Ini Jawaban Pemerintah Kenapa Tak Terapkan Lockdown, dari Kesiapan hingga Dampak
Merdeka.com - Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan, Achmad Yurianto, menjelaskan alasan mengapa Indonesia tidak melakukan lockdown seperti negara-negara lain. Melalui podcast di kanal Youtube Deddy Corbuzier, Yuri memberikan jawaban.
Menurutnya, metode lockdown bukanlah solusi tepat untuk menekan penyebaran virus corona di Indonesia. Lebih lanjut lagi, Yuri juga menjelaskan beberapa alasan utama Indonesia tidak menerapkan metode lockdown di tengah wabah virus corona ini.
Yuri menyebut, ada tiga alasan, di antaranya masalah geografis, kesiapan, dan dampak yang mungkin ditimbulkan.
-
Bagaimana penanganan Covid-19 di Indonesia? Jokowi memilih menggunakan strategi gas dan rem sejak awal untuk menangani pandemi Covid-19. Gas dan rem yang dimaksudkan Jokowi diimplementasikan dalam tiga strategi yakni penanganan kedaruratan kesehatan, jaring pengaman sosial, dan pemulihan ekonomi. Inilah yang kemudian menjadi ujung tombak dalam penanganan Covid-19 di Indonesia.
-
Kenapa sekolah di lockdown? Menanggapi situasi ini, pihak sekolah segera mengambil langkah tegas dengan menerapkan lockdown selama 14 hari.
-
Kenapa demam berdarah jadi masalah di Indonesia? Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu penyakit yang banyak dialami oleh masyarakat Indonesia.
-
Apa dampak pandemi Covid-19? Pandemi Covid-19 mengubah tatanan kesehatan dan ekonomi di Indonesia dan dunia. Penanganan khusus untuk menjaga keseimbangan dampak kesehatan akibat Covid-19 serta memulihkan ekonomi harus dijalankan.
-
Mengapa Covid-19 menjadi pandemi global? Pandemi Covid-19 telah menjadi salah satu peristiwa paling berdampak di abad ke-21. Penyakit yang disebabkan oleh virus corona jenis baru ini telah menginfeksi lebih dari 200 juta orang dan menewaskan lebih dari 4 juta orang di seluruh dunia.
-
Kenapa Dharma Pongrekun menolak istilah COVID-19? 'Saya sangat memahami mengenai pandemi ini. Ini adalah agenda tersembunyi dari luar negeri untuk mengambil alih kedaulatan negara kita. Hal ini menunjukkan betapa lemahnya bangsa ini hingga harus mengikuti istilah yang ditetapkan, mengapa tidak menggunakan istilah Tofik, kenapa harus mengikuti COVID?,' ungkap Dharma.
Masalah Geografis
Menanggapi banyaknya permintaan untuk melakukan lockdown, Achmad Yurianto menjelaskan bahwa melakukan lockdown di wilayah Indonesia merupakan hal yang sulit. Sebab, Indonesia merupakan negara kepulauan.
Liputan6.com/Faizal Fanani
"Kita tidak berbicara tentang bagaimana me-lockdown pada situasi yang sekarang ini. Karena terus terang, satu, tidak mudah melakukan lockdown di wilayah mana pun di Indonesia. Ini negara gugus kepulauan," jelas Yuri saat ditanya Deddy Corbuzier di video terbarunya.
"Kemudian yang kedua, juga apakah kemudian mampu kita meyakini bahwa daerah yang di-lockdown itu mampu mandiri. Apa tidak ini malah membuat permasalah menjadi rumit? Menjadi kusut? Apakah betul diyakini bisa menghentikan penularan dengan lockdown?" ungkap Achmad Yurianto dilansir dari Kapanlagi.com.
Situasi dan Kondisi yang Berbeda
Lebih jelas lagi, Yurianto menegaskan bahwa lockdown bukan merupakan tren yang harus diikuti, melainkan urusan manajemen. Karena setiap negara memiliki situasi dan kondisi yang berbeda-beda, sehingga metode yang sukses di suatu negara belum tentu cocok untuk diterapkan oleh negara lain.
"Bukan sebuah pilihan yang terbaik, kalau kita akan berbicara tentang lockdown. Oleh karena itu, sebenarnya sulit untuk kita menempatkan bahwa, 'kita mestinya harus lockdown dan seperti yang lain'. Ini masalah manajemen, tidak bisa nge-tren kan. Sana tren-nya setelah ini, ini. Kalau kita juga belum tentu, kondisinya tidak sama kan. Beda betul. Disparitasnya juga beda," tutur Yuri.
Bukan Metode yang Tepat
Melihat kondisi Indonesia, Yuri mengungkapkan pernyataan setujunya dengan keputusan yang diambil oleh presiden untuk membatasi pertemuan dengan banyak orang dibandingkan lockdown.
2020 Merdeka.com (Youtube: Deddy Corbuzier)
Lewat podcast tersebut, Achmad Yurianto juga menekankan bahwa kebijakan yang dimaksud bukan berarti mengurangi produktivitas.
"Oleh karena itu, benar bahwa pilihan yang terbaik [adalah] apa yang disampaikan oleh presiden tadi. Kita batasi kemungkinan untuk bertemu dengan banyak orang dalam situasi yang sangat dekat. Tetapi, bukan tanpa produktivitas. Sehingga presiden beberapa kali mengatakan bekerja dari rumah, belajar di rumah, ibadah di rumah. Bukan berarti libur!" tandas Achmad Yurianto. (mdk/anf)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Informasi Jokowi terima dari Menkes, kasus Covid-19 masih dalam kondisi yang baik meski memang ada kenaikan.
Baca SelengkapnyaDana yang disalurkan Pandemic Fund digunakan untuk pencegahan, kesiapsiagaan, dan respons menghadapi pandemi berikutnya.
Baca SelengkapnyaBahkan, muncul narasi menyatakan bahwa virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 tidak ada.
Baca SelengkapnyaPenyiraman air untuk mengurangi polusi dinilai tidak efektif jika areanya besar.
Baca SelengkapnyaAHY mengatakan proyek IKN jangan selamanya dijadikan patokan untuk menampilkan sebuah warisan pemerintahan Jokowi
Baca SelengkapnyaCapres Prabowo menanyakan soal dana triliunan rupiah yang diberikan untuk Pemprov DKI Jakarta guna menangani polusi di Jakarta
Baca SelengkapnyaPengamat kebijakan publik dari Universitas Trisakti Trubus Rahadiansyah menilai penerapan ganjil-genap 24 jam tidak efektif untuk menekan polusi udara di DKI.
Baca SelengkapnyaNyamuk Wolbachia diyakini bisa mencega penyebaran DBD
Baca SelengkapnyaTerkait mobilisasi orang yang banyak berpotensi terjadi pada liburan Natal dan Tahun Baru, pemerintah belum mengeluarkan kebijakan pembatasan perjalanan.
Baca SelengkapnyaCalon Gubernur Jakarta Dharma Pongrekun berapi-api saat menjelaskan badai pandemi Covid-19.
Baca SelengkapnyaJangan mudah percaya dan cek setiap informasi yang kalian dapatkan.
Baca SelengkapnyaMenhub mengatakan, salah satu penyebab utama adalah penurunan drastis populasi pesawat di dunia, yang membuat banyak pabrikan tidak beroperasi dengan baik.
Baca Selengkapnya