Dituduh Curi Sayur, Ini 6 Fakta Pria Dikubur Hidup-hidup di Gunung Cikuray Garut
Merdeka.com - Misteri penemuan jasad pria paruh baya yang terikat karung di kawasan Blok Waspada, kaki Gunung Cikuray, Kabupaten Garut Jawa Barat, pada Minggu (17/10) akhirnya menemui titik terang.
Mengutip YouTube Liputan6 SCTV Jumat (29/10), pihak penyidik dari Polres Kabupaten Garut, akhirnya berhasil menangkap 14 orang yang melakukan penganiayaan kepada korban bernama Maman (40) itu.
Berdasarkan keterangan pihak kepolisian, Maman dihabisi nyawanya oleh belasan orang tersebut. Tak hanya dianiaya, Maman juga dikubur hidup-hidup di Blok Waspada, kawasan lereng gunung Cikuray lantaran diduga hendak mencuri di area gudang sayur milik warga.
-
Siapa korban pembunuhan? Pelaku ditangkap oleh tim gabungan Resmob Polrestabes Semarang dan Jatanras Polda Jateng di hari yang sama dengan kejadian yaitu Senin (24/7). “Jadi kejadian jam 03.00 wib. Pelaku kami tangkap dalam pelariannya di Solo Jateng pukul 06.00 Wib.“
-
Dimana korban dibunuh? Keduanya sepakat untuk bertemu di indekos milik N yang berlokasi di Jalan Raya Perjuangan, Gang Kaum No 35, Kecamatan Teluk Pucung, Bekasi Utara dengan tarif Rp300 ribu sekali main.
-
Siapa yang dimusnahkan oleh petani-pemukim? Sebuah studi baru mengungkap bahwa bangkitnya pertanian ini sebenarnya menyebabkan genosida tragis terhadap populasi pemburu-nomaden yang dimusnahkan oleh para petani-pemukim dalam beberapa generasi.
-
Siapa yang menjadi korban? Renu Singh, salah satu korban yang terjebak, telah melapor ke polisi dengan klaim bahwa ia telah ditipu sebesar USD 21.000 dan mengungkapkan bahwa ratusan orang lainnya juga mengalami kerugian total mencapai USD 4,1 juta.
-
Dimana korban ditemukan? Jasad pria yang sehari-hari bekerja sebagai cleaning service itu pertama kali ditemukan kakaknya di dalam kamar dalam kondisi telentang tak bernyawa pada Selasa (28/11) sekitar pukul 01.30 WIB dini hari.
Dituduh Curi Sayur
Penguburan hidup-hidup pria di gunung Cikuray Garut karena curi sayur
©2021 YouTube Liputan6 SCTV/Merdeka.com
Kapolres Garut, AKBP Hardhanto Hadicaksono saat konferensi pers mengatakan jika peristiwa tersebut bermula saat Maman tengah berada di sekitar lokasi gudang sayur Kampung Sengklek, Desa Sindangsari, Kecamatan Cigedug, pada Selasa (12/10) pukul 02.00 WIB.
Warga yang menduga Maman hendak melakukan aksi pencurian langsung melakukan penganiayaan dengan menggunakan senjata tajam dan benda tumpul.
"Jadi para tersangka ini dikenai tindak pidana penganiayaan dengan menggunakan benda tumpul, baik itu seperti batu dan juga termasuk tangan, dan termasuk benda tajam. Dan kemudian menguburnya," kata AKBP Hardhanto.
Terungkap Usai Dapat Laporan Orang Hilang
Terungkapnya kasus ini bermula dari laporan orang hilang yang diinformasikan oleh anggota keluarga Maman kepada Polsek Bayongbong, Polres Garut pada Selasa (19/10).
Atas dasar laporan dari Polsek Bayongbong tersebut, pihak Polres Garut langsung melakukan penyelidikan dengan melakukan pendalaman terhadap saksi-saksi. Berdasarkan keterangan saksi, didapat informasi adanya dugaan penganiayaan yang menyebabkan korban meninggal dunia.
Pada Sabtu (23/10), Tim Sancang dan Satreskrim Polres Garut langsung menangkap dan mengamankan 14 pelaku yang semuanya terlibat dalam penganiayaan terhadap Maman hingga tewas.
14 orang yang telah ditetapkan sebagai tersangka adalah SF, BN, S, AF, IR, HB, IN, IRN, UM, I, Z, M, DT, dan AS. Ke-14 orang tersebut merupakan warga Kampung Sengklek, Sindangsari.
"Tim Sancang Polres Garut dan Satreskrim Polres Garut langsung melakukan cek TKP dan cek tempat dikuburnya korban serta mengamankan berbagai barang bukti," jelasnya.
Saat Kejadian Korban Belum Mencuri
©2021 YouTube Liputan6 SCTV/Merdeka.com
AKBP Wirdhanto menjelaskan, alasan para tersangka melakukan tindakan tersebut karena korban diduga sering mencuri barang-barang milik warga setempat.
Sebelumnya pada Selasa (12/10), Maman sempat kepergok saat diduga hendak mencuri di gudang sayur milik warga. Namun aksi pencuriannya ini digagalkan warga yang sebelumnya sudah melakukan pengintaian.
Dikubur Saat Korban Sekarat
AKBP Hardhanto menambahkan, usai melakukan penganiayaan, ke-14 tersangka langsung mengubur tubuh Maman yang sedang dalam kondisi sekarat. Maman dimasukkan ke dalam karung dan kemudian dikubur hidup-hidup.
Saat itu seorang tersangka yang melihat korban masih dalam keadaan hidup langsung menggorok leher korban hingga akhirnya Maman meninggal dunia.
"Para tersangka diduga telah merencanakan melakukan perbuatan tersebut kepada korban. Selanjutnya para pelaku bersama-sama melakukan pemukulan dengan tangan kosong, kayu, besi, golok, dan batu. Selanjutnya korban dimasukkan ke dalam karung dan akan dikubur. Diduga pada saat dikubur korban masih hidup, salah seorang pelaku turun dan menyayatkan golok ke leher korban (menggorok)," jelasnya.
Hukuman Disesuaikan Peran Masing-masing Pelaku
Para tersangka memiliki peran berbeda. SF membacok korban sebanyak 5 kali dan menggorok leher dengan golok. Kemudian DT, Z, I, M, AF, dan HB mengaku memukul menggunakan tangan kosong bertubi-tubi.
Untuk I, IN, IRN, dan UM melakukan pemukulan dengan menggunakan kayu, sedangkan S dan BN memukul menggunakan besi, dan G memukul korban menggunakan batu.
Ke-14 tersangka sendiri saat ini dijerat dengan Pasal 340, 338, 170 ayat (1), (2) ke-3e, dan 351 ayat (3) KUHP, dengan hukuman sesuai perannya masing-masing.
" Ada yang ancaman hukumannya maksimal seumur hidup," tutup Wirdhanto.
Keterangan Kepala Desa Sindangsari
Ditanya terpisah, Kepala Desa Sindangsari, Ayo Sutisna menjelaskan jika penganiayaan tersebut bermula saat korban masuk ke salah seorang rumah warga. Dia diduga akan melakukan pencurian.
Aksi Maman kemudian diketahui oleh warga yang sudah melakukan pengintaian. Tak lama kemudian Maman pun ditangkap warga.
"Jasad korban dikubur jauh sekitar 1 km dari tempat awal kejadian. Kebetulan itu lokasi Blok Waspada Gunung Cikuray perbatasan Desa Cintanagara, kalau dugaan TKP awal penganiayaan ada di Kampung Sengklek," jelas Ayo. (mdk/nrd)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Motif para pelaku adalah ingin mendapatkan keuntungan secara ekonomis dari korban.
Baca SelengkapnyaPelaku merupakan seorang residivis atas kasus pencurian.
Baca SelengkapnyaPelaku merupakan seorang pria pengangguran yang kerap mabuk-mabukan dan memalak orang.
Baca SelengkapnyaKeluarga mendapatkan kabar Imam dianiaya dan dimasukkan ke dalam mobil oleh pelaku diduga Paspampres.
Baca SelengkapnyaBasarnas Cianjur Jawa Barat bersama petugas gabungan berhasil mengevakuasi jasad operator alat berat Maman alias Ujang (31).
Baca SelengkapnyaAnas menjelaskan bahwa saat itu korban diketahui melakukan pendakian bersama beberapa orang rekannya
Baca SelengkapnyaSempat terjadi keributan saat komplotan Praka RM menculik korban
Baca SelengkapnyaEmpat orang warga Garut diketahui meninggal dunia saat tengah berburu di kawasan Gunung Cikolak.
Baca SelengkapnyaImam dianiaya hingga tewas karena tak bisa memberikan uang tebusan Rp50 juta.
Baca SelengkapnyaKejadian ini dimulai ketika dua pria memasuki sumur yang tidak terpakai untuk mengambil potongan bambu yang tersimpan di dalamnya.
Baca SelengkapnyaAnggota Paspampres Praka RM diduga tega menculik, menyiksa lalu membunuh pemuda asal Aceh Imam Masykur (25).
Baca SelengkapnyaSeorang pria renta, SM (70) di Musi Rawas, Sumsel, diduga nekat mengakhiri hidupnya karena sakit hati diusir anak semata wayangnya.
Baca Selengkapnya