Dulang Berkah saat Puasa, Penjual Cendol di Garut Ini Raup Untung Hingga Puluhan Juta
Merdeka.com - Es cendol menjadi salah satu minuman yang cukup fenomenal di Kota Garut, Jawa Barat setiap datangnya bulan suci Ramadan. Rasanya yang legit, serta kombinasi jelly dari tepung beras yang menyatu di antara santan dengan gula aren membuat kehadirannya kian dinantikan saat berbuka puasa.
Agus Tea (52), salah seorang penjual es cendol di kawasan Alun-alun Tarogong, Kabupaten Garut turut merasakan legitnya mendulang untung di bulan puasa ini.
Ia pun memanfaatkan momen berjualan takjil di tahun ini sebagai batu loncatan untuk bangkit di masa pandemi Covid-19.
-
Bagaimana cara meraup untung puluhan juta dari berjualan keripik ubi? Setelah penjualan tidak ada kendala, Faisal mengaku keuntungannya juga berlipat ganda. Dalam sebulan, usahanya bisa meraup omzet sampai dengan Rp30 hingga Rp40 juta. 'Kalau sekarang Alhamdulillah omzetnya bisa mencapai Rp30-40 juta,' tambahnya.
-
Kenapa makanan khas Bandung banyak peminatnya? Beragam makanan khas Bandung ini umumnya mengedepankan cita rasa bumbu rempah-rempah tradisional khas Nusantara.
-
Makanan khas Bandung apa yang bisa dijual? Bahkan saking lezat dan populernya, makanan khas Bandung ini juga laris saat dijual di kota-kota lainnya.
-
Mengapa Bandeng Presto menjadi peluang bisnis? Tingginya jumlah penggemar bandeng presto membuatnya menjadi peluang bisnis yang menjanjikan.
-
Kenapa usaha kuliner 2023 di Sumut menguntungkan? Seperti yang sudah diketahui, minuman atau makanan merupakan salah satu kebutuhan dasar setiap manusia. Untuk itu, membuka usaha kuliner juga menjadi salah satu jenis usaha yang sangat menguntungkan.
-
Apa yang dibuat warga Tangerang untuk raup untung? Seorang warga Kota Tangerang berhasil meraup cuan hingga belasan juta rupiah dari usaha pembuatan tas plastik rajut.
“Lumayan kenaikannya luar biasa bisa beberapa kali lipat,” beber Agus, saat ditemui wartawan di lapak jualannya, Sabtu (17/4/2021) seperti mengutip dari sariagri.id
Diketahui keuntungan yang didapat dari bisnis cendol khas Bandung tersebut bisa mencapai puluhan juta rupiah. Simak kisahnya berikut ini.
Bisa Menghabiskan 30 Ember Besar Cendol
Dalam berjualan cendol, Agus mengakui jika bulan Ramadan selalu mengalami peningkatan penjualan bahkan di bulan puasa tersebut dirinya pernah menghabiskan hingga 30 ember besar berukuran 50 liter per harinya.
Hal tersebutlah yang kemudian ia tekuni untuk membuka cabang lain di kawasan Jalan Merdeka, tepatnya di depan salah satu warung modern, dan di kawasan Jalan Raya Bayongbong, Garut.
“Itu untuk tiga lokasi dagang lainnya yang kami suplai. Tapi itu juga tidak saya nikmati sendiri, sebab berbagi juga dengan pegawai yang jumlahnya puluhan,” kata pria yang sudah mulai berjualan sejak 2000 silam itu.
Meraup Rp700 Ribu Per Hari
Di saat momen Ramadan sendiri Agus bisa mengantongi Rp600 sampai Rp700 ribu per harinya. Hal ini didapat dari penjualan Rp5 ribu, Rp10 ribu hingga Rp20 ribu untuk ukuran pesanan jumlah besar.
Jika dikalkulasikan, selama 30 hari berjualan di bulan puasa keuntungannya bisa mencapai hingga Rp21 juta.
“Satu ember itu rata-rata bisa menjadi 30 plastik ukuran besar atau kurang lebih bisa menjadi Rp600 ribu–Rp700 ribu, tiap titik sendiri habisnya tidak sama, cuma paling banyak memang di sini (Tarogong) bisa sampai 15 ember,” katanya sambil merinci.
Berkah Ramadan Untung di Tengah Pandemi
Adapun momen Ramadan ini menjadi ajang untuknya berbagi kebahagiaan bersama pegawainya di beberapa cabang cendol miliknya.
Para pegawainya merupakan tetangga dekat, di sekitar kediamannya di kampung Mekarsari, Desa Haurpanggung, Garut.
Agus menganggap, pandemi Covid-19 yang melanda selama satu tahun belakangan merupakan setitik keberkahan yang ikut dirasakan 25 pegawainya itu.
“Kalau berkurang ada, tapi tidak terlalu besar, Alhamdulillah pembeli masih banyak. Saat Ramadan sendiri pegawai kami bisa menjadi 25 orang dari awalnya hanya lima pada hari-hari biasa,” kata dia melanjutkan.
Tak Menggunakan Bahan Pengawet
©Shutterstock
Adapun produk cendol buatannya tidak menggunakan bahan pengawet, sehingga saat dirasakan akan terasa alami.
Cita rasa tersebut menyantu ciamik dengan santan kelapa yang kental, serta gula alami yang manis menggoda. Hal tersebutlah yang membuat para pelanggannya selalu kembali untuk memenuhi kebutuhan takjil selama Ramadan.
“Silakan cek mulai tepung kanji, terigu, gula merah, santan hingga pewarna menggunakan daun suji (pandan), InsayaAllah bebas bahan kimia,” pungkas Agus. (mdk/nrd)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ada rahasia khusus yang ia bocorkan bagaimana usahanya bisa sukses. Paling awal, ia menyebut jika salat jadi salah satu pembuka pintu rezekinya.
Baca SelengkapnyaNurhayati menceritakan kisah suksesnya berjualan kue tradisional usai resign dari tempat kerja. Omzetnya capai jutaan.
Baca SelengkapnyaPanen durian khas petani Badui sangat menguntungkan para pedagang, sehingga bisa menopang ekonomi keluarga.
Baca SelengkapnyaIa berhasil membeli tanah, membangun rumah, hingga membeli mobil
Baca SelengkapnyaKisah mantan kuli pembuatan batu bata berhasil sukses dari berjualan pisang goreng di pinggir jalan.
Baca SelengkapnyaBisnis pinggir jalan yang bisa raup omset puluhan juta sehari.
Baca SelengkapnyaBuah ini selalu mewarnai momen Ramadan di Bumi Blambangan
Baca SelengkapnyaSeorang penjual es yang sedang melaksanakan sholat dhuha tiba-tiba mendapatkan rezeki yang tidak terduga dari pembeli.
Baca SelengkapnyaBerawal dari modal yang sangat kecil, kini ia memperoleh omzet hingga jutaan rupiah per minggunya.
Baca SelengkapnyaSebelum menjalankan usaha kuliner hanya dari rumah, Dita pernah berjualan jilbab dan memiliki usaha marmer bersama suaminya.
Baca SelengkapnyaSempat ditipu hingga ratusan juta, pengusaha bawang goreng satu ini justru makin sukses dengan penghasilan mencapai ratusan juta.
Baca SelengkapnyaDi usia muda, bahkan pria ini bisa meraup penghasilan lebih besar dari pada para pekerja kantoran.
Baca Selengkapnya