Harga Minyak Goreng Melonjak, Perajin Tahu Sumedang Terpaksa Lakukan Ini
Merdeka.com - Kenaikan harga minyak goreng selama dua pekan terakhir di wilayah Kabupaten Sumedang, Jawa Barat cukup membuat pedagang serta pengusaha tahu setempat menjerit.
Menurut salah satu pedagang di Kelurahan Cipameungpeuk, Kecamatan Sumedang Selatan, melonjaknya harga bahan pokok tersebut cukup berdampak terhadap omzet yang diperoleh dari hasil penjualan tahu.
Tak hanya itu, pedagang di sana juga terpaksa melakukan siasat dengan memperkecil ukuran tahu agar tidak semakin merugi. Melansir YouTube Jurnal Suma Selasa (02/11) berikut informasi selengkapnya.
-
Bagaimana pengusaha tempe tahu mengatasi kenaikan harga kedelai? Akibat dampak ini, sejumlah produsen menaikkan harga jualnya, memperkecil ukuran tahu dan tempe, hingga mengurangi produksi.
-
Bagaimana perajin tempe menghadapi kenaikan harga kedelai? Karena hal ini, para perajin tempe terpaksa mengurangi jumlah produksi tempe. Ada pula dari mereka yang mengecilkan ukuran tempe dan ada juga yang menaikkan harga jual.
-
Kenapa produsen tahu di Purwakarta perkecil ukuran tahu? Agar tidak merugi saat tidak menaikkan harga, Nana lebih memilih memperkecil ukuran tahu buatannya.'Supaya tak merugi sekaligus menghemat biaya produksi, terpaksa kami memperkecil ukurannya,' kata dia, Kamis (23/11), mengutip Liputan6.
-
Apa yang menyebabkan harga singkong meningkat? Saat ditemui wartawan, seorang penjual singkong dan ubi jalar di Pasar Kopro, Wartini mengaku jika saat ini terjadi peningkatan penjualan.Menurutnya, hal ini seiring dengan tingkat konsumsi umbi-umbian tersebut yang juga tinggi di tengah harga beras yang belum turun.
-
Kenapa harga beras naik di Jawa Tengah? Kenaikan ini dinilai signifikan dengan kondisi kemarau panjang yang sedang melanda berbagai daerah di Jawa Tengah.
-
Dimana harga bahan pangan naik? Tak hanya beras, harga sejumlah bahan pangan di Jakarta terpantau merangkak naik.
Sulit untuk Bangkit
Pedagang Tahu Sumedang Menjerit Imbas Kenaikan Harga Minyak Goreng ©2021 YouTube Jurnal Suma/ Merdeka.com
Dimar, salah seorang pedagang tahu di wilayah Cipameungpeuk, Sumedang Selatan mengatakan jika kenaikan harga minyak goreng tersebut cukup membuat usahanya sulit.
Ia mengaku, kenaikan tersebut berdampak terhadap turunnya daya beli konsumen hingga membuat omzetnya kian menipis.
“Kenaikan ini sangat terasa ke semua pedagang tahu Sumedang, bahkan untuk omzet itu sangat menipis dan kami sulit untuk bangkit. Kami berharap harga minak goreng bisa kembali normal seperti semula” terangnya kepada wartawan, Jumat (29/10)
Harga Mencapai Rp17 ribu Per Kilogram
Pedagang Tahu Sumedang Menjerit Imbas Kenaikan Harga Minyak Goreng ©2021 YouTube Jurnal Suma/ Merdeka.com
Saat disinggung soal harga, Dimar mengakui kenaikan tersebut cukup tinggi selama dua minggu terakhir. Sebelumnya minyak goreng curah bisa ia dapatkan seharga Rp13.500 sampai Rp14.000, namun usai mengalami kenaikan, harga langsung melambung di angka Rp17.000.
Dirinya bersama pedagang tahu di sana berharap agar pemerintah bisa memperhatikan kondisi pedagang. Mengingat selama penerapan PPKM ini para penjual dan pengusaha tahu Sumedang sulit untuk bertahan
“Sudah dua minggu kebelakang harga minyak goreng Rp17.500 di pasaran pedagang, kalau harga normalnya kurang lebih Rp13.000 sampai Rp14.000. Semoga pemerintah memperhatikan hal ini” katanya. (mdk/nrd)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kenaikan harga dolar AS ini menyebabkan nilai tukar Rupiah melemah dan harga kedelai impor pun melonjak drastis.
Baca SelengkapnyaNaiknya harga kedelai sejak awal November membuat produsen tahu menjerit
Baca SelengkapnyaKenaikan harga membuat penjual dan pembeli sama-sama merana
Baca SelengkapnyaHarga beras mengalami kenaikan sejak tanggal 1 September. Bahkan untuk harga beras kualitas premium saat ini sudah menyentuh Rp15.000/Kg.
Baca SelengkapnyaHarga beras saat ini tengah melonjak sebagai dampak dari kemarau panjang.
Baca SelengkapnyaBahkan, pelanggan terpaksa merogoh uang lebih dari biasanya untuk menambah porsi nasi agar menjadi lebih banyak.
Baca SelengkapnyaKenaikan harga kedelai impor sebagai dampak dari pelemahan nilai tukar rupiah kembali memberatkan para pelaku usaha tempe dan tahu.
Baca SelengkapnyaSaat ini harga beras kualitas premium rata-rata telah mencapai Rp18.000 per kilogram. Angka ini naik hingga 20 persen dari harga normal tahun 2023.
Baca SelengkapnyaIndustri tahu di Dusun Kanoman muncul sejak tahun 1956. Kini mereka mengalami masa-masa sulit.
Baca SelengkapnyaRoy menyampaikan, Aprindo tidak memiliki wewenang untuk mengatur dan mengontrol harga yang ditentukan oleh produsen bahan pokok.
Baca SelengkapnyaKenaikan ini dipengaruhi oleh pasokan gabah dari petani terbatas akibat panen padi di tingkat petani menurun.
Baca SelengkapnyaKemarau panjang membuat petani padi di berbagai daerah terancam gagal panen.
Baca Selengkapnya