Bandung Minta Warga Waspada Difteri Usai Mewabah di Garut, Kenali Cirinya
Merdeka.com - Penyakit difteri melanda Kecamatan Pangatikan, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Berdasarkan SK Bupati Garut nomor 100.3.3.2/KEP.91-DINKES/2023, tanggal 20 Februari 2023, wilayah tersebut kini berstatus Kejadian Luar Biasa (KLB) difteri, dengan total 8 orang meninggal dunia.
Mendapati kondisi demikian, Pemerintah Kota Bandung, melalui dinas kesehatan setempat meminta warganya agar mewaspadai penyakit tersebut melalui ciri-ciri yang ditimbulkan.
Menurut dr. Ira Dewi Jani, selaku Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung, penyakit ini cukup berbahaya karena bisa menular. Berikut selengkapnya.
-
Mengapa masyarakat diminta waspada? BPPTKG masih mempertahankan status Gunung Merapi pada Level III atau Siaga yang ditetapkan sejak November 2020.
-
Kenapa BMKG minta warga waspada? Akibat prediksi itu masyarakat diminta untuk meningkatkan kewaspadaannya.
-
Apa saja yang menjadi fokus Pemkot Bandung untuk meningkatkan kesehatan? Pemerintah Kota Bandung sudah menuangkannya dalam Rencana Pembangunan Daerah (RPD) 2024-2026 antara lain: menurunkan angka kematian Ibu, menurunkan angka kematian bayi, menurunkan prevalensi stunting, menurukan angka kejadian penyakit, serta meningkatkan indeks kepuasan masyarakat.
-
Kenapa BSI mengimbau masyarakat untuk waspada? 'WASPADA HOAX!Hati-hati dengan segala bentuk informasi palsu yang beredar dari akun media sosial tidak resmi.
-
Kenapa Pemprov DKI meminta warga menjaga kebersihan? Warga diimbau menjaga kebersihan rumah dan lingkungan sekitar tempat tinggalnya.
-
Apa gejala demam berdarah yang harus diwaspadai? Beberapa gejala yang harus diwaspadai oleh orangtua saat anak mengalami perburukan DBD antara lain tidak adanya perbaikan kondisi setelah suhu tubuh menurun, anak terus menolak makan dan minum, nyeri perut hebat, lemah, lesu, dan keinginan anak untuk terus tidur. Selain itu, perubahan perilaku seperti marah-marah, pucat, tangan dan kaki yang dingin, perdarahan, serta tidak buang air kecil lebih dari 4-6 jam juga perlu diperhatikan.
Mudah Menular Melalui Air Liur
©2023 Dokumentasi Pemkot Bandung/Merdeka.com
Menurut Ira, difteri memiliki karakteristik mirip Covid-19. Penyakit ini bisa berpindah dari pihak satu ke pihak lainnya melalui cipratan air liur atau droplets saat bersin, batuk maupun berbicara.
Dikatakannya, jika penyakit ini disebabkan oleh bakteri Corynebacterium dan menjadi penting untuk mencegah penularan sehingga menjadi wabah di Kota Bandung, Jawa Barat.
"Imunisasi itu dapat mencegah dia (difteri) bermanifestasi. Sehingga meski potensi tertular itu tetap ada tapi tidak menimbulkan manifestasi klinis atau saat anak tertular atau bergejala tidak menimbulkan komplikasi yang hebat atau kematian," kata Ira, Selasa (28/2) merujuk laman Pemkot Bandung.
Tunjukkan Gejala Seperti Demam sampai Sakit saat Menelan
Berdasarkan pendalaman Dinkes, penyakit difteri juga bisa memunculkan gejala layaknya demam pada umumnya seperti peningkatan suhu tubuh. Namun di beberapa kasus justru tidak menunjukkan gejala itu.
Lalu ada juga kondisi lainnya seperti sakit saat menelan, sesak napas sampai batuk pilek. Gejala pasti dari difteri disebut sulit dideteksi sebab keluhannya berbeda-beda dari tiap penderita dan beragam.
"Gejala-gejala tersebut karena kuman difteri membentuk selaput berwarna abu keputihan di tenggorokan pasien. Itu yang menyebabkan sakit tenggorokan dan jika sudah parah bisa mengganggu pernafasan, atau berliur terus," ungkapnya.
Ira kemudian menekankan agar seseorang dengan kondisi demikian bisa segera dibawa ke fasilitas kesehatan terdekat sehingga bisa ditangani sedini mungkin.
Tak Hanya Menyerang Anak tapi Orang Dewasa
Penanganan difteri, harus dilakukan layaknya seperti Covid-19 lalu. Ia kemudian menyarankan untuk segera mencari kontak erat dari penderita, dan pasien harus segera diisolasi sampai benar-benar diketahui penyebabnya terkait difteri atau bukan.
"Setelah kita mencurigai secara klinis difteri, harus segera dicari kontak eratnya dan yang bersangkutan harus diisolasi sampai memang dibuktikan ia tidak terkonfirmasi. Mirip seperti Covid-19," paparnya.
Dinkes juga menganalisis jika difteri sangat mungkin menyerang orang dewasa, tidak hanya anak-anak. Ini bisa dimungkinkan karena imunisasi yang belum lengkap atau adanya indikasi lainnya.
"Makanya dua kasus yang dilaporkan secara klinis ini alhamdulillah hasil akhirnya adalah hidup sehat kembali. Sebab yang dikhawatirkan itu jika mereka mengalami komplikasi berat akibat dari kurang lengkapnya imunisasi yang dulu dilakukan," ujarnya.
Masyarakat kemudian diimbau agar disiplin menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS), dan tetap melaksanakan protokol kesehatan yang berlaku di masa pandemi Covid-19 seperti mencuci tangan dan tetap memakai masker.
"Khusus untuk anak balita dan anak sekolah, harap dilengkapi lagi imunisasi DPT, kenali gejala dan tanda untuk mendeteksi dini difteri," imbuhnya.
Kejadian Luar Biasa Difteri di Garut
Imunisasi difteri ©2021 Merdeka.com/antara
Sebelumnya, Pemerintah Kabupaten Garut, Jawa Barat melalui Dinkes setempat melaporkan adanya 73 orang yang diketahui terpapar difteri. Mereka mengalami sejumlah gejala seperti batuk akut, demam, lemas, dan pembengkakan kelenjar getah bening selaput lendir.
Dari situ, 8 di antaranya dilaporkan meninggal dunia dan 3 orang dirawat di rumah sakit. Desa Sukahurip, Kecamatan Pangatikan, Kabupaten Garut menjadi lokasi penyebaran terbanyak.
Dari kasus itu, mayoritas adalah anak-anak sehingga Dinkes meminta masyarakat mewaspadai penyebarannya. Sebagai bentuk penanganan, pemerintah setempat akan melakukan vaksinasi massal guna memutus mata rantai penyebaran. (mdk/nrd)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Penyakit difteri kembali ditemukan di Garut, Jawa Barat. Seorang warga Kecamatan Samarang dilaporkan meninggal dunia setelah mengalami gejala difteri.
Baca SelengkapnyaDifteri pertama kali terdeteksi di Pamekasan pada tahun 2018 silam.
Baca SelengkapnyaDifteri adalah infeksi bakteri yang sangat menular yang terjadi karena varian Corynebacterium diphtheriae. Penyakit ini memengaruhi sistem pernapasan.
Baca SelengkapnyaCara mencegah penyakit difteri yang paling efektif dengan mendapatkan vaksinasi. Selain itu, menerapkan kebiasaan hidup bersih juga dapat mencegahnya.
Baca SelengkapnyaDifteri adalah infeksi bakteri yang serius dan menular. Penting untuk mengenali cirinya karena penyakit ini tergolong berbahaya.
Baca SelengkapnyaKasus Covid-19 bisa meluas jika masyarakat tidak mengindahkan pola hidup sehat dan menjaga jarak
Baca SelengkapnyaPemerintah Kota Tangerang Selatan mengimbau masyarakat agar tidak panik dan tetap waspada.
Baca SelengkapnyaPB IDI memberi sejumlah langkah preventif bagi masyarakat untuk menghadapi cacar monyet.
Baca SelengkapnyaMeskipun Covid-19 yang muncul saat ini sudah tidak berbahaya seperti dulu.
Baca SelengkapnyaPemprov DKI Temukan Penyebaran DBD Meningkat, Kasus Paling Banyak di Jakarta Selatan
Baca SelengkapnyaJumlah kasus DBD di Kota Reog ini diduga lebih banyak dari data resmi Dinkes
Baca SelengkapnyaMenurut Puan, edukasi dan kesadaran masyarakat harus gencar dilakukan terkait informasi wabah Mpox tersebut,
Baca Selengkapnya