Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Ini Jawaban Pemerintah Kenapa Tak Terapkan Lockdown, dari Kesiapan hingga Dampak

Ini Jawaban Pemerintah Kenapa Tak Terapkan Lockdown, dari Kesiapan hingga Dampak Alasan Kemenkes Tidak Terapkan Lockdown. ©2020 Merdeka.com (Youtube : Deddy Corbuzier)

Merdeka.com - Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan, Achmad Yurianto, menjelaskan alasan mengapa Indonesia tidak melakukan lockdown seperti negara-negara lain. Melalui podcast di kanal Youtube Deddy Corbuzier, Yuri memberikan jawaban.

Menurutnya, metode lockdown bukanlah solusi tepat untuk menekan penyebaran virus corona di Indonesia. Lebih lanjut lagi, Yuri juga menjelaskan beberapa alasan utama Indonesia tidak menerapkan metode lockdown di tengah wabah virus corona ini.

Yuri menyebut, ada tiga alasan, di antaranya masalah geografis, kesiapan, dan dampak yang mungkin ditimbulkan.

Orang lain juga bertanya?

Masalah Geografis

Menanggapi banyaknya permintaan untuk melakukan lockdown, Achmad Yurianto menjelaskan bahwa melakukan lockdown di wilayah Indonesia merupakan hal yang sulit. Sebab, Indonesia merupakan negara kepulauan.

juru bicara penanganan virus corona achmad yurianto

Liputan6.com/Faizal Fanani

"Kita tidak berbicara tentang bagaimana me-lockdown pada situasi yang sekarang ini. Karena terus terang, satu, tidak mudah melakukan lockdown di wilayah mana pun di Indonesia. Ini negara gugus kepulauan," jelas Yuri saat ditanya Deddy Corbuzier di video terbarunya.

"Kemudian yang kedua, juga apakah kemudian mampu kita meyakini bahwa daerah yang di-lockdown itu mampu mandiri. Apa tidak ini malah membuat permasalah menjadi rumit? Menjadi kusut? Apakah betul diyakini bisa menghentikan penularan dengan lockdown?" ungkap Achmad Yurianto dilansir dari Kapanlagi.com.

Situasi dan Kondisi yang Berbeda

Lebih jelas lagi, Yurianto menegaskan bahwa lockdown bukan merupakan tren yang harus diikuti, melainkan urusan manajemen. Karena setiap negara memiliki situasi dan kondisi yang berbeda-beda, sehingga metode yang sukses di suatu negara belum tentu cocok untuk diterapkan oleh negara lain.

"Bukan sebuah pilihan yang terbaik, kalau kita akan berbicara tentang lockdown. Oleh karena itu, sebenarnya sulit untuk kita menempatkan bahwa, 'kita mestinya harus lockdown dan seperti yang lain'. Ini masalah manajemen, tidak bisa nge-tren kan. Sana tren-nya setelah ini, ini. Kalau kita juga belum tentu, kondisinya tidak sama kan. Beda betul. Disparitasnya juga beda," tutur Yuri.

Bukan Metode yang Tepat

Melihat kondisi Indonesia, Yuri mengungkapkan pernyataan setujunya dengan keputusan yang diambil oleh presiden untuk membatasi pertemuan dengan banyak orang dibandingkan lockdown.

alasan kemenkes tidak terapkan lockdown

2020 Merdeka.com (Youtube: Deddy Corbuzier)

Lewat podcast tersebut, Achmad Yurianto juga menekankan bahwa kebijakan yang dimaksud bukan berarti mengurangi produktivitas.

"Oleh karena itu, benar bahwa pilihan yang terbaik [adalah] apa yang disampaikan oleh presiden tadi. Kita batasi kemungkinan untuk bertemu dengan banyak orang dalam situasi yang sangat dekat. Tetapi, bukan tanpa produktivitas. Sehingga presiden beberapa kali mengatakan bekerja dari rumah, belajar di rumah, ibadah di rumah. Bukan berarti libur!" tandas Achmad Yurianto. (mdk/anf)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Jokowi ke Menkes soal Kasus Covid-19: Amati Betul Secara Detail Perkembangannya Seperti Apa
Jokowi ke Menkes soal Kasus Covid-19: Amati Betul Secara Detail Perkembangannya Seperti Apa

Informasi Jokowi terima dari Menkes, kasus Covid-19 masih dalam kondisi yang baik meski memang ada kenaikan.

Baca Selengkapnya
Indonesia Gagal Dapat Dana Pandemic Fund
Indonesia Gagal Dapat Dana Pandemic Fund

Dana yang disalurkan Pandemic Fund digunakan untuk pencegahan, kesiapsiagaan, dan respons menghadapi pandemi berikutnya.

Baca Selengkapnya
Klaim Pandemi Covid-19 Rekayasa Muncul Lagi, Begini Kata Kemenkes
Klaim Pandemi Covid-19 Rekayasa Muncul Lagi, Begini Kata Kemenkes

Bahkan, muncul narasi menyatakan bahwa virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 tidak ada.

Baca Selengkapnya
Kemenkes Tak Sarankan Penyemprotan Air untuk Mengurangi Polusi Udara
Kemenkes Tak Sarankan Penyemprotan Air untuk Mengurangi Polusi Udara

Penyiraman air untuk mengurangi polusi dinilai tidak efektif jika areanya besar.

Baca Selengkapnya
AHY: Saya Khawatir IKN Mangkrak, Rakyat Kita Menderita
AHY: Saya Khawatir IKN Mangkrak, Rakyat Kita Menderita

AHY mengatakan proyek IKN jangan selamanya dijadikan patokan untuk menampilkan sebuah warisan pemerintahan Jokowi

Baca Selengkapnya
VIDEO: Tak Puas! Prabowo Dengar Jawaban Anies Atasi Polusi Jakarta & Salahkan Angin
VIDEO: Tak Puas! Prabowo Dengar Jawaban Anies Atasi Polusi Jakarta & Salahkan Angin

Capres Prabowo menanyakan soal dana triliunan rupiah yang diberikan untuk Pemprov DKI Jakarta guna menangani polusi di Jakarta

Baca Selengkapnya
Pemprov DKI Pastikan Tak Terapkan Ganjil Genap 24 Jam
Pemprov DKI Pastikan Tak Terapkan Ganjil Genap 24 Jam

Pengamat kebijakan publik dari Universitas Trisakti Trubus Rahadiansyah menilai penerapan ganjil-genap 24 jam tidak efektif untuk menekan polusi udara di DKI.

Baca Selengkapnya
Masih Pro Kontra, Kemenkes Tunda Pelepasan Nyamuk Wolbachia di Bali
Masih Pro Kontra, Kemenkes Tunda Pelepasan Nyamuk Wolbachia di Bali

Nyamuk Wolbachia diyakini bisa mencega penyebaran DBD

Baca Selengkapnya
Kasus Covid-19 Muncul lagi, Sekda Jateng Sebut yang Terpapar Karena Belum Booster
Kasus Covid-19 Muncul lagi, Sekda Jateng Sebut yang Terpapar Karena Belum Booster

Terkait mobilisasi orang yang banyak berpotensi terjadi pada liburan Natal dan Tahun Baru, pemerintah belum mengeluarkan kebijakan pembatasan perjalanan.

Baca Selengkapnya
Dharma Berapi-api Saat Ditanya Ridwan Kamil Soal Covid-19: Semua Itu Hanya Omong Kosong
Dharma Berapi-api Saat Ditanya Ridwan Kamil Soal Covid-19: Semua Itu Hanya Omong Kosong

Calon Gubernur Jakarta Dharma Pongrekun berapi-api saat menjelaskan badai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya
CEK FAKTA: Hoaks Imbauan Pakai Masker Akibat Muncul Virus Amoeba
CEK FAKTA: Hoaks Imbauan Pakai Masker Akibat Muncul Virus Amoeba

Jangan mudah percaya dan cek setiap informasi yang kalian dapatkan.

Baca Selengkapnya
Akhirnya, Menhub Budi Buka-bukaan soal Penyebab Fenomena Bandara Kosong di Indonesia
Akhirnya, Menhub Budi Buka-bukaan soal Penyebab Fenomena Bandara Kosong di Indonesia

Menhub mengatakan, salah satu penyebab utama adalah penurunan drastis populasi pesawat di dunia, yang membuat banyak pabrikan tidak beroperasi dengan baik.

Baca Selengkapnya