Hakikat adalah Inti Sari atau Dasar, Berikut Penjelasannya Menurut KBBI

Merdeka.com - Bahasa Indonesia bagi bangsa kita bukanlah sekedar alat komunikasi tanpa jiwa. Bahasa Indonesia sesungguhnya adalah bahasa perjuangan yang mampu melecutkan nasionalisme dan memberi semangat untuk pantang menyerah dan terus berjuang.

Bahasa Indonesia juga merupakan bahasa nasional dan bahasa resmi di Indonesia. Bahasa nasional adalah bahasa yang menjadi standar di Negara Indonesia. Sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia tidak mengikat pemakaiannya untuk sesuai kaidah dasar. Bahasa Indonesia digunakan secara non resmi, santai dan bebas. Dalam pergaulan sehari-hari antara warga yang dipentingkan adalah makna yang disampaikan.

Sementara sebagai bahasa resmi, bahasa Indonesia digunakan dalam komunikasi resmi seperti dalam perundang-undangan dan surat menyurat dinas. Dalam hal ini, bahasa Indonesia harus digunakan sesuai dengan kaidah, tertib, cermat dan masuk akal. Bahasa yang dipakai harus lengkap dan baku.

Salah satu kata yang cukup sering digunakan masyarakat terlebih saat berbicara formal atau resmi adalah hakikat. Lantas bagaimana sebenarnya pengertian mengenai hakikat? Berikut informasi lengkap mengenai hakikat adalah inti sari atau dasar, lengkap dengan penjelasannya menurut KBBI telah dirangkum merdeka.com melalui liputan6.com dan ristekdikti.go.id.

Apa Itu Hakikat?

Terdapat dua arti kata hakikat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yang masuk dalam kata nomina (kata benda) yaitu:

1. Intisari atau dasar, contohnya dia yang menanamkan hakikat ajaran Islam di hatiku

2. Kenyataan yang sebenarnya (sesungguhnya) contohnya pada hakikatnya mereka orang baik-baik.

Secara harfiah, haqiqah berarti inti sesuatu, puncak atau sumber (asal) dari sesuatu. Di dunia sufi, hakikat merupakan aspek lain dari syariat yang bersifat eksoterik, yaitu aspek esoterik (batiniah).

Dalam filsafat, hakikat diperdebatkan oleh para pemikir sejak zaman kuno. Secara umum, hakikat merujuk pada karateristik yang menyusun suatu hal menjadi apa adanya. Dalam pandangan ini, hakikat merupakan "sifat yang tidak dapat diubah" dan menjadi dasar atau esensi dari suatu objek. Misalnya, dalam filsafat metafisika, hakikat manusia bisa dianggap sebagai rasionalitas, kesadaran, atau kemampuan berpikir dan merasakan.

Pengertian Hakikat dalam Islam

Secara terminologi, hakikat dapat diartikan sebagai rahasia yang paling dalam dari segala amal, inti dari syariat dan akhir dari perjalanan yang ditempuh oleh seorang sufi.

Hakikat yang disebut sebagai kebenaran adalah makna terdalam dari praktik dan petunjuk yang ada pada syariat dan tarikat.

Dapat disimpulkan bahwa hakikat adalah kalimat atau ungkapan yang digunakan untuk menunjukkan makna yang yang sebenarnya atau makna yang paling dasar dari sesuatu seperti benda, kondisi atau pemikiran, Akan tetapi ada beberapa yang menjadi ungkapan yang sudah sering digunakan dalam kondisi tertentu, sehingga menjadi semacam konvensi, hakikat seperti disebut sebagai hakikat secara adat kebiasaan.

Hakikat di Bidang Keagamaan

Hakikat adalah istilah yang sering digunakan dalam berbagai konteks untuk merujuk pada sifat dasar atau esensi sesuatu. Dalam konteks ini, hakikat mengacu pada kebenaran yang mendasari atau inti dari suatu hal. Lebih luas lagi, hakikat juga bisa merujuk pada pemahaman mendalam tentang keberadaan, realitas, eksistensi, atau sifat sejati suatu entitas.

Di bidang keagamaan, hakikat biasanya dikaitkan dengan pemahaman tentang Tuhan atau Tuhan yang sebenarnya. Pengertian hakikat dalam konteks ini mencakup kebenaran tentang sifat dan karakteristik Allah, serta pemahaman mendalam tentang hubungan manusia dengan-Nya.

Hakikat Tuhan sering dianggap sebagai sesuatu yang tidak bisa dipahami secara sepenuhnya oleh manusia, tetapi upaya untuk mengenal hakikat Tuhan tetap menjadi fokus utama dalam banyak agama.

Hakikat dalam Kehidupan Sehari-Hari

Hakikat juga dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dengan mengarahkan kita untuk lebih memahami dan menghargai kebenaran yang mendasar dari segala sesuatu. Dengan memahami hakikat suatu hal, kita dapat memperoleh pemahaman yang lebih dalam tentang dunia dan kehidupan ini.

Misalnya, dalam hubungan antarmanusia, pemahaman tentang hakikat manusia sebagai makhluk sosial dapat membantu kita untuk lebih menghargai dan memahami kebutuhan, aspirasi, dan emosi orang lain. Dengan memahami hakikat manusia, kita dapat membangun hubungan yang lebih baik dan menciptakan lingkungan yang lebih harmonis.

Dalam persoalan lingkungan, pemahaman tentang hakikat alam dapat membantu kita untuk menyadari bahwa alam memiliki keseimbangan yang rapuh dan bahwa kita sebagai manusia memiliki tanggung jawab untuk menjaganya.

Dengan memahami hakikat alam, kita dapat mengambil tindakan yang bertanggung jawab terhadap lingkungan, seperti mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, menghemat air, atau mendukung program pelestarian hewan dan tumbuhan langka. (mdk/nof)