Hasilnya Tak Akurat, Dinkes Kota Tangerang Imbau Warga Tak Lakukan Antigen Sendiri
Merdeka.com - Dinas Kesehatan Kota Tangerang, Banten, mengimbau masyarakat agar tak melakukan tes usap antigen sendiri karena bisa memberikan hasil yang tidak akurat saat pengambilan sampel.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangerang, dr Dini Anggraeni pada Rabu (23/2) mengungkapkan, arahan ini mengacu kepada Keputusan Menteri Kesehatan 446/2021 yang mengatur ketentuan dan prosedur tes cepat berbasis antigen yang tidak bisa dilakukan sendiri.
Selain itu, ia juga menyebut ada beberapa resiko yang berpotensi dialami saat melakukan tes antigen yang tidak sesuai dengan prosedur kesehatan.
-
Kenapa tes sidik jari diragukan para ahli? Banyak ahli di bidang psikologi dan pendidikan meragukan akurasi serta validitas dari tes tersebut.
-
Siapa yang meragukan tes sidik jari? Banyak ahli di bidang psikologi dan pendidikan meragukan akurasi serta validitas dari tes tersebut.
-
Kenapa Pemprov DKI meminta warga menjaga kebersihan? Warga diimbau menjaga kebersihan rumah dan lingkungan sekitar tempat tinggalnya.
-
Dimana tim khusus Kemenkes mengambil sampel? Dikutip dari ANTARA, tim peneliti itu mengambil sampel darah penderita DBD, kemudian mengambil sampel nyamuk dan jentik nyamuk di lima lokasi penelitian.
-
Kenapa OJK meminta masyarakat hati-hati soal KTP? Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi dan Pelindungan Konsumen OJK, Friderica Widyasari Dewi menyampaikan terdapat bahaya besar dari pencurian data pribadi yang terekam di KTP.
-
Kenapa tes kesehatan penting untuk Pilkada Jakarta? Maka dari itu, tes Kesehatan ini menjadi sangat penting, karena seorang pemimpin harus sehat secara jasmani dan rohani.'ini juga mengindikasikan para pemimpin warga Jakarta harus sehat salah satunya olahraga mengkonsumsi makanan yang baik,' sambung RK.
Berikut informasinya
Berpotensi Memicu Penularan Covid-19
Pemudik diswab Tes Antigen
©2021 Liputan6.com/Angga Yuniar
Dini mengatakan, sejumlah risiko berpotensi terjadi saat seseorang melaksanakan tes usap antigen sendiri, salah satunya penyebaran Covid-19.
Hal itu dikarenakan limbah bekas tes usap akan berakhir menjadi sampah limbah rumah tangga, dan tak tertangani sesuai prosedur pengelolaan limbah infeksius.
“Hal ini juga bisa memiliki potensi penularan COVID-19. Karena, limbah dari pemeriksaan 'swab' (tes usap) sendiri dibuang menjadi sampah rumah tangga, yang seharusnya ditangani sesuai mekanisme penanganan limbah infeksius,” katanya.
Dapat Melukai Pembuluh Darah di Rongga Hidung
©2021 Liputan6.com/Angga Yuniar
Risiko lain yang berpotensi terjadi adalah terlukanya pembuluh darah di rongga hidung. Selain itu, tak sedikit kemungkinan juga terjadinya patah atau tersedak hingga tertelan.
“Pada saat melakukan 'swab' dan tidak memahami anatomi tubuh, bisa terjadi tangkai 'swab' patah dan menyebabkan rasa sakit dan menimbulkan masalah kesehatan baru,” jelasnya.
Tes Dilakukan di Puskesmas
©2021 Liputan6.com/Angga Yuniar
Maka dari itu, Dini mengimbau masyarakat di wilayahnya yang mengalami gejala Covid-19, maupun baru melakukan kontak erat dengan pasien agar melakukan tes usap antigen dan PCR di puskesmas terdekat
“Jika ingin 'swab' antigen atau PCR secara mandiri, kami pun mengimbau untuk dilakukan di lokasi yang terdaftar, punya izin atau terpantau dengan Kemenkes sehingga, SDM dan alat yang digunakan sudah terpantau dan diakui aman oleh Kemenkes. Jangan beli dan menggunakan alat 'swab' antigen sendiri, bahaya,” pungkasnya seperti dilansir dari Antara. (mdk/nrd)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dinas Lingkungan mengungkapkan, data di situs informasi kualitas udara dunia IQAir tidak akurat.
Baca SelengkapnyaBeredar Surat Edaran (SE) Kementerian Kesehatan mewajibkan masyarakat pakai masker, benarkah?
Baca SelengkapnyaDilihat dari situs IQAir, indeks kualitas udara DKI Jakarta 153 AQI US.
Baca SelengkapnyaKepala Dinkes Sumsel Trisnawarman menegaskan, pihaknya telah memeriksa sampel swab pasien J. Hasilnya diketahui negatif cacar monyet.
Baca SelengkapnyaPenyiraman air untuk mengurangi polusi dinilai tidak efektif jika areanya besar.
Baca SelengkapnyaTilang dinilai tidak efektif untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat dalam melakukan uji emisi.
Baca SelengkapnyaPemerintah Kota Tangerang Selatan mengimbau masyarakat agar tidak panik dan tetap waspada.
Baca SelengkapnyaHal ini berdasarkan kajian Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta
Baca SelengkapnyaStandar konsentrasi baku mutu Indonesia memakai 55 mikrogram per meter kubik.
Baca SelengkapnyaSebelumnya, Budi menyatakan vaksin cacar monyet masih menyasar kelompok tertentu, seperti penderita HIV.
Baca SelengkapnyaAdapun kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
Baca SelengkapnyaTingkat polusinya bahkan melampaui standar aman dari WHO.
Baca Selengkapnya